Gue sebut “Hitungan Jam”, karena keberadaan gue dan suami di kota Uppsala, kurang lebih hanya dari sore hingga pukul 10 malam. Menikmati suasana kotanya hanya dalam hitungan jam saja. Selebihnya kami balik ke hotel, istirahat dan tidur. Esok paginya, kami menyempatkan singgah ke sebuah gereja, dan setelahnya buru buru menuju Arlanda Airport. Menjemput teman yang kebetulan datang dari Indonesia.
Uppsala merupakan kota ke empat terbesar di Swedia setelah Stockholm, Guthenburg, dan Malmo. Kota yang hanya berjarak sekitar 71 km dari Stockholm. Uppsala merupakan kota yang sudah tidak asing lagi di telinga gue, tapi tak pernah terpikirkan untuk singgah ke kota ini. Mengapa? Nanggung banget. Rasa rasanya kalau mau keluar kandang (jalan jalan ke kota besar maksudnya), langsung ke Stockolm ajalah. Lebih seru menurut gue.
Cuma, karena kepergian kami kali ini hanyalah menjemput teman di airport, akhirnya suami memutuskan stay one night di Uppsala. Kenapa tidak di Stockholm? Biasalah, suami gue paling malas mengendarai mobil ke Stockholm. Kalaupun harus menyetir, udah terpaksa dengan segala beban stressnya. Terbiasa nyetir di kota kecil yang jalanannya selalu anteng tanpa ada saingan di kiri kanan. Jalanan kosong melompong. Jadi sekalinya keluar dari zona aman, langsung stress deh. Kalau di Uppsala, meskipun kota besar, paling tidak masih cincaylah. Ga riweh banget. Hitung hitung sekalian tau juga keberadaan kota ini. Meskipun tidak banyak waktu dan hanya dalam hitungan jam saja.
Kami tiba di Uppsala sudah sore. Sore yang lumayan berangin. Tapi masih aman dibawa berjalan kaki. Daun daun sudah mulai berguguran memenuhi beberapa ruas jalan. Seperti Autum saja, padahal baru awal Agustus. Pertama melihat kota Uppsala perasaan gue biasa saja. Apalagi di setiap jalanan kota yang kami lewati, berasa crowded banget. Ramai oleh kelompok mahasisiwa/mahasiswi yang selalu ada di mana mana.

Tak heran memang, karena kota ini dikenal sebagai tempat berdirinya Uppsala University. Universitas yang dikenal sebagai The oldest center of higher education di Skandinavia (info Wikipedia, berdiri sejak tahun 1477).


Apalagi saat kami tiba, kegiatan mirip Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (ospek) untuk angkatan baru sedang berlangsung. Ga ngerti juga pastinya apakah beneran ospek atau tidak. Intinya sedikit miriplah kalau gue lihat. Dandanan mereka lucu juga. Cuma tidak terlalu aneh aneh bangetlah. Mereka having fun banget. Tidak terlihat senior bentak yunior, apalagi pake nyakiti fisik. Hari gini masih ada yang doyan nyiksa? hiks! Paling rambut mereka ditempelin daun atau pakai bandana gitulah (pastinya gue ga ingat banget). Yang jelas, dipastikan tidak ada petai melingkar di leher mereka 🙂
Bahkan malam harinya, sebagian besar restoran cafe di Uppsala penuh dengan acara party para mahasiswa baru ini. Setiap memasuki restoran, jawaban yang kami terima selalu “penuh”. Hari Jumat pula waktu itu. Sangat cocok menerima jawaban penolakan. Tak jarang para mahasiswa terlihat berjalan kaki bahkan mengendarai sepeda dengan gaun pesta. Ibarat Yogyakarta, Uppsala kental banget dengan komunitas pelajarnya.

Namun semakin dijalani, tanpa gue sadari gue mulai menyukai kota ini. Ternyata Uppsala menyimpan keindahan lain yang pelan pelan disuguhkan ke gue. Cafe kozy dan gothic hingga bangunan bangunan tua lumayan unik. Bahkan kota ini semakin terlihat romantis oleh bunga bunga yang bergantungan di jembatan. Yang di Jakarta, pemandangan seperti ini sepertinya hanya bisa dilihat di sebuah resepsi pernikahan saja. Belum lagi semakin malam menjelang (meskipun saat itu malam tidaklah segelap winter), temaram lampu menjadikan Uppsala terlihat lebih menarik. Tidak banyak yang bisa gue jelasin, mungkin bisa disimpulkan dari beberapa foto yang gue posting di tulisan ini.


Uppsala juga dikenal sebagai kota tempat berdirinya pusat gereja Luthern di seluruh Swedia. Semua gereja berpusat di Uppsala Cathedral. Gereja bergaya gothic, sangat besar, klasik dan indah. Uppsala Church dibangun pertama kali pada tahun 1200 an dan direnovasi setelah mengalami kebakaran hebat di tahun 1702.
Di dalam gereja juga terdapat makam Gustav Vasa, raja Swedia sebelumnya. Uppsala Cathedral merupakan gereja tertinggi di negara Nordic dan menjadi salah satu gereja terbesar di bagian Eropa Utara.
Salam dari Mora,
Dalarna, Swedia.
“Semua foto di dalam tulisan ini, merupakan dokumentasi pribadi ajheris.com“
Berikut wajah kota Uppsala!



