Belakangan ini saya sangat menikmati dan semakin tertarik membuat produk dari susu segar. Lingkungan pedesaan dimana saya tinggal dan gudang bahela yang mengelilingi rumah, seolah menggiring saya sebagai isteri petani di jaman Little Missy atau Laura Ingals di film Little House. Hahaha.
Beberapa waktu lalu saya mencoba membuat creme fraiche/sour creme. Dan itu rasanya asik banget. Sekalian terapi jiwa. Creme fraiche/sour cream bisa digunakan untuk keperluan baking dan masakan. Bahan tambahan cake, dessert, snack dll.
Banyak yang mengira jika creme fraiche dan sour cream adalah sama. Ternyata menurut beberapa sumber yang saya baca keduanya sedikit berbeda. Meski sama sama dihasilkan dari bahan cream tapi keduanya memiliki perbedaan pada kandungan lemaknya.
Sour cream dibuat dari cream dengan kandungan lemak berkisar 20 persen. Sedangkan Creme fraiche dibuat dari cream dengan kandungan lemak lebih tinggi sekitar 30 persen ke atas. Hasilnya pun lebih gurih. Creme fraiche biasanya lebih banyak digunakan di kalangan negara eropa.
Jadi jika teman teman menggunakan heavy cream, hasilnya bisa disebut creme fraiche. Dan jika menggunakan whippy cream hasilna lebih cocok disebut sour cream. Kurang lebih begitulah.
Cream yang digunakan bisa yang sudah dipasteurisasi ataupun yang tidak dipasteurisasi. Saya melakukan beberapa percobaan. Baik dengan bahan heavy cream maupun whippy cream. Baik yang dipasteurisasi (beli di supermarket umumnya dipasteurisasi) dan yang tidak dipasteurisasi (hasil membuat heavy cream sendiri). Cara membuat heavy cream bisa dilihat di sini
Satu hal yang perlu diingat, sour cream itu adalah hasil fermentasi. Jadi diperlukan bakteri baik untuk membantu proses fermentasi berlangsung. Bakteri ini bisa kita dapat dengan menambahkan kultur probiotik (bakteri yang sudah ada pada sebuah produk dairy milk seperti yogurt berkultur, butter milk atau kefir). Ini diperlukan jika kita menggunakan cream yang sudah dipasteurisasi. Kenapa? karena produk susu yang sudah dipasteurisasi biasanya sebagian besar bakteri baiknya sudah mati. Jadi itu sebabnya kita menambahkan kultur starter ini agar bakteri asam laktat ini membantu menghasilkan asam selama proses fermentasi. Saya sengaja memilih yogurt agar teman teman lebih mudah mendapatkannya. Tapi pastikan yogurtnya mengandung kultur.
Selain itu bisa juga menambahkan susu murni yang belum dipasteurisasi (raw milk dari peternak). Karena bakteri dalam susu masih ada. Tapi perlu ditambahkan asam sintetis seperti dari lemon. Tujuannya agar proses fermentasi tidak terlalu lama. Jika ingin menggunakan cream yang tidak dipasteurisasi boleh saja tanpa menambahkan bahan lain. Tapi fermentasinya lebih lama dan salah sedikit lebih rentan gagal. Jadi untuk level kita sebaiknya menggunakan bahan tambahan saja.
Bahan yang menggunakan yogurt kultur lebih enak menurut saya. Yang menggunakan cream yang tanpa dipasteurisasi juga lebih stabil. Jika menggunakan lemon dan cream yang sudah dipasteurisasi hasilnya juga bagus tapi kurang stabil. Tapi tetap bisa digunakan kok. Dont worry.
Bagaimana cara membuatnya?
Langsung sajalah ya nonton video di bawah ini. Lebih mudah dibanding membaca tulisan.