Gue yakin kalian pasti asing dengan kata “Fäbod”. Dimaklumi.
Fäbod merupakan sebutan yang sangat familiar dan sudah tidak asing lagi di propinsi Dalarna Swedia. Sudah ada sejak 450 atau 500 tahun silam. Bahkan hingga saat ini (meskipun tidak banyak lagi) masih ada fäbod yang bertahan.
Fäbod merupakan sebuah sejarah. Sejarah peradaban masa silam di sebagian wilayah Dalarna yang mostly menggantungkan hidup dari bertani.
Fäbod bisa dibilang sebuah “kawasan” yang dihuni secara “musiman”. Tepatnya hunian di saat musim panas. Tapi fäbod bukanlah summer house yang identik dengan liburan musim panas, santai, me time atau apalah itu yang menyegarkan badan dan pikiran, melainkan hunian yang dipakai para petani ketika harus tetap menggembalakan ternak mereka.
Mmmm…..bisa diperjelas lagi?
Jadi begini…
Dalarna itu adalah salah satu propinsi di Swedia yang sebagian besar wilayahnya dikelilingi hutan pinus, danau maupun sungai. Dalarna juga relatif lebih dingin dibanding ujung selatan Swedia. Sudah dekatlah ke perbatasan bagian utaranya. Sedangkan lahan lahan kosong untuk pertaniannya pun sebagian besar relatif terbatas.
Faktor geographis ini membuat Dalarna kurang bisa maksimal menghasilkan produksi tanaman pertanian termasuklah rumput untuk bahan pangan ternak. Ditambah lagi Dalarna mengalami musim dingin yang relatif lebih panjang dan lama.
Ketika musim panas tiba, para petani di sebagian wilayah Dalarna memaksimalkan keterbatasan lahan dengan menanam rumput di sebagian lahan yang mereka punya untuk kemudian digunakan untuk makanan ternak.
Berhubung lahan terbatas, hasil panen di musim panas ini pun otomatis tidak mencukupi stok pangan ternak untuk satu tahun penuh. Kasarnya hanya cukup untuk stok musim dingin. Bahkan rumput liar yang tumbuh di sekitar hutan dekat rumah pun tidak ketinggalan dipotong untuk dijadikan stok pangan ternak.
Lalu masalah pun muncul. Jika rumput liar dan rumput yang sengaja ditanam tidak mencukupi, bagaimana kelangsungan hidup ternak ternak ini di saat musim panas tiba?
Kemudian muncul ide….
Selama musim panas para petani akhirnya tidak membiarkan ternak untuk tinggal di sekitar lingkungan tempat mereka tinggal. Karena jika tidak, otomatis tanaman rumput bakal habis dimakan ternak. Padahal itu akan digunakan untuk stok musim dingin.
Lalu kemana ternak ternak ini dibawa? Ke sebuah wilayah yang lumayan jauh dari tempat tinggal mereka. Seberapa jauh? Bisa 10 hingga 40 kilometer.
Hah? ….Terus setiap hari pulang pergi bawa ternak segitu jauh? 400 tahun silam belum ada kendaraan toh. Bawa ternak sapi pula. Sapi kan gendut gendut. Belum lagi bawa ternak lainnya. Kuda, domba, ayam, itik…ble ble ble.
Nah, itulah gigihnya mereka. Mereka sadar jika harus pulang pergi setiap hari sudah jelas akan sangat merepotkan. Selain tidak efesien di waktu juga akan menguras tenaga. Bisa bisa belum sampai tujuan uda keburu malam.
Sehingga mau tidak mau mereka harus rela membangun hunian baru di kawasan dimana mereka akan menggembalakan ternaknya. Biasanya kawasan yang dipilih adalah dataran yang agak tinggi dan tetap dekat dengan hutan. Di sini mereka bikin rumah sendiri, ngebor air secara manual dan semuanya serba bikin sendiri. Selama musim panas mereka berpindah ke hunian baru ini. Kawasan inilah yang kemudian dinamai FÄBOD.

Sepanjang musim panas mereka jarang bahkan nyaris tidak menempati rumah di desa mereka. Mereka bekerja menggembalakan ternak agar tetap kenyang menikmati rumput di kawasan fäbod.
Kemudian setelah musim panas usai, mereka pun kembali ke desa berikut dengan seluruh ternak. Saat musim dingin tiba ternak pun tetap kenyang memiliki asupan stok makanan karena di saat musim panas tanaman rumput di sekitar desa sama sekali tidak dimakan ternak.
Setiap desa di sebagian wilayah Dalarna rata rata warganya membangun kawasan fäbod. Bahkan satu desa masing masing warga bisa memiliki fäbod yang berbeda beda. Gue sendiri masih bisa melihat peninggalan fäbod warisan keluarga suami.
Tapi tidak semua wilayah di Dalarna memiliki Fäbod. Jika lahan mereka mencukupi, mereka tidak perlu membangun kawasan fäbod.
Fäbod umumnya ada di wilayah yang lahan pertaniannya terbatas. Lebih banyak hutannya. Contohnya seperti warga di wilayah Selatan Swedia, mereka memang tidak memerlukan Fäbod. Karena wilayah selatan Swedia memiliki lahan pertanian yang lumayan luas dan cuaca yang lebih hangat.
Meskipun ada satu dua fäbod yang masih bertahan hingga saat ini, Fäbod lebih diingat sebagai peninggalan sejarah. Saat ini sistem pertanian sudah sangat canggih. Tapi fäbod mengingatkan generasi ke generasi betapa beratnya usaha petani di masa silam untuk bisa bertahan hidup.
Namun dari sekian banyak Fäbod di Dalarna ada beberapa yang justru menjadi tujuan wisata. Sebut saja seperti Fryksås Fäbod yang sangat terkenal dengan keindahan landskapnya dan Kättboåsen Fabodar.

Kättboåsen Fabodar adalah kawasan fäbod yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal gue. Setiap tahun gue dan suami selalu mampir ke sini. Entah mengapa gue selalu suka. Keaslian lingkungan sekitarnya membuat gue seolah lupa jika gue hidup di tahun saat ini.

Kättboåsen Fabodar dikelola pasangan suami isteri yang sangat setia dengan kehidupan jaman bahela. Bayangkan setiap musim panas mereka bener bener menjalankan apa yang dilakukan para petani Dalarna ratusan tahun silam.

Mereka meninggalkan rumahnya dan hidup dengan ternak ternaknya selama musim panas di kawasan fäbod milik mereka. Rumahnya beneren ga dipoles. Apa adanya seperti ratusan tahun silam. Perlengkapan peralatan di dalam rumah pun masih orisionil.

Setiap kami ke sana mereka selalu berpakaian tradisional Dalarna. Masak pakai kayu bakar, cuci tangan di baskom bukan di wastafel. Beneran kehidupan jaman dulu.
Setiap musim panas mereka membuka ruang untuk turis tanpa dipungut biaya. Paling mereka mendapat keuntungan dari hasil menjual roti, keju, cake yang mereka buat sendiri. Kejunya mereka bikin sendiri loh dari ternak sapi mereka. Cakenya juga enak. Beneran deh, apa saja akan menjadi lebih nikmat jika disantap di suasana jadul seperti ini. Karena berasa serba terbatas kan.

Ngopi sambil dengerin suara aummm sapi dan kukuruyuk ayam yang super montok, mencium aroma asap kayu bakar, hingga kabin kabin tua yang super rustic. Beneran lupa kalau sekarang uda tahun 2019. Hahaha.


Semua turis yang ke sini tidak pandang umur. Anak anak, remaja, dewasa dan tua. Semua menikmati dan antusias mengelilingi kawasan fäbod. Berikut beberapa gambar di kawasan Kättboåsen Fabodar yang masih bertahan hingga saat ini.



Jaman sekarang tidak sedikit yang menjadikan bangunan rumah di kawasan fäbod yang sudah tidak terpakai lagi menjadi summer house. Dan itu lumayan banyak diincar. Sedangkan untuk fäbod yang masih bertahan biasanya menjadi ajang tempat wisata musim panas.
Note: Semua foto di dalam tulisan ini hanya menggunakan handphone
Wow… serasa memutar mesin waktu ke masa silam. Seperti rumah2 Hobbit tapi ini asli dan bersejarah. Kebayang hidup di zaman yg serba manual dan susah. Beda dg sekarang yg serba mudah dan instan tapi banyak yg imitasi.
Kereeen.
LikeLike
Iya betul, serasa terbawa ke masa silam deh. Beneran asik di sini. Apalagi saya suka banget liat sapi. Meski kalau dekat takut hahha
LikeLike
Love this
LikeLike
Thank you
Like