Inilah puncak kegembiraan gue sepanjang karir ngebaking di dapur. Akhirnya gue berhasil menaklukkan keraguan yang selama ini menjadi penghalang untuk tidak merasa minder dengan kemampuan diri sendiri. Mengingat proses pembuatannya yang lumayan tricky. Adonan bolak balik keluar masuk chiller, laminating yang tepat agar butter tidak meluber kesana kemari, hingga proses folding yang beberapa kali cukup membuat gue maju mundur di tempat. Sampai akhirnya gue memberanikan diri untuk mencoba. Dan yaiiiii………………gue berhasil bikin croissant!
Adrenalin gue berasa terpacu selama proses ngebaking berlangsung. Antara takut gagal dan berhasil. Dan kalaupun berhasil, hasilnya akan seperti croissant di toko rotikah? Bahkan ketika searching resep sana sini, pusingnya uda lumayan berasa. Bingung mau pilih yang mana. Yang jelas gue butuh resep yang bisa dimengertilah. Tidak terlalu riweh dan ngejlimet. Dan yang terpenting adalah resultnya. Sejujurnya ada beberapa resep yang kurang cocok di hati gue. Alasannya sih sederhana.
Namanya juga pemula, tampilan croissant secara kasat mata sangat berpengaruh kan. Ada beberapa resep dimana croissant terlihat kurang mengembang sempurna. Kulitnya kelihatan tebal. Layernya kurang kelihatan. Juga terkesan tidak flaky.
Sampai akhirnya gue menemukan satu resep yang cocok di hati. Sangkin tidak ingin gagal, gue mencari tau background si pemilik resep. Ternyata beliau memang pernah sekolah boga di Perancis dan berkarir di negeri asal croissant itu. Dan sekarang menetap di US. Melihat cara dia memasak dan ngebaking, gue langsung tersugesti jika beliau ini adalah seorang profesional. Tangannya cekatan. Langsung gue subscribe. Resepnya menarik semua. Ditambah lagi orangnya lucu dan sedikit sableng di setiap videonya. Makin mantaplah hati gue untuk memilih dan mencoba resepnya. Hahaha.
Hingga akhirnya gue menyimpulkan jika gue tak salah tersugesti oleh backround pendidikan dan pengalaman beliau. Resepnya memang jitu. Ya okelah, anggap gue lagi lucky. Mencoba perdana langsung berhasil. Gue ga bilang sempurna ya. Tapi sebodo amat kan, namanya juga perdana dan langsung berhasil pula. Masa gue tega bilang kalau resepnya abal abal? Dan yang terpenting, resep beliau ini tidak terlalu ribet dibanding yang lain. Masih bisa dimengerti. Penyampaian informasi dan tipsnya lumayan lengkap (setidaknya menurut gue sih begitu).
Menurut beliau, croissant bukan brioche. Jadi tidak perlu menggunakan air susu dan telur. Gue melihat ada beberapa resep lain yang menggunakan cairan susu dan telur. Kebetulan atau tidak, yang ada tampilan layer croissant malah kurang terlihat dan terkesan tidak flaky.
Hal penting lainnya, untuk adonan tepung dan butter yang dimasukin terpisah ke dalam chiller, harus memiliki konsistensi yang sama ketika proses laminating antara butter dan adonan dilakukan. Artinya sebelum tahap ini, butter harus dikeluarkan dari chiller ke suhu ruang agar konsistensinya menjadi lebih lembut (bukan melting ya). Selain itu, adonan tepung harus melalui proses proofing terlebih dahulu sebelum dimasukin ke chiller. Jadi sehabis diuleni, tidak langsung dimasukin ke kulkas.
Menurut gue kesabaran tingkat tinggi benar benar diuji selama proses pembuatan berlangsung. Terutama untuk hasil akhir proofing. Pastikan benar benar mengembang untuk menghasilkan rongga di bagian dalam dan flaky di bagian luar. Butter juga harus berkualitas bagus. Standart eropa kalau bisa (begitu saran si pemilik resep). Adonan bisa diuleni manual pakai tangan (seperti di resep asli) tapi gue pakai mesin.
Resep yang gue share di sini hanyalah penyesuaian dari resep aslinya. Artinya ada beberapa bagian yang gue sesuaikan dengan kemampuan gue. Untuk ukuran panjang dan lebar, mungkin ada sedikit selisih. Tapi at least, meski beda beda dikit, croissant gue lumayan berhasil kok. Gue share resepnya ya!

Bahan I :
- 250 gr air (suhu ruang 25 derajat celcius)
- 14 gr ragi kering
- 500 gr unbleached bread flour
- 12 gr garam
- 50 gr gula pasir (butiran halus)
- 100 gr butter (harus kualitas bagus)
Bahan II :
- 250 gr softened unsalted butter(gue pakai normal salted butter tidak masalah). Softened di sini maksudnya bukan melting ya. Tapi konsistensinya padat lembut agar mudah dirolling)
Bahan III :
Telur untuk olesan (kocok rata)
Cara membuat :
- Campur rata tepung, garam dan gula ke dalam wadah mesin roti
- Lalu di bagian lain, campur dan kocok rata ragi dan air. Segera masukkan ke dalam campuran tepung di mesin roti
- Hidupkan mesin di level rendah selama 1 menit agar adonan tercampur rata
- Kemudian masukkan butter dan naikkan level mesin ke level tinggi (saya dari level 2 ke level 4)atau kenali mesin roti masing masing ya. Biasanya kalian menggunakan maksimal di level berapa untuk mengadon roti.
- Adon di mesin hingga 5 menit
- Keluarkan adonan dari mesin. Bulatkan dan taruh di dalam wadah bertutup
- Biarkan mengembang di suhu ruang (sekitar 24 hingga 26 derajat celcius adalah suhu yang ideal untuk resep) hingga double in size atau sudah berasa ringan jika sudah diangkat pelan dari bawah dan zigli jika loyang digoyang.
- Setelah mengembang sempurna, tabur tepung secukupnya di atas meja kerja
- Taruh adonan di atas meja yang sudah ditaburi tepung.
- Ratakan adonan hingga membentuk persegi panjang
- Pertemukan bagian sisi kiri dan kanannya hingga masing masing pinggirannya bertemu.
- Lalu lipat bagian ujung atas dan bawahnya saling tindih.
- Ratakan lagi dengan tangan membentuk persegi.
- Bungkus dengan plastic wrap.
- Masukin ke dalam kulkas (chiller).
- Biarkan overnight (12 hingga 16 jam)
- Siapkan bahan II
- Siapkan plastik dengan lebar 21-22 cm
- Masukkan butter ke dalam plastik.
- Ratakan pelan pelan dengan rolling pin.
- Ratakan sampai menghasilkan panjang 18 cm dan lebar 21-22 cm
- Masukin ke dalam kulkas (chiller) selama 16 jam.
- Esok harinya, keluarkan adonan butter dari chiller dan biarkan sesaat di suhu ruang agar menghasilkan konsistensi yang lembut. Ingat, konsistensi butter harus sama dengan adonan bahan I (adonan tepung) agar pada saat dirolling lebih mudah dan smoother (menurut gue feeling bermainlah ya).
- Jika butter sudah terlihat tidak mengeras lagi, keluarkan adonan dari chiller.
- Ratakan adonan dengan rolling pin hingga membentuk persegi dengan panjang 38 cm
- Lalu letakin butter di satu sisi adonan dan lipat sisa adonan ke bagian atas butter.
- Tekan pelan pelan adonan dengan rolling pin dari ujung ke ujung
- Ratakan lagi hingga menghasilkan panjang 60 cm dan lebar 20 cm
- Lalu lipat bagian ujung adonan sepanjang 45 cm. Dan sisanya lipat ke sisi lipatan pertama (saling bertemu).
- Ratakan kembali
- Lalu lipat ujung yang satu dengan yang lain saling bertindihan
- Tekan pelan dengan rolling pin dan ratakan lagi hingga menghasilkan panjang 60 cm dan lebar 20 cm
- Lalu lipat ujung yang satu dengan yang lain saling bertindihan
- Ratakan kembali dengan panjang sekitar 40 cm dan lebar 20 cm
- Bungkus denga plastic wrap dan masukin kulkas (chiller) selama 1 jam
- Setelah satu jam, keluarkan adonan
- Ratakan dengan rolling pin hingga menghasilkan panjang 60 cm dan lebar 20 cm
- Lalu bagi menjadi dua bagian
- Satu bagian biarkan di meja kerja dan sisanya masukin kembali ke kulkas agar tidak kelamaan di suhu ruang (menghindari butter menjadi meleleh)
- Lalu ratakan adonan di meja kerja hingga menghasilkan panjang 45 cm dan lebar 23 cm.
- Buang pinggiran adonan yang sekiranya terlihat tidak rata
- Potong adonan berbentuk segitiga (lebarnya kira kira 7 hingga 10 cm)
- Sebelum digulung, stretch (renggangkan) adonan pelan pelan dari ujung ke ujung
- Lalu gulung dari bagian yang paling lebar hingga ke bagian paling runcing
- Susun di baking ray berlapis baking paper
- Biarkan mengembang hingga double size (tergantung suhu ruang masing masing)
- Olesi permukaan croissant dengan lapisan telur yang sudah dikocok rata (putih plus kuningnya)
- Siapkan oven di suhu 200 derajat celcius
- Masukkan adonan dan oven selama 10 menit
- Setelah 10 menit, turunkan suhu ke 180 atau 185 derajat celcius
- Lanjutkan dioven selama 12 menit (tergantung jenis oven ya. Jadi rajin rajin aja mantengin)
- Croissant siap disajikan. Good Luck!
Note :
- Ketika baru keluar dari oven, tampilan rongga di bagian dalam croissant belum terlalu kelihatan karena butter masih melting. Kalau mau memotong croissant, lakukan setelah benar benar dingin.
- Pastikan ketika meratakan adonan, selalu ada tepung di meja kerja agar tidak lengket
- Tapi setiap melakukan folding (lipatan) pastikan sisa tepung di permukaan adonan harus dibersihkan.
- Demikian juga ketika menggulung dan membentuk croissant, pastikan tidak ada tepung di permukaannya agar adonan bisa digulung sempurna.
- Kalau adonan dikerjakan manual pakai tangan, pastikan pada saat menguleni, tidak ada tepung di atas meja kerja. Penggunaan tepung di atas meja kerja hanya diperlukan pada saat meratakan adonan (supaya tidak lengket)
- Croissant ini disantap dalam kondisi masih hangat ueeenak banget. Fluffy di bagian dalam, flaky di bagian luar, dan buttery banget. Tapi kalau mau divariasikan juga boleh. Dengan menambahkan tuna, ham, chicken, sayuran, seperti yang ada di foto juga boleh. Tapi harus bener benar dingin dulu ya croissantnya.
- Menurut gue, kalau cuma melihat, membaca dan mengikuti resep melalui tulisan agak sulit ya. Apalagi resep yang gue share ini tidak dilengkapi foto tutorial. Jadi saran gue sih tidak ada salahnya melihat video si pemilik resep. Gue share resep di blog karena beberapa followers di instagram minta dibuatin resep (versi Indonesia). Itupun lumayan riweh nulisnya. Panjang banget. Hahaha. Semoga bergunalah ya. Kalau ada yang kurang harap maklum.
- Di bawah ini gue sertakan link video si pemilik resep. Mr. Bruno Albouze
bagi dong hahaha
LikeLike
Sini Non 😄😄
LikeLike
Hebat mbaaaaak 👍🏻👍🏻👍🏻 persis kemarin aku baru makan croissant beli di coop dan kepikiran kalo bikin sendiri susahnya kayak apa yaa. Setelah baca posting ini ternyata emang beneran susah bangeeeeet 😂🤣😂 untuk sementara aku beli jadi dulu aja deh 😅
LikeLike
Makasih Be. Anggap lagi lucky. Gatau tar kalau coba lagi jangan jangan gagal😅🤣mudahan mudahan galah. Beli juga enak kok😅 tapi kalau ada waktu dan mulai siap, bisa dicoba Be dan langsung lihat video si Bruno itu. Hasilnya buttery bgt. Suamiku suka banget.
LikeLike
Wah keren
LikeLiked by 1 person
Makasih mba
LikeLike
Aduhhhh.. Croissantttttt.. Kayaknya aku segala macam roti, yang plain aja pake butter, udah nikmat banget dehh.. Mamaku doyan banget makan croissant tanpa apa2, apalagi yang lembut.. nah punyamu glitter2 gitu, bikin tambah ngiler.. hihi
LikeLike
Iya betul. Croissant ini apalagi baru keluar oven, oemgi bangetlah pokoknya endesnya🤣
LikeLiked by 2 people
Kemarin beli croissant di supermarket, empuk2 gimana.. masukkin microwave trus kasih butter.. yumyumbangett
LikeLiked by 2 people
Wow, resep bikin Croissant-nya ternyata gak simpel ya, panjang dan prlu bca ulang2 hingga pham. Dan btul, sprti yg mbak Ajheris tulis di bgian akhir, mmang bgtu jg nurut sy 🙂
“Menurut gue, kalau cuma melihat, membaca dan mengikuti resep melalui tulisan agak sulit ya. Apalagi resep yang gue share ini tidak dilengkapi foto tutorial. Jadi saran gue sih tidak ada salahnya melihat video si pemilik resep. Gue share resep di blog karena beberapa followers di instagram minta dibuatin resep (versi Indonesia). Itupun lumayan riweh nulisnya. Panjang banget. Hahaha. Semoga bergunalah ya. Kalau ada yang kurang harap maklum”
Ok sip, mbak. Smoga yg ditulis ini brmanfaat bg mreka yg mau jg ikutan bikin Croissant. Klau sy sih, andai bisa itu cm pngin jd yg nikmati aj, 😀
LikeLiked by 1 person
Iya agak ribet bikinnya. Tapi kalau sudah hobby, asik asik aja hahahha. Dan emang perlu tontonan tutorial video sih menurut aku. Makasih ya 👍
LikeLiked by 1 person