Saya lumayan sering menulis tentang beberapa penginapan yang pernah saya dan suami datangi sebagai tempat menginap. Dan rata rata hotel yang saya ceritakan tak jauh jauh dari hotel tua. Semakin lama saya semakin tertarik dan menikmati hotel tua dengan segala nuansa old style. Hotel tua bagi saya tidak sebatas sebagai tempat menginap tapi selalu ada cerita di baliknya. Selain itu suguhan interiornya pun menarik untuk dilihat.
Tapi hotel tua yang saya sukai itu bukanlah hotel yang atmosfirnya creepy banget yang sentuhan artnya beneran tidak ada. Murni menjajakan keseraman yang hakiki dan orisionil. Kalau seperti ini saya ogah. Hahaha.
Berbicara mengenai hotel tua, di wilayah country side Swedia lumayan banyak jumlahnya. Sangat menarik untuk dijadikan tempat menginap dan quality time. Bedanya hotel hotel tua di country side Swedia tidak seperti kebanyakan hotel tua di eropa yang berbahan dasar material batu serta bergaya arsitektur baroque, art nouveau maupun gothic. Hotel tua di sini bisa dibilang rata rata berbahan material kayu dan sangat setia mempertahankan dan menonjolkan karakter skandinavianya. Hotel yang rata rata jika dilihat dari luar terlihat biasa. Tapi begitu masuk ke dalam akan disambut dengan interior yang unik dan tak kalah elegan. Dan uniknya nuansa hominya tetap berasa.

Kali ini saya akan mengulas tentang salah satu hotel tua yang konon katanya lumayan terkenal di Swedia bernama Grythyttan Gästgivaregård. Terletak di daerah Grythyttan Örebro, propinsi Västmanland.
Dari tempat tinggal saya butuh sekitar dua setengah jam berkendara. Meskipun terkenal, sejujurnya saya baru mengetahui tentang hotel ini dari suami. Tepatnya di hari ulang tahun saya beberapa waktu yang lalu ketika dia memberi kejutan bahwa kami akan menginap di Grythyttan Gästgivaregård.
Hitung hitung menghabiskan weekend berdualah. Membuang kejenuhan akan gelapnya musim dingin sekaligus merayakan pertambahan umur saya yang semakin menua tentunya.


Grythyttan Gästgivaregård bukan sebatas hotel untuk menginap. Tapi ada wisata sejarah yang ditawarkan. Kalau saya bisa berpendapat, tujuan utama para tamu hotel yang datang sepertinya hanya fokus menginap dan menikmati sensasi atmosfir abad ke 17 yang ditawarkan hotel. Jadi bukan sebagai tempat persinggahan untuk tidur semata lalu ngider melihat wisata di luar hotel.
Menilik mundur ke belakang, Grythyttan Gästgivaregård awalnya merupakan penginapan kecil layaknya losmen. Berdiri sejak tahun 1640 (sekitar emparatusan tahun silam), hotel ini memiliki ruangan kamar sebanyak 54 kamar yang dibangun semasa tahta kekuasaan ratu Kristina, ratu Swedia di masa itu.

Pada saat itu sang ratu mengeluarkan instruksi agar seluruh wilayah di Swedia dengan jarak pertujuh puluh kilometer harus memiliki Värhus atau penginapan. Masing masing penginapan ini tidak hanya menyediakan tempat beristirahat untuk para tamu tapi juga untuk ternak kuda yang mereka tunggangi. Dan khusus untuk kuda kuda ini, pemilik penginapan harus menyediakan tempat yang bisa menampung minimal 24 ekor kuda.
Kenapa harus demikian? Karena di masa itu belum ada yang namanya kendaraan maupun kereta api. Rata rata orang berpergian hanya dengan kuda. Dan ketika melakukan perjalanan jauh, mereka butuh istirahat. Sehingga diwajibkanlah seluruh wilayah di Swedia memiliki penginapan including kandang ternak.


Dan saya juga baru tahu jika rumah yang saya tinggali bersama suami saat ini, di masa dulu juga pernah dijadikan sebagai tempat penginapan kecil oleh keluarga suami dari generasi yang ke berapalah itu dia pun sudah tidak tau. Bahkan ada ruangan bawah tanahnya tapi sudah ditutup oleh lantai rumah. Huaaaaaaaaaaaaaaaa……kaget saya!

Jaman berubah dan era modernisasi menyentuh kehidupan di bumi Swedia kala itu. Sekitar tahun 1879 ketika sarana transportasi kereta api memasuki wilayah Grythyttan, dibangunlah sebuah hotel yang lumayan besar di sekitar stasiun kereta api yang otomatis membawa dampak tidak baik terhadap Grythyttan Gästgivaregård yang waktu itu hanyalah sebuah penginapan kecil. Kala itu warga lebih tertarik dan memilih menginap di hotel besar dan tentunya lebih dekat ke stasiun kereta api.

Bisa ditebak akhirnya penginapan Grythyttan Gästgivaregård berhenti beroperasi untuk sekian lama. Hingga pada tahun 1973 pemerintah daerah setempat berniat ingin memugar bangunan penginapan ini. Rencana mana ditentang oleh dua pria bernama Arthur Lindqvist dan Yngve Henriksson yang tetap ingin mempertahankan bangunan Grythyttan Gästgivaregård ini.

Singkat cerita Grythyttan Gästgivaregård kembali beroperasi dengan konsep managemen yang jauh berbeda. Dari sebuah penginapan biasa menjadi sebuah hotel dengan sentuhan unik, elegan serta menonjolkan sajian gastronomi high class.
Seorang Carl Jan Granqvist yang dikenal sebagai salah satu tokoh televisi, restaurateur dan pengamat food and wine terkenal di Swedia pernah menjadi Cellar Master tertinggi di Grythyttan Gästgivaregård.
Meskipun kini setaraf hotel tapi embel embel kata Gästgivaregård (yang bisa diartikan losmen) di belakangnya hingga saat ini tidak pernah diganti. Hingga pada tahun 2014 asset saham dan kepemilikan Grythyttan Gästgivaregård beralih ke Spendrups Family yang tak lain merupakan pemilik perusahaan minuman besar di Swedia yang dikenal dengan brand Spendrups.


Grythyttan Gästgivaregård memiliki 54 kamar dengan konsep airy room abad ke 17. Dan uniknya setiap pintu kamar memiliki interior yang berbeda baik dari peralatan hingga wallpaper. Dan kamar kamar di hotel ini semakinlah bertambah unik karena setiap pintu kamarnya ditempeli bingkai tulisan yang berisi sejarah Grythyttan Gästgivaregård, yang mana setiap pintu kamar memiliki cerita sejarah yang berbeda beda.
Grythyttan Gästgivaregård sering juga digunakan sebagai tempat pertemuan/meeting, wedding party hingga fine dining. Tak jauh dari Grythyttan Gästgivaregård para tamu juga bisa menikmati fasilitas spa di Loka Brunn tapi beda bangunan dan lokasi.

Menelusuri setiap sudut ruang hotel selalu memberi keasikan tersendiri buat saya. Semua barang yang berjejer bener bener bikin takjub. Vintage trala la la!
Satu hal yang menarik perhatian saya, hotel ini juga menempelkan berbagai daftar menu dari berbagai hotel tua di seluruh Swedia dari masa ke masa. Saya jadi tau metamorfosis design daftar menu di setiap restoran dari jaman ke jaman. Keren ihh!


Dan itu sudah saya buktikan sendiri. Makanannya bener bener enak. Enak dalam arti sanggup bikin mata saya merem melek pada saat menyantap. Bukan yang sekedar enak tanpa sensasi apa apa. Saya bukan bermaksud melebihkan. Karena saya termasuk orang yang agak nyinyir untuk urusan makanan. Ga sanggup saya bilang enak kalau ternyata biasa biasa saja rasanya.
Meskipun sekilas penampilan menu tidak terlalu luar biasa, tapi untuk urusan rasa Grythyttan Gästgivaregård memang bisa diancungin jempol. Rasanya jika mereka menggunakan rumput liar sebagai garnis di menu, pasti akan saya hajar juga sangkin enaknya. Hahaha.
Selain itu mereka juga menyajikan keju berkualitas yang umurnya bisa dibilang lumayan lama. Dan untuk ini jujur lidah saya belum bisa menikmati. Aroma tengiknya sangat menggangu saya. Rasanya juga aneh. Maaf, separuh lidah saya masih katrok.
Grythyttan Gästgivaregård juga sangat terkenal dengan koleksi minuman anggur/wine dengan umur yang relatif tua. Bahkan hotel ini memiliki cellar (ruang bawah tanah) yang sekitar 350 tahun yang lalu digunakan sebagai ruang penjara bagi orang orang yang menunggu hukuman pengadilan.

Seiring waktu akhirnya cellar atau ruang bawah tanah tersebut digunakan sebagai gudang penyimpanan wine berkualitas yang berasal dari berbagai penjuru dunia. Saat ini gudang bawah tanah lebih sering digunakan tamu hotel sebagai tempat menikmati menu fine dining khususnya di saat musim panas. Bisa ngebayangin ga sih, makan cantik di ruang bawah tanah, bekas penjara………………..dan penjara 350 tahun lalu pulak! Excited sudah pasti.


Sehingga tak ayal harga minuman wine di restoran Grythyttan Gästgivaregård lumayan berbeda jauh dengan harga wine yang dijual di Systembolaget (store resmi yang menjual minuman beralkohol di Swedia).
Sebagai perbandingan jika membeli sebotol red wine dengan berat kurang lebih 750 ml di systembolaget bisa dihargai 100-120 Sek, maka di Grythyttan Gästgivaregård harganya berlipat ganda menjadi 150 sek ke atas dengan berat hanya 70 ml.
Bisa dimaklumi karena rata rata anggur yang mereka tawarkan memang sudah lumayan tua. Seperti yang kami pesan misalnya sudah berumur sekitar duapuluh tahun. Bahkan yang jauh lebih tua dari itu juga ada.

Restoran di Grythyttan Gästgivaregård memiliki beberapa ruangan makan yang berbeda beda. Jika ingin menikmati sajian berbagai jenis daging sapi berkualitas di waktu yang bersamaan, ada satu ruangan yang khusus disediakan untuk itu. Tapi tidak setiap saat. Dan lagi lagi design interiornya bikin saya betah.

Grythyttan Gästgivaregård sepertinya sangat jeli melihat pelanggan pasar. Mereka tahu para tamu bakal tertarik dengan suguhan old style yang mereka sajikan. Old style yang bisa dibilang nyaris origionil karena mostly property di dalamnya bukanlah barang tua yang dipaksa terlihat menjadi tua. Tapi memang beneran uda tua. Rata rata available semua. Sehingga dengan terang terangan mereka membuka tävling atau perlombaan photography setiap bulannya.
Berikut beberapa foto property hotel :



Jadi setiap tamu ga perlu malu malu untuk motoin segala hal yang ada di dalam maupun luar hotel. Mulai dari makanan hingga interiornya. Setiap bulan mereka akan memilih satu orang pemenang. Dan tentu saja saya tidak melewatkan kesempatan ini. Lumayan kan kalau saya menang bisa menginap satu malam. Menghemat biaya. Karena biaya menginap permalam di hotel ini relatif mahal. Sekitar 2800 Sek (setara 4,2 juta rupiah). Aaaaaaaaaaaaaa………..semoga saya menang. Amin!
Berikut video lengkap Grythyttan Gästgivaregård yang saya upload di akun youtube saya.