Jika berkunjung ke Swedia khususnya ke wilayah countryside atau pedesaannya, jangan heran jika melihat hampir sebagian besar bangunan dominan berwarna merah. Uniknya lagi bukan hanya bangunan rumahnya yang berwarna merah melainkan gudang di sekitar halaman rumah pun mostly berwarna senada. Merah juga.
Gudang gudang yang kebanyakan diperoleh dari warisan keluarga. Gudang yang tetap dijaga, dipelihara dan dipertahankan hingga kini. Bahkan gudang bisa dibilang menjadi kebanggaan warga pedesaan di Swedia terkhusus di Dalarna.

Setiap mendengar kata gudang yang pertama terlintas di benak gue adalah ruangan sumpek, berantakan dan kotor. Meskipun tidak selamanya benar ya. Setau gue di Indonesia setiap rumah tidaklah wajib memiliki gudang. Kalau pun ada biasanya menggunakan ruangan kecil saja. Artinya bukanlah sesuatu yang penting banget dan harus ada. Kalau ada oke dan jika tidak pun ya tidak jadi masalah.
Namun kondisi di atas bisa dibilang berbanding terbalik dengan lingkungan pedesaan di sebagian besar wilayah Swedia. Pertama tiba di Swedia gue sempat heran. Kenapa di sekitar rumah banyak sekali gudang. Tidak hanya satu melainkan sampai lima. Dan tidak tanggung tanggung ukurannya pun lumayan besar yang nyaris menyerupai sebuah rumah.

Tadinya gue berpikir gudang gudang ini hanya ada di sekitar halaman rumah kami saja. Ternyata gue salah. Setelah diperhatikan hampir semua warga di desa gue memiliki gudang. Dan jumlahnya hampir bersamaan. Lebih dari satu! Dan fantastisnya lagi (gue sampai mengernyitkan alis), ukurannya itu loh kok ya bisa samaan. Besar!
Dengan ukurannya yang lumayan besar memberi kesan seolah olah warga yang tinggal di desa gue banyak banget. Karena dari jauh kelihatan seperti rumah. Padahal cuma gudang gudang yang berdiri mengelilingi rumah.

Waktu itu pertanyaan yang muncul di kepala gue adalah buat apa gudang sebanyak dan sebesar ini? Bukannya kata suami yang tinggal di desa ini cuma sedikit? dengan asumsi paling satu rumah rata rata cuma dihuni dua orang. Jadi ternyata gudang gudang tersebut sebagian besar merupakan peninggalan masa lampau. Awalnya berfungsi sebagai tempat sapi, kuda, babi, unggas dan hasil panen pertanian. Seiring waktu akhirnya fungsi gudang di atas pun bergeser. Terutama di jaman modern sekarang, gudang gudang besar ini lebih difungsikan sebagai tempat menyimpan barang. Terutama barang warisan yang dianggap memiliki nilai memori.
Contoh nyata adalah gudang di sekitar rumah gue. Barang peninggalan dari kakek buyut suami masih tersimpan dengan baik di dalam gudang. Meskipun susunannya tidak rapi. Mulai dari pecah belah, perabotan lemari, tempat tidur, meja hingga kursi antik. Bahkan kereta kuda dan peralatan pertanian jaman bahela, kaleng perasan susu, berbagai jenis ember kayu, toples dan botol retro pun ada. Sadisnya lagi sampai ayunan bayi dari beberapa generasi juga masih ada. Terakhir dipakai suami ketika dia masih bayi. Penampakan barang vintage dan antik sudah menjadi pemandangan yang biasa buat gue ketika memasuki gudang di sekitar rumah.




Di Dalarna gudang bukanlah bangunan yang dianggap rongsok. Malah punya nilai jual. Jangan heran jika harga sebuah rumah dalam transaksi jual beli bisa dipengaruhi oleh ada tidaknya gudang. Gue suka melihat iklan agen property di Mora Dalarna yang menyebut kalau rumah yang hendak dijual lengap dengan bangunan gudang. Malah tampilan gudangnya turut difoto juga. Rumah tanpa gudang rasanya kurang sempurna. Gudang gudang tua ini lumayan identik dengan bangunan antik. Warga lokal Swedia khususnya yang tinggal di pedesaan sangat menggilai yang namanya barang dan bangunan antik.



Di jaman sekarang gudang juga berfungsi sebagai tempat menyimpan kayu bakar, peralatan mesin (seperti bengkel pribadilah, lengkap dengan segala onderdilnya). Bahkan mobil dan traktor ukuran besar pun bisa dimasukin ke dalam gudang. Khususnya di saat musim dingin. Jangankan di lingkungan pedesaan, di kota pun kadang diperlukan walaupun isinya tidak terlalu banyak (biasanya gudang seperti ini merupakan gudang yang dibangun di era modern).



Percaya atau tidak gudang adalah salah satu tempat favorite warga di desa gue mengerjakan sesuatu yang berbau teknikal. Entah itu mengutak atik mesin, menghaluskan permukaan kayu. Apa ajalah. Gue juga ga ngerti. Intinya mereka tahan berlama lama di dalam gudang. Karena tidak seperti di Indonesia yang apa apa semua bisa dikerjakan orang lain dan tinggal bayar jasa. Kalau di sini kebanyakan dikerjakan sendiri. Membangun rumah saja kalau bisa dikerjai sendiri. Satu gudang bisa berisi mesin baut, berbagai jenis obeng, berjejer rapi di dinding layaknya sebuah bengkel.


Meskipun tidak termasuk gudang (menurut suami), bangunan lain di sekitar rumah yang tak kalah unik menurut gue adalah Jurdkällare (Root Cellar). Berukuran kecil dan berfungsi sebagai tempat menyimpan bahan makanan. Makanan mampu bertahan lama untuk kurun waktu yang relatif lama. Mengapa? Karena suhu di dalam root cellar cenderung stabil sepanjang waktu. Berkisar antara 3 sampai 5 derajat celcius. Tidak terlalu terpengaruh dengan suhu luar baik di saat summer maupun winter.
Tidak jarang kami memasukkan bahan makanan seperti kentang, selai lingonberry, buah semangka ke dalam gudang ini. Kondisinya tetap awet. Sekalipun di saat winter bahan makanan tidak frozen. Root cellar terbuat dari dinding batu, lantai pasir dan atap yang ditutup tanaman rumput atau bunga semak. Hal inilah yang membuat suhu di dalam root cellar tetap stabil. Dan satu lagi, ruangan di dalam root cellar sangat gelap dan tidak ada cahaya.




Nah, dari sekian jenis bangunan yang berdiri di sekitar rumah, bisa dibilang Härbre adalah bangunan yang paling mendapat perhatian khusus dari warga di desa gue. Gue juga ga ngerti kenapa. Menurut suami karena gudang ini dari segi umur memang sangat memegang rekor. Bisa berumur hingga 400 tahun lebih.
Härbre dipandang sebagai gudang spesial yang ratusan tahun silam hanya diperuntukkan sebagai tempat menyimpan gandum. Berhubung gudang gandum, untuk menghindari hal terburuk härbre pun dibangun dengan design seaman mungkin. Jadi kasarnya bangunan ini dari segi kualitas lebih unggulah di jaman itu. Härbre terdiri dari balok balok kayu utuh berukuran besar dan disusun seperti puzzle. Bisa dibongkar pasang. Pintunya pun sangat berat dengan permukaan kayu yang dilapisi besi. Itulah yang membuat härbre lebih mendapat kelas tersendiri di hati warga pedesaan Dalarna.

Gue masih ingat ketika kami akan memindahkan härbre dari desa sebelah ke halaman samping rumah. Tidak sedikit tetangga yang datang untuk menyaksikan proses pemindahannya. Bahkan teman kantor suami jauh hari sudah merencakanan untuk hadir melihat. Tidak hanya itu, salah seorang anak tetangga yang tinggal di luar kota bolak balik mengingatkan suami agar tidak lupa mengambil dokumentasi foto ketika proses bongkar pasang härbre dilakukan. Gila ya segitu antusiasnya. Hahaha. Gue masih ga habis pikir aja sih.
Kocaknya lagi adalah suami gue. Pas baru dipindahin ke halaman rumah, sebelum tidur dia pasti ngintip dulu dari jendela kamar dan bilang “lihat härbre kita, bagus ya!”. Gue cuma bisa diam karena memang ga ngerti luarbiasanya dimana sih. Trus bangun pagi sering kepergok kalau suami berdiri di depan härbre dan menatap bangunannya dengan tatapan cinta. Entah apanya yang diliatin. Segitunya banget. Hahaha.


Di jaman sekarang keunikan härbre melahirkan inspirasi baru bagi warga pedesaan dan kalangan pebisnis. Härbre disulap menjadi summer house, guest house bahkan menjadi kamar hotel. Selain itu beberapa bangunan härbre juga mendapat perhatian khusus dari pemerintah Swedia dan menetapkannya sebagai heritage yang dilindungi oleh kommun/pemerintah daerah setempat.





Mungkin bagi kalangan yang tidak begitu paham, bangunan gudang, root cellar dan härbre menjadi sesuatu yang nothing. Tapi tidak dengan warga pedesaan di Swedia khususnya di desa gue. Gudang dan sejenisnya bukan hanya sekedar warisan keluarga, melainkan sudah menjadi bagian kultur yang akhirnya mendapat perhatian dari banyak kalangan. Bahkan bisa dibilang menjadi salah satu ciri khas wilayah pedesaan di Swedia khususnya Dalarna.
Salah satu contoh misalnya, jika mengunjungi desa Färnes (sebuah desa tidak jauh dari kota Mora, Dalarna), mata akan dimanjakan dengan barisan gudang dimana mana. Seperti pagar yang mengelilingi sebuah desa. Saling berdekatan satu sama lain. Yang pada akhirnya membuat jalanan ini dikenal karena memiliki banyak gudang antik.






Berkunjung ke wilayah pedesaan Dalarna, bersiaplah menerima sambutan barisan pohon pinus, aliran danau, landscape pertanian, dan tentunya bangunan rumah kayu berwarna merah lengkap dengan gudang dan härbre di sekitarnya. Landscape yang menawan yang justru menjadi ciri khas salah satu propinsi di Swedia ini.


Salam Swedia
Bangunan segitu bagusnya malah gudang.. Kalok di rumah ku uda aku jadiin tempat tinggal, Mbak. Huahahah.. Isi perabotan langsung! 😀
LikeLike
Iya beb, mungkin karena gudang di sini awalnya dulu tempat hunian ternak dan bahan makanan. Apalagi ada musim dingin ya. Jadi gudang sebisa mungkin dibuat bagus juga. Ada juga kok sebagian orang yang merenov gudang gudang lama menjadi rumah tinggal 😊
LikeLike
Duhhh vitamin mata banget mbak foto2nyaa.
Senenh banget liatnyaaa
LikeLike
Makasih mba Ita. Senang juga kalau kamu suka 😊
LikeLike