Ketika gue menulis tulisan ini suhu udara di tempat gue berkisar 4 derajat celcius. Lumayan dingin. Mendung, dan matahari tidak kelihatan. Mengakibatkan rawan malas. Bukan karena dinginnya sih, ini bisa di atasi dengan heaterlah. Tapi memang gue kurang suka suasana mendung. Apalagi nanti menjelang winter sampai real winter, yang gelapnya ampun ampunan. Ngebayangin uda migran mendadak.
Meskipun temperature udara sudah mulai dingin, tapi di sisi lain musim gugur lumayan nyenengin. Mungkin karena suhu tidak sedingin atau se-ekstrem musim dingin. Bagi sebagian kalangan termasuk gue, musim gugur adalah saat yang lumayan tepat untuk tampil fashionable. Memakai coat, boots dan syal dengan warna warna khas autum. Modelnya memang terlihat lebih kece dibandingkan pakaian musim dingin. Apalagi bahan bahannya masih terbilang tidak terlalu tebal. Nenteng di badan masih enak. Bahkan berjalan dengan boots bertumit pun, masih lumayan nyaman di musim ini. Sekalipun dipakai berjalan jauh.



Tidak sedikit orang yang memakai coat dengan syal tebal, menutupi leher bahkan sampai mendekati dagu meskipun sebenarnya suhu belum dingin dingin amat. Tapi seperti yang gue bilang tadi semua itu adalah bagian dari totalitas mereka untuk mengexplore outfitt agar terlihat modis. Dan memang menyenangkan sih ngelihatnya. Apalagi tau sendiri kan badan bule lumayan proporsional. Jadi meskipun bukan model tetap terlihat menarik. Berjalan (baca jalannya cepat) mengenakan coat, boots dan syal berwarna hitam lengkap dengan aksesoris topi di kepala. Buat gue itu keren. Tapi kalau gue yang pakai, kok terlihat tidak maksimal ya. Mungkin karena gue terlalu smekot (semeter kotor). Ditambah lagi badan gemuk. Sempurnalah kacaunya. Tapi begitu pun masih doyan aja minta difotoin suami. Ya sudahlah. Yang penting eksisnya dulu. Bagus engganya belakangan.
Tidak hanya fashion, musim gugur pun menjadi cantik dengan warna warninya. Mulai dari kuning terang, kuning kecoklatan, merah dan orange. Dan mereka pun terlihat sangat indah ketika berkolaborasi memamerkan warnanya.




Jika menyebut musim gugur yang teringat pasti daun Maple. Daun yang bisa dibilang menjadi simbol autumn. Sampai instagram pun penuh dengan daun ini sebagai props foto. Jika gue bandingkan dengan daun lain, Maple memiliki daun dengan bentuk dan ukuran yang lebih besar. Warnanya juga ngejreng. Jadi wajar terlihat lebih menarik. Apalagi ketika berguguran di atas tanah jelas sekali tumpukan daunnya.






Bagi yang hobby photography termasuk gue, musim gugur adalah waktunya hunting foto. Autumn itu fotogenic banget. Gue bahkan sengaja keliling desa untuk sekedar foto foto. Sekalian cuci mata juga.
Ketika daun mulai menguning dan refleksinya terlihat di air danau, itu kece banget. Apalagi sewaktu berguguran (bayangin jatuhnya dengan efek slow motion). Romantis! Langsung pengen ngajak suami fine dining. Hahaha.




Menjelang pergantian musim biasanya alam di sekitar selalu memberi tanda. Tak terkecuali musim gugur di desa gue. Mulai dari bunga Ljung yang tumbuh liar di tengah hutan. Banyak dan cantik. Bunga yang bisa dibilang hampir menghiasi rata rata teras rumah warga.
Bahkan sebagian besar toko bunga dan supermarket mulai banyak menjual jenis bunga yang satu ini. Lucunya penduduk desa gue tidak pernah memakai bunga Ljung yang tumbuh liar di hutan sebagai hiasan rumah. Ternyata bule juga memiliki cerita legenda. Apabila memetik dan membawa bunga Ljung pulang ke rumah akan mengalami kejadian sedih (seperti kehilangan keluarga dekat). Jadi lebih baik membeli dari toko saja. Namun terlepas dari cerita legenda tersebut, idealnya memang jangan dipetik ya. Jadi hutannya tetap kelihatan cantik .








Selain Ljung berbagai jenis jamur pun tak kalah banyak. Tumbuh liar dimana mana. Dengan warna dan bentuk yang lucu. Ukurannya mulai dari yang mungil sampai melebihi telapak tangan. Besar!






Tanda tanda lain yang lebih berasa adalah temperatur udara perlahan mulai menurun. Kabut tebal mulai sering menghiasi pagi hari. Unggas liar yang biasanya ramai di tepi danau tidak kelihatan lagi. Dan puncaknya daun daun mulai menguning.

Ketika musim gugur benar benar tiba, temperatur udara dipastikan di bawah 10 derajat celcius. Daun daun tidak lagi sekedar berwarna kuning tapi sudah berubah kecoklatan dan perlahan lahan gugur meninggalkan rumah sementaranya. Batang dan ranting pohon pun kembali hidup tanpa helai daun.



Tipikal musim gugur di desa gue lumayan nyentrik. Menjelang malam sampai pagi hari, suhu bisa berada di bawah nol derajat celcius. Mencapai minus 7. Akibatnya rumput di sekitar rumah terlihat putih. Bukan karena salju ya, tapi embun yang membeku. Bahkan sisa tanaman di halaman pun seperti memiliki batu permata putih di permukaannya. Frozen!



Biasanya kalau sudah begini kabut tebal akan menghiasi permukaan danau di sebelah rumah. Dan menjelang pukul 10 pagi berujung pada munculnya matahari dengan sinar yang sangat cerah. Dan suhu pun kembali naik berkisar 5 sampai 7 derajat celcius. Terus terang gue lebih suka keadaan yang begini. Ngedropnya itu pas gue lagi tidur. Besoknya cuaca sudah cerah kembali. Tapi kejadian seperti ini tidak terus menerus sih.


Semua musim cantik. Buat gue….merasakan hidup di negara empat musim berasa tidak monoton. Ada perubahan yang suka atau tidak harus dijalani. Bahkan malah ditunggu.
Dan lagi hobby photography sangat membantu mengusir kejenuhan. Semua terlihat menjadi menarik jika harus dihubungkan dengan hobby yang satu ini. Pun ketika menuangkannya dalam bentuk ocehan di blog yang sederhana ini. Semoga kalian suka membacanya.
Berikut beberapa foto musim gugur :






Note: Semua foto di dalam tulisan ini adalah dokumentasi pribadi ajheris.com.
Salam dari Mora,
Dalarna, Swedia
See you in my next story
OMG foto2nya bagus banget sih mba… sukaaaaaak
Tapi emang yah musim gugur ini cantik banget. Fotogenik abis. Sayang skrg udah dingin..
LikeLike
Makasih bebe. Iya uda mulai dingin. Mulai memble hahahaha
LikeLike
Helene!!! Wah Baca Blog mu seru dan bisa sambil cuci mata ya! Iya memang sejak Aku Hoby motret jadi ngga bete kalau Musim berganti malah secara diam-diam ikke menunggu Musim Gugur yg memang fotogenic! Anyway di AUSTRIA Daun2 Blm begitu berwarna-warni spt ditempatmu tapi biasanya cepet sih kalau Temperatur ngedrop dimalam Hari beberapa Hari saja semua akan so colorfull – i wish US happy hunting yoooo ✌️️✌️️✌️️
LikeLike
Makasih mba. Iya tempat aku memang agak horor. Malah sudah banyak yang gundul daunnya. Iyes mba, foto foto itu nyenengin. Apalagi aku kan di desa kecil. Lumayan membuang rasa jenuh
LikeLike
Helena, tempat tinggalmu ini bener2 desa ya. Kerasa suasanya desanya. Ditambah lagi dengan warna warni daun, makin indah aja. Suka lihat hasil foto2mu yg kereenn. Kamu pakai kamera apa ini Helena kalau boleh tau?
LikeLike
Iya Den. Desa abis dan sepiiiii. Cuma dibawa enak ajalah. Sejauh ini aku enjoy sih. Aku pake Canon EOS 70 D. Lensa Canon 24-105 canon juga. Belum yang full frame sih hahahha.
LikeLike
Keren banget, gemezz banget liatnya mbak.. Kl dibilang cantik mah gak , tp ini sangat amat cantik banget mbak.. 😂😂 liatnya aja seneng apalg kyk mbak helena yg ngrasain pasti lebih seneng ya tinggal dsna… Beruntungnya diriu mbak.. 😂😂
LikeLike
Makasih Putri. Intinya dibuat senang aja mba. Secara desanya sepi. Hehehe
LikeLike
Hai mba helena, salam kenal…saya baru follow blog mba, dan semua postingannya sudah saya baca,,, sampe dari rumah yang dulu… (masih wordpress).
Postingannya bagus dan foto2nya top banget.. 🙂
LikeLike
Hi Agustina, salam kenal juga ya. Thank you uda rajin ngikuti blogs saya. Sampai terharu mulai dari rumah lama juga hihihi. Makasih ya
LikeLiked by 1 person
Aaaah, parah 😀 mbak, jepretan foto-fotomu indahnya luar biasa :)) aku suka banget :3 uwuwuwuw
LikeLike
Makasih febri senang kalau kamu suka 😃😃😃
LikeLiked by 1 person
musim gugur disaan kece kak cakep photo-photo hahaha
LikeLike
Iya win, romantis kesannya hahaha
LikeLike
Weleh2.. bikin mata seger aja ngeliatnya nih mbak hehe.. cara pengambilan fotonya pro banget ya.. ajarin dong mbak, biar pro juga hehe.
LikeLike
Makasih ya. Saya masih tahap belajar juga kok hehe
LikeLike
Sukses maksimal bikin baper kebawa sampai Yogya yang panas dan suka hujan tiba tiba…
Daun Maple itu yang sukses bikin aku penasaran… Di sini ngak ada itu daun..
Joooos lena
LikeLike
Iya Ria. Autum emang selalu nyenengin lihat warnanya. Apalagi si Maple itu. Ngejreng mak
LikeLiked by 1 person
pemandangannya indah , fotonya juga indaaah….
LikeLike
Makasih mba… semoga tulisanku berguna ya
LikeLike