Seperti janji gue sebelumnya kali ini gue akan bercerita tentang sebuah hotel bernama Åkerblads, salah satu dari sekian hotel besar yang ada di Tällberg. Tällberg sendiri merupakan kawasan wisata yang terkenal memiliki banyak penginapan vintage.
Kunjungan gue dan suami ke Åkerblads sebenarnya bukan untuk bermalam melainkan ingin menikmati makan malam cantik. Cieeee.
Jadi ceritanya tanggal 26 Juli yang lalu kami merayakan anniversary yang kedua. Perayaan standardlah. Pengen dinner berdua. Dan pilihan pun jatuh ke hotel Åkerblads.
“Dont judge a book by its cover”, setidaknya kalimat ini sangat tepat untuk menyadarkan gue, bahwa yang terlihat di luar dan di dalam itu bisa berbeda. Sekilas Åkerblads memang terlihat relatif sederhana. Padahal satu langkah lagi hotel ini bisa menambah koleksi deretan bintang lima di dindingnya. Bahkan raja Swedia pun pernah singgah di hotel yang terkenal dengan fine diningnya ini.




Namun dibalik kesederhanaan bangunan luarnya, hotel ini menyimpan daya tarik lain. Khususnya pecinta bangunan dan barang antik, apalagi yang punya hobby photography. Rasanya pengen motoin semua props di sekitar hotel. Mulai dari bangunan kayu berwarna merah, gerobak antik berisi bunga bunga berwarna purple, pagar kayu yang sangat rustic, bangku dan meja bergaya shabby vintage, sampai halaman hotel yang diberi selipan nuansa farmer. Fotogenik banget.



Åkerblads sendiri memiliki bangunan yang sangat panjang. Sehingga wajar hotel ini memiliki fasilitas yang lumayan lengkap layaknya hotel di kota besar. Seperti ruangan spa, restoran fine dining, sampai conference room.

Sewaktu gue masuk ke lobby hotel, gue sempat mikir, kok lobbynya sempit banget. Uda gitu kesannya seperti losmen. Dan puncaknya adalah, ketika kaki melewati tangga hotel. Menurut gue sungguh terlalu. Ada suaranya. Berdenyit…..Ngik! Hahahhaha.


Barulah setelah sampai di lantai dua, gue merasa sedikit ada yang berbeda. Entah apanya. Pokoknya auranya lebih enak dilihat. Padahal dinding hotel tetep terlihat tua.

Sebelum masuk ke ruangan restoran, kami harus menunggu sebentar. Sedikit mengantri dari tiga pasangan di depan kami. Tidak lama sih. Cuma menunggu pegawai restoran memeriksa daftar nama nama yang sudah mereservasi meja aja. Dan setelah oke, kami pun dipersilahkan masuk.


Begitu masuk, gue ga perlu waktu lama untuk langsung terpana dengan interior restoran. Rasanya kalau melihat bangunan dari luarnya, ditambah lobby hotel yang nyaris seperti losmen itu, ga nyangka aja kalau restoran di hotel Åkerblads memiliki interior ruangan seperti ini. Klasik dan elegan. Dan bernuansa romantis tentunya. Cahaya remang lampu diantara meja yang tertutup balutan bahan berwarna hijau pastel, berikut gelas, sendok dan garpu serta serbet yang di tata sedemikian. Lagi lagi standard restoran untuk sebuah fine dininglah. Cuma yang membedakannya, sempat terkecoh dengan bangunan luarnya. Dan jujur, gue memang paling suka memperhatikan interior seperti ini.

Konon katanya, hotel Åkerblads adalah salah satu hotel besar di Tällberg yang memang terkenal dengan restorannya yang oke. Dan memang terbukti sih. Tidak hanya menawan di interior, makanannya pun enak. Bicara soal makanan, selalu deh kalau makan di restoran sekelas ini, beef steaknya minim sauce. Atau kalau emak gue bilang kuah kali ya. Hahahaha



Ya memang sih, idealnya daging dengan kualitas bagus tidak dimakan dengan sauce yang banyak, biar citra rasa asli daging lebih berasa. Tapi namanya gue, setengah udik, jadi kalao sauce tidak tumpah ruah di piring kurang puas. Kebiasan di rumah kalau masak sendiri ya gitu. Langsung main tumpahin. Hahaha

Sehabis fine dining, kami pun berniat menilik hotel ini. Ternyata semakin gue lihat, Åkerblads memiliki style tersendiri untuk menampilkan kesan klasik yang elegan di setiap sudut ruangnya. Kalau kata suami, gue belum paham banget nilai nilai barang antik dan interiornya, jadi terkesan tidak ada yang istimewa. Contohnya seperti lobby hotel yang gue bilang mirip losmen berikut tangga yang berdenyit tadilah. Tapi menurut suami, malah interior seperti itu memperlihatkan keunggulan hotelnya. Memiliki barang antik yang available. Nilai jualnya justru di situ. Haiiiyaaaaa.

Dan semakin percayalah gue, ketika melihat beberapa piagam yang bergantungan di dinding hotel. Ternyata Akerblads sudah banyak menerima penghargaan sebagai hotel terbaik.

Namun dibalik itu semua, apapun itu, gue tetap senang bisa menikmati makan malam yang indah berdua suami di tempat ini. Tack så jätte mycket min älskling!!





itu mah bikin betah ya kka
LikeLike
Iya win, nyenengin ya di sekitarnya
LikeLike
Sweden itu ciri khasnya warna Merah ya mbak,soalnya aku lihat banyak sekali bangunan yg warnanya merah,…keren bangettttttt jadi pengen cepet”kesana 😊😊😊
LikeLike
Iya ulfa. Mostly bangunan berwarna merah. Unik ya 😊
LikeLike
Penasaran itu dindingnya kayu apa batu ya?? Trs klo kayu apa kuat nanti klo ada angin kencang mbak??hehehehe
LikeLike
Terbuat dari kayu semua ulfa. Tapi dindingnya tebal, ditengah dibuat tumpukan busa. Jadi ketebalan dinding bisa sampai 30 cm lebih. tergantung angin, kalau tornado jangankan kayu, yang batu aja rusak hahhaha. Kalau di sini bangunan so far sangat kuat konstruksinya ya. Lapisannya banyak. Karena di saat winter lumayan ekstrem
LikeLike
Oh gitu ya mbak, jadi keren juga ya biar dari kayu juga,,coba disini rumahnya terbuat dari kayu juga ya..
LikeLike
kurang pas kayanya kalo di Indonesia. Terlalu panas. Rawan rayap
LikeLiked by 1 person
Bener banget mbak,hehehehe
LikeLiked by 1 person
Selamat ulangtahun pernikahan ya Helena. Langgeng dan bahagia selalu. Deketan beda bulan kita tanggal pernikahannya. Sama2 2014 😁
LikeLiked by 1 person
Makasih banyak Deny buat doamu. Sama halnya denganmu juga ya selalu langgeng. Hahahah kita baru 2 taon dong ya pernikahannya
LikeLike