Ehhh…siapa yang suka blueberry? Lingonberry barangkali? Atau Rapsberry?
Berhubung summer masih lama, jadi mari kita menghayal yang enak enak saja. Kali ini, gue akan bercerita tentang berbagai jenis Berry, yang bisa gue dapatkan secara gratis tanpa batas di sekitar lingkungan gue. Dan…pssstttt…semuanya Ekologis!
Blueberry, Lingonberry, Rapsberry, berbagai jenis berry ini numbuh liar di sekitar hutan dan halaman yang tidak jauh dari hunian gue. Akibat tumbuh secara liar, rasa dan aroma berbagai jenis berry ini pun lumayan berbeda dengan berry di supermarket. Lebih enak dan segar. Bisa gratisan makan berry organik sampai puas, itu sesuatu banget. Mengingat manfaatnya juga sangat baik ke tubuh. So, How Lucky I am.
Yang namanya selai homemade, selalu ready stok di rumah. Bisa sampai setaon dan kami (gue dan suami), jarang membeli selai. Kecuali jenis selai yang jarang atau tidak pernah kami buat.
Pertama sekali melihat blueberry dan lingonberry melimpah ruah di hutan, serasa tidak percaya. Ini beneran blueberry? Karena yang terlihat cuma tanaman semak yang memenuhi lahan hutan. Bukan sebuah pohon besar seperti dalam bayangan gue selama ini. Kebayang kan, setiap jalan di hutan, dimana mana ada buah blueberry. Dan saat itu gue langsung terbayang dengan harga blueberry di supermarket Jakarta.
Memetik blueberry di Swedia itu bebas. Bisa di hutan siapa saja tanpa harus melihat siapa pemiliknya. Selama dikonsumsi sendiri dan bukan diperjualbelikan atau dibisniskan. Meskipun dalam kenyataannya, banyak sekali pekerja musiman yang berdatangan dari negara lain yang mencoba keberuntungan di saat musim blueberry tiba. Mereka memetik blueberry sampai semobil penuh. Kemudian dijual ke agen penampungan.

Tidak sengaja pernah melihat pekerja musiman seperti ini memetik blueberry di lahan hutan sendiri. Mobil pick up penuh dengan keranjang berisi blueberry. Tapi namanya mereka mengadu nasib, kasihan juga kan. Dengar dengar harga blueberry yang mereka petik ditawar murah oleh agen. Padahal memetik bluberry itu lumayan capek loh. Wajah lelah mereka kelihatan sekali. Meskipun kami tau ada bisnis dibalik kegiatan mereka, sangkin ibanya, suami gue sampai membeli satu keranjang. Hitung hitung kami ga perlu memetik lagi.

Cuma satu yang kami dan warga desa suka khawatir, mereka ini jumlahnya banyak. Kadang suka smoking gitu. Rawan kebakaran kan. Makanya tidak sedikit warga di desa gue yang sengaja memasang gembok plang agar pihak lain tidak bebas masuk ke wilayah hutan. Bukan karena blueberrynya, tapi menghindari bahaya kebakaran tadi dari orang orang yang tidak bertanggung jawab. Termasuk juga merusak bibit pinus yang masih muda banget.
BLUEBERY
Blueberry masuk kategori tanaman semak. Berbeda dengan blueberry di Amerika Utara yang katanya bisa mencapai ketinggian empat meter, di Swedia justru sebaliknya. Sangkin kecilnya, sekilas terlihat seperti rumput. Blueberry di hutan Dalarna masuk jenis blueberry semak rendah alias liar. Hampir semua lahan hutan pinus di Dalarna Swedia, dibanjiri semak liar blueberry.
Kapan Blueberry hutan mulai berbuah dan bisa dipetik?
Di saat musim panas. Umumnya sih di bulan Juli sampai pertengahan Agustus. Biasanya di awal bulan Juli, buah mungil blueberry mulai bermunculan.
Dan baru sempurna dipanen sekitar akhir Juli sampai pertengahan Agustus. Sebenarnya sampai akhir Agustus pun masih ada sih, tapi tinggal sedikit. Tergantung cuacalah.
Blueberry liar buahnya tidak sebesar blueberry di supermarket. Warnanya juga jauh lebih gelap dan meninggalkan bekas tajam jika terkena kain dan kulit. Dan juga sangat harum. Harumnya baru tercium setelah menumpuk di wadah. Kalau cuma sebiji dua biji tidak terlalu berasa aromanya. Untuk rasa sudah jelas jauh lebih enak (menurut gue).

Blueberry liar teksturnya sangat lembut dan gampang hancur. Metikinnya harus pake alat. Kalau mengandalkan jari tangan, yang ada malah nginep di hutan ga pulang pulang. Hahahaha.
Alat yang dipakai sangat sederhana, tapi tepat sasaran kerjanya. Seperti sodokan besi dan ada geriginya. Trus tinggal disodok ke semak blueberry. Nanti blueberry otomatis masuk melalui sekat gerigi. Sedangkan daunnya tetap di tanah dan tidak ikut tercabut. Sehingga pertumbuhannya tetap terjaga. Kalau lagi banyak banyaknya, gampang banget penuh, dalam sejam bisa dapat satu setengah ember.


Blueberry bisa diolah menjadi Selai dan Saft (sirup). Untuk menghasilkan selai dengan kualitas yang baik, blueberry harus dibersihkan dari lingonberry muda dan helai daun semak yang masuk ke dalam alat. Bagian membersihkan ini lumayan membosankan. Memakan waktu. Biasanya suami yang lebih sabar.
Berhubung kulitnya sangat lembut dan gampang pecah, blueberry cukup ditempatkan di panci berlubang, dan dicuci sebentar di bawah air kran yang tidak terlalu kencang. Baru dimasak dengan gula pasir. Blueberry disusun berlapis dengan gula pasir secara bergantian. Cuma butuh waktu limabelas menit untuk menghasilkan selai homemade yang luar biasa lezat.
Buat gue, blueberry terlezat yang pernah gue makan ya olahan homemade yang selalu kami buat setiap tahun. Yang dijual di supermarket udah ga doyan. Jika dimasukin freezer, selai blueberry lumayan tahan lama. Harus dimasukin di mangkok plastik, bukan di dalam toples berbahan kaca. Dikhawatirkan bisa retak atau pecah.
Selai blueberry bisa digunakan sebagai pelengkap rasa dessert, roti, pancake dan masih banyak lagi.





Sedangkan untuk saft atau sirup, proses ngebersihinnya lebih mudah. Sekalipun masih tercampur dengan biji lingonberry tidak masalah. Karena blueberry dimasak bersama gula dengan cara disteam. Air menetes ke bawah dan keluar melaui selang. Airnya saja yang diambil, buah blueberrynya tidak perlu. Ada panci yang didesign khusus untuk mengolah sirup ini. Sehingga sangat memudahkan proses pembuatannya.
Sirup blueberry segar banget. Konsistensi air tidak kental seperti sirup yang kebanyakan gula daripada sari buahnya. Tinggal diminum dengan memberi sedikit air atau es batu saja. Ya setidaknya, dengan membuat sendiri, kita taulah apa yang kita konsumsi.
LINGONBERRY
Selain bluberry, Lingonberry adalah buah yang juga banyak memenuhi semak hutan. Buah ini muncul lebih telat dari blueberry. Tapi sudah kelihatan ketika blueberry akan dipanen. Makanya ketika memetik blueberry, lingonberry suka tercampur masuk ke dalam alat. Tapi masih kecil dan berwarna hijau muda atau pink muda. Lingonberry biasanya mulai dipanen di bulan September.

Sebaliknya, ketika memanen lingonberry, giliran sisa sisa blueberry yang suka tercampur ke dalam alat. Jadi setiap memanen kedua berry ini, pasti saling nyampur satu sama lain. Alat yang dipakai juga sama.
Sekilas lingonberry mirip blueberry, tapi detailnya tetap berbeda. Daun dan batangnya lebih keras. Warnanya merah, dan buahnya tidak selembut blueberry. Warna merah lingonberry tidak setajam warna blueberry. Tidak melekat di kulit maupun di helai kain.
Sama halnya dengan blueberry, lingonberry biasanya dibuat menjadi selai dan sirup juga. Bedanya sirup lingonberry lebih sering digunakan di restoran sebagai pilihan minuman. Mungkin karena rasanya lebih ringan, tidak telalu manis dan warnanya pun lebih bening. Selai lingonberry biasanya digunakan sebagi pelengkap menu daging dagingan. Salah satunya, paling sering disantap bersama Swedish Meatballs.



Konon, lingonberry memiliki zat kimia alami, yang mengakibatkan olahan jenis berry ini mampu bertahan lama hingga tahunan sekalipun tidak dimasukin ke dalam freezer. Cukup di suhu kulkas. Dimasukin ke dalam toples kaca, yang sebelumnya sudah disterilkan di dalam oven. Berhubung jumlahnya banyak, kami cukup menyimpan selai lingonberry di dalam Root Cellar, semacam gudang bawah tanah dengan suhu yang relatif stabil di sepanjang musim yang ada. Dan lagi lagi, selai lingonberry buatan sendiri itu jauh lebih nikmat dan segar dibanding restoran dan supermarket. Maaf, sedikit pede ya pemirsahhh.
RAPSBERRY

Kalau Rapsberry numbuh liar di halaman sebelah rumah. Jarang dipetik karena pohonnya rapat banget. Lebih banyak terbuang dan membusuk. Bentuk buahnya tidak sebesar dan semulus di supermarket. Kecil kecil banget. Namun sekalipun kecil, rasanya jauh lebih manis dan segar. Biasanya gue buat smoothie dan selai.


REDCURRENT
Kalau Redcurrent tidak terlalu banyak, cuma sedikit. Sengaja ditanam mendiang mertua dulu. Cukup dipandangi saja. Jadi sama sekali belum pernah dikonsumsi. Redcurrent enak banget dijadikan Gelé. Semacam selai padat mirip jeli gitu deh. Rasanya segar banget. Asam dan manis. Cocok untuk steak daging.

So, kalian punya pengalaman seperti gue kah? memetik blueberry di hutan?
Jika ingin melihat lebih jelas tanaman Blueberry dan Lingonberry di hutan, dan bagaimana cara memetiknya, bisa melihat video di bawah ini.
Semua foto dan video di dalam tulisan ini adalah dokumentasi pribadi ajheris.com
Salam dari Mora,
Dalarna, Swedia.
Helena, baca gele kupikir ganja hahaha. Waahhh kalau aku tinggal di desa yg banyak buah2an kayak gini, betah tiap hari nongkrong di kebun dan hutan. Metikin langsung dimakan 😅. Aku ga suka selai, jadinya ntar kalau main ke tempatmu langsung makan buahnya aja *kepedean bisa main ke sana hahaha.
LikeLike
Lahh gele ganja toh? Aku malah baru tau hihi. Ayo Den pintu desa kami terbuka lebar buat kalian. Ga pake pasang plang gembok. Hahaha. Mandi berry kita di hutan.
LikeLike
Orang Swedia itu lumayan doyan selai Den. Makanan mereka suka dicampur selai. Aku uda keikut mereka nih. Kalau makan steak ga pake selai ibarat kita nihil sambel 😂😂
LikeLike
Wah lena aku malah penasaran sama kebiasaan orang luar desa yang datang buat metik berry berry ini plus gimana orang desa yang pada jaga wilayah mereka hehe
LikeLike
Mereka kebanyakan dari Tha***nd, eropa timur Ria. Pokoknya kalau musim blueberry, aktivitas mereka lumayan sering di hutan. Pernah sih diulas di tv lokal sini, khususnya dari negara T itu, mereka malah katanya banyak ga dibayar wajar ama agencynya. Kasihanlah.
LikeLiked by 1 person
Waduuuuuh ini benar benar aku baru tahu loe ada kaya gini.
Niat benar semua karena duit walau tetap bayaran mereka ala kadar nya..
LikeLike
Kalau di kilas balik panjang memang latar cerita mereka. Dan ga cuma Asialah, dr Eropa juga banyak kok yang mengadu keberuntungan. Aku sih tetap hargailah usaha mereka kerja. Terlepas dari minimnya informasi kerja yang mereka dapat. Taunya ya ada kerja aja.
LikeLiked by 1 person
Plus dapat uang itu yang penting hehe
LikeLike
Iya… cuma sejak diulas di Tv, skrg katanya uda mendingan sih, ga parah parah banget bayarannya
LikeLiked by 1 person
Oooh syukurlah ada hikmahnya
LikeLike
Kalau orang desa sih ga terlalu menjaga Ria. Cuma ada sebagian yang masang plang besi gt. Jd mobil ga bisa masuk. Kalau mau dijajaki sih tetap bisa ke hutannya. Paling takut resiko kebakaran, ama tanaman pinus muda itu rusak. Kalau blueberry mau mereka borong ambil semua juga no problemo. Mana kemakan warga desa itu semua hehe
LikeLiked by 1 person
Iya juga sih, namun menjaga itu yang penting lena.
Lagian juga ngak mungkin kan semua yang ada di sana ( para pencari berry) care ma lingkungan.
Sangat wajar juga warga desa agak was was, namun ada mungkin himbowan atau larangan gitu untuk mereka..
LikeLike
Betul sekali Ria. Karena ga semua pekerja sadar akan edukasi lingkungan. Apalagi hutan di tempat kami itu memang prioritas banget. Sekali kebakar kan ngeri. Suami kmrn pas kita ketemu itu cuma wanti wanti sih. Jangan merokok.
LikeLiked by 1 person
Siiip semoga tetap terjaga..
LikeLiked by 1 person
Salut ya mba helen sama kebiasaan orang disana dalam menjaga kelestarian alam.
Bibit pinus yang masih muda aja dijaga biar ga rusak, hebaat…
Saya pikir pohonnya juga tinggi mba, taunya mirip semak semak gitu ya… 😀
LikeLike
Iya Gus, karena dari bibit pinus ini kan nantinya jd pohon besar. Itu kan sengaja ditanam. Next entah berapa ratus tahun ke depan jadi pohon pohon buat generasi selanjutnya. Aset keluarga turun temurun gitulah.
Bener, blueberry dan Lingonberry di Dalarna masuk jenis semak rendah alias liar.
LikeLike
Keren ya mba, pemikiran orang2 disana, kalo disini kan cenderung egois..
Mupeng liat selai nya.. 😀
LikeLike
Iya Gus,,, kesinambungan itu dipikirkan matang matang di sini. Selainya memang enak Gus. Top👍🏻😉
LikeLike
Sering makan2 rasa blueberry, tapi gak pernah lihat langsung buahnya…
LikeLike
Komen ini kok aku kelewatan ya.. di supermarket biasanya suka ada. Terutama blueberry. Kalau Lingonberry aku lom pernah liat di Indonesia dijual. Itupun bluerry yang gede bukan yang kecil seperti di tulisan ini
LikeLike
Mekel au ison Len..dapur si congok pula 😀 ha ha ha…
LikeLike
Hahaha biar nampil istilah Medan itu sikit Wi😝😂😂😂
LikeLike