Ya Tuhannnnnnnnnnn….!
Blog ini masih ada nafasnya ga sih? Sekian lama ga difeeding…hahaha!
Entah mengapa kok rasanya gue semakin ga punya waktu menulis di blog. Padahal sering kepikiran mau nulis ini itu. Ujung ujungnya tetap stabil di titik “malas”. Iya, semakin hari semakin malas bercerita. Semoga tidak berkepanjangan.
Belakangan ini gue lebih aktif bermain masak masakan dan baking bakingan di instagram @dapursicongok yang gue kelola. Hobby baking dan memasak ternyata lebih menyita perhatian dan waktu gue dibanding ngeblog. Senang aja gue bisa berbagi pengalaman memasak dan baking di sana. Terutama baking. Lagi cinta cinta sangat.
Berhubung sekarang lagi ramadhan, sepertinya asik nih cerita tentang tajil. Ya hitung hitung blog ini ada tulisan barulah. Biar tidak terlalu lama kelaparan karena ga diberi giji. Haha.
Ramadhan sendiri buat gue pribadi merupakan bulan yang sering mengingatkan kenangan masa silam. Meski tidak menjalankan puasa, tapi ramadhan selalu membuat gue gembira. Khususnya sewaktu gue masih stay di Medan. Dari kecil hingga dewasa selalu senang hunting makanan berbuka puasa. Lebih semangat dari yang berpuasa malah. Hahaha.
Kala itu kota Medan selalu ramai dengan penjaja kue tradisional dan jajanan pasar. Pokoknya ramai bangetlah. Senang banget. Mulai dari klepon, lupis, dadar gulung, wajik, talam ketan, kolak, bubur cendil, mie goreng, pecal, berjejer manis membuat tak cuma perut tapi mata juga lapar. Bahkan tak jarang gue sudah menunggu sabar si tukang kue langganan padahal dianya masih beres beres.
Demikian juga dengan lebaran, gue ikutan semangat. Menunggu bedug takbiran lewat dari depan rumah. Meski sudah lama juga tradisi ini tak terlihat lagi. Berhubung teman teman gue lumayan banyak yang muslim, uda gue atur agendanya mau bertandang kemana. Makan lontong pakai rendang, telor dan tauca (ngetik sambil ces cesan). Bahkan pernah naik motor rame rame bareng teman ikutan takbiran. Sampai subuh. Asik banget. Hahaha.
Makanya meski sudah jauh di Swedia, gue suka bikin jajanan pasar di rumah. Kebetulan gue suka banget yang namanya jajanan pasar terkhusus kue kue tradisional. Jadi kalau dibilang homesick akan makanan Indonesia, rasa rasanya sudah tidak terlalu lagilah. Karena mostly sudah bisa dibikin sendiri. Rasa juga nyaris mendekati keinginan lidah.
Bahkan untuk beberapa jenis makanan rasanya sudah lebih enak masakan sendiri dibanding yang dijual di tanah air (pengalaman ketika balik liburan ke tanah air tahun lalu berasa makanan di lidah sudah tidak terlalu nikmat lagi).
Foto foto di dalam tulisan ini adalah jenis kudapan yang paling gue suka. Kolak biji salak, bubur sumsum cendil, lupis, klepon, risol, bubur kacang hijau ketan hitam, es teler, es campur medan, es melon marjan……gleekk!

Apalagi lepat bugis ketan hitam itu. Sampai belain blender ketan hitam beberapa kali untuk mendapatkan hasil tepung yang maksimal. Rasanya sama persis dengan yang dijual. Huaaaaaaaa aku terharu sekali. Gue masukin freezer dan setiap kali pengen baru gue kukus lagi. Maknyusssss sekali mak!
Sebenarnya ini hanyalah sebagian kecil dari sekian banyak jajanan pasar yang gue suka. Rasanya sampai kapanpun gue menetap di negeri orang, makanan Indonesia tetap yang terenak buat gue. Wajarlah ya, namanya juga makanan sejak kecil hingga dewasa. Kalau kalian suka jajanan pasar seperti ini ga sih?
Kalau kalian pengen bikin sendiri jajanan pasar dan resep resep lainnya, bisa follow dan subscribe instagram @dapursicongok dan channel youtube Dapursicongok
aduh salah buka blog ini pas jam 11 siang, padahal lagu puasa…
kalau pas bulan bulan biasana, biasanya aku pemburu sosis mbak sama klepon hehe
LikeLike
Iya klepon itu memang identik banget dengan tajil ya haha
LikeLike
fotonya selalu mempesona…
kapan2 bikin tulisan ttg tips n tricks food photography kak..
LikeLike
Siap mba😉
LikeLike
Duh ini syurga bangett.. kalo misal ga ada yang habisin aku siap lho dipanggil. Oh ya baru tau kalo batak.. so sekarang aku panggil kak. Btw itu ada daun pandan nanem sendiri atau beli dimana kak? Kakak tinggal di Sweden kan ya?
LikeLike