Astrid Lindgren mungkin sebuah nama yang sudah tidak asing lagi di telinga para bookreader. Seorang penulis wanita asal Swedia yang sebagian besar bukunya berisi tentang dunia anak anak. Sebut saja seperti Pippi Longstocking, Emil i Lonneberga, Karlsson on the Roof dan The six Bullerby Children. Bahkan beberapa karya tulisan Astrid sudah ada yang berhasil diangkat ke layar lebar.
Dan gue termasuk golongan aneh yang bisa bisanya tidak tahu siapa Astrid Lindgren. Sebegitu terkenalnya penulis ini tapi gue bisa tidak familiar dengan buku ceritanya. Hahaha. Dasarlah emang.
Tapi ga masalah deh. Tidak ada istilah terlambat untuk mengenal dan mengetahui apa yang belum kita tahu. Dan tentu saja gue punya cara sendiri untuk itu. Yup, gue langsung mengunjungi kota kelahirannya, mengunjungi museum dan rumah masa kecilnya, sampai mengunjungi tempat tempat yang menjadi inspirasi cerita beliau.
Astrid Lindgren lahir pada tanggal 14 November 1907, dari pasangan Samuel August dan Hanna Jonsson, di sebuah kota bernama Vimmerby, Småland, Swedia. Tepatnya di sebuah kawasan farm place bernama Näs.
Dari sinilah kunjungan gue dimulai untuk lebih mengenal cerita dan kehidupan sang penulis terkenal ini.
ASTRID LINDGREN’S WORLD
Astrid Lindgren’s World berlokasi di kota Vimmerby, Småland, Swedia. Merupakan kawasan theme park yang mewakili berbagai karya tulisan Astrid Lindgren. Semuanya dirangkum menjadi satu di kawasan Astrid Lindgren’s World ini.
Tidak hanya itu, Astris Lindgren’s World juga meliputi berbagai fasilitas seperti restoran, cafe, tempat bermain, toko souvenir, sampai taman asri yang terdiri dari jejeran pohon cherry dan beberapa jenis bunga.
Tidak hanya kalangan anak anak, tapi golongan dewasa pun tidak mau ketinggalan memasuki kawasan theme park yang lumayan luas ini. Selain orang tua yang memang sengaja datang bersama anak anak mereka, ada juga pasangan yang melenggang berdua. Pun beberapa kelompok remaja yang mungkin rindu dan mengulang nostalgia akan tulisan Astrid Lindgren semasa mereka kecil. Atau bisa juga, sewaktu kecil mereka belum sempat mengunjungi tempat ini. Atau lagi, bisa jadi seperti gue (edisi khusus. sama sekali tidak tau tentang tulisan tulisan beliau sebelumnya). Hahaha.
Harga tiket dua tahun lalu sekitar 380 Sek atau setara 600 ribu rupiah. Kalau sekarang gue kurang tau.
Para pengunjung berkesempatan melihat rumah rumah dalam cerita Pippi Longstocking, Emil i Lonneberga, Karlsson on the Roof dan The six Bullerby Children, dan sekaligus bisa masuk ke dalamnya.
Rumah rumah tersebut dibangun persis seperti rumah betulan. Ada halaman, pagar, dan di dalamnya juga tersedia perabotan perabotan layaknya sebuah hunian. Walaupun jumlahnya tidak begitu banyak.






Khusus anak anak, berkesempatan juga bisa bertemu langsung dengan tokoh tokoh dalam cerita Astrid Lindgren, seperti Pippi dan Emil. Gue melihat ramainya anak anak menatap gembira para tokoh ini. Berlomba untuk bisa maju ke depan dan bersalaman langsung dengan mereka.
Ada satu lokasi di dalam kawasan Astrid Lindgrend’s World yang lumayan menarik perhatian gue. Lokasi yang terdiri dari beberapa miniatur bangunan. Mini banget sih ga ya. Tingginya kurang lebih satu setengah meter. Miniatur ini menggabarkan kota Vimmerby, yang tak lain merupakan kota asal sang penulis.

Miniatur yang dibuat menyerupai kota aslinya. Rasanya lucu dan asik aja berjalan di lorong jalan dengan bangunan bangunan yang tingginya tidak terlalu beda dengan gue.
Efek dari menyaksikan kota buatan ini, kami pun berniat mengunjungi pusat kota Vimmerby yang letaknya tak begitu jauh dari Astrid Lingren’s World.

Setibanya di pusat kota, lumayan surprise juga. Berasa keren karena miniatur yang kami lihat sebelumnya memang mirip dengan bangunan aslinya. Gedung berwarna pink yang menjadi landmark Vimmerby berdiri kokoh ditengah alun alun kota. Belum lagi beberapa gedung lain. Bentuknya mirip minitaur tadi.
ASTRID LINDGREN’S NÄS
Memasuki Näs, langsung disambut bangunan kaca dan wajah Astrid dalam ukuran besar. Gedung ini merupakan museum exhibition yang menjadi pusat pengetahuan tentang perjalanan hidup seorang Astrid Lindgren.
Mulai dari masa kecilnya, kehidupan pribadinya, sampai perkembangan karirnya sehingga menjadi seorang penulis terkenal.
Beberapa gambar karikatur Astrid bisa dilihat di gedung Näs. Penjelasan gambar demi gambar, bisa didengar melalui alat audio yang dibagikan petugas di pintu loket masuk. Cukup mengarahkan audio ke tanda headset, selanjutnya tinggal mendengar saja.
Astrid Lindgren juga pernah menentang pemerintah Swedia atas pengenaan pajak penghasilan yang sangat tinggi terhadap dirinya. Bermodalkan kebesaran namanya, Astrid Lindgren langsung mendapat dukungan dari sebagian besar warga Swedia. Wajar saja, tidak sedikit kalangan yang fanatik akan sosok beliau di saat itu.
Dan konon, masyarakat Swedia pernah mengkritik pemerintahnya, kenapa seorang Astrid Lindgren tidak pernah menerima hadiah nobel atas karya tulisannya? Sampai akhirnya Astrid memperoleh apresiasi sekitar bulan November 2015, melalui cetakan uang kertas senilai 20 Sek yang berisi gambar wajah sang penulis. Menyamai penulis wanita Swedia sebelumnya Selma Lagerlöf, yang sudah terlebih dahalu menerima apresiasi ini.

Astrid Lindgren memiliki dua orang anak. Yang pertama bernama Lars, dari hasil hubungannya dengan seorang editor, dan yang kedua bernama Karin, dari pernikahannya dengan Sture Lindgren.
Suatu waktu di saat winter, Astrid berjalan di sekitar jalanan Stockholm. Di jalanan yang licin tersebut Astrid terjatuh. Mengakibatkan cidera parah yang mengharuskannya istirahat dalam waktu yang lama.
Dan dari sinilah kisah cerita Pippi Longstocking dimulai. Selama masa pemulihan kakinya, Astrid Lindgren menghabiskan waktunya untuk menulis. Tulisan yang memang khusus dipersembahkan kepada putrinya Karin, sebagai hadiah ulangtahun yang ke 10. Berkas asli ketikan Pippi Longstocking berikut mesin ketiknya masih bisa dilihat di museum Näs.

Di dalam museum ini juga terdapat setumpuk buku yang disusun saling bertindihan. Buku yang secara tidak langsung memberikan arti betapa dunia menulis dan membaca sangat erat dengan kehidupan Astrid Lindgren.
Tinggal beberapa langkah dari museum, kami sampai di sebuah rumah kayu berwarna merah. Rumah sederhana tapi masih terawat. Di rumah inilah Astrid Lindgren lahir dan menghabiskan masa kecilnya.


Namun pengunjung tidak diperbolehkan masuk ke dalam rumah. Hanya bisa melihat dari halaman luar saja. Konon, orang tua Astrid hanya menyewa rumah ini dari pihak gereja. Jadi bukan milik keluarga Astrid. Tidak jauh dari sini, terdapat sebuah bangunan rumah berukuran besar, yang tak lain merupakan rumah kediaman pendeta di jaman itu.
Meskipun Astrid Lindgren bukanlah idola gue, tapi selalu senang jika melihat kota bahkan rumah kelahiran tokoh terkenal. Amazing aja rasanya. Dan tentunya menjadi pengalaman yang mengasikkan bisa melihat langsung di dunia nyata tempat dimana mereka lahir dan dibesarkan. See you in my next story
“Semua foto hanya menggunakan camera handphone”
Huaaaa beliau idola aku. Buku2nya selalu suka bahkan sampai skr kadang2 mau baca lagi 😄. Senangnya bisa lihat foto2nya
LikeLike
Kalau ke Swedia, boleh kunjungin ini non. Bahkan cerita Bullerbyn dan tokoh Emil, beneran loh ada desanya. Aku uda ke sana juga. cuma nulisnya terpisah takot kepanjangan.
LikeLike