Entah sudah berapa sering gue dan suami berkunjung ke desa kecil ini. Rasanya tak pernah bosan. Desa dengan segala keautentikannya. Ibarat perawan desa polos yang banyak mencuri hati. Ada kalimat yang menyebut “Ke Dalarna tanpa ke Tällberg ibarat ke pesta nikah tanpa melihat pengantinnya”
Tällberg terletak di propinsi Dalarna. Tepatnya lagi di wilayah Leksand Swedia. Tällberg adalah desa kecil yang beruntung. Setidaknya itulah pemikiran dengki gue. Dibanding desa kecil lain di propinsi Dalarna (termasuk desa gue), Tällberg ibarat artis papan atas dan desa kecil lain ibarat artis nanggung. Dan desa gue meniti karir pun belum. Apalagi fans berat Tällberg sebagian besar berasal dari luar kota, seperti Stockholm dan kota kota besar lain di Swedia. Bahkan tidak sedikit wisatawan asing terkhusus yang berasal dari Jerman dan Belanda juga suka mengunjungi desa ini.


Meskipun hanya sebuah desa kecil tapi Tällberg memiliki nama yang lumayan besar. Rasanya warga Dalarna dan wisatawan yang sangat menggilai resort bernuansa alam plus bangunan antik sangat mengenal desa nyentrik ini.
Dahulu kala misalnya kaum borju Stockholm sengaja beramai ramai membangun villa dan summer house tak jauh dari Tällberg. Kala itu memiliki villa dan summer house di dekat desa Tällberg menjadi trend yang bergengsi. Semacam pembuktian status sosial. Contohnya seperti villa summer house di bawah ini.
Sampai sekarang bangunan bangunan villa dan summer house ini masih bisa dilihat di sisi kiri dan kanan jalanan menuju Tällberg. Wooden house tradisional. Ibarat diva, ketenaran Tällberg sampai pada puncaknya ketika desa kecil ini pernah beberapa kali dikunjungi oleh Kung Carl XVI Gustav. Raja Swedia saat ini.
Lalu apa yang membuat Tällberg sedemikian menarik? Menurut gue ada dua faktor. Salah satunya adalah Tällberg berada dilingkungan alam pedesaan yang sangat natural dan masih autentik. Berada di tanah landai berbukit, membuat landscape alam di sekitar Tällberg menjadi sangat menawan. Belum lagi tenangnya air danau Siljan sebagai danau terbesar di Dalarna cukup membuat sentuhan ekolife berasa banget di Tällberg.
Yang kedua meskipun hanya desa kecil, sebagian besar wilayah Tällberg justru dipenuhi bangunan penginapan. Setidaknya ada 200 rumah tinggal, 400 penginapan villa/cottage dan 8 hotel besar berbintang dengan fasilitas yang lumayan lengkap di desa ini. Dan mostly bangunan yang berdiri di Tällberg terbuat dari kayu dengan model interior yang masih tradisional. Real scandinavian!
Alam yang tenang, udara yang segar hingga bangunan vintage. Pembenci keributan sangat cocok ke tempat ini. Gue garansilah. Kebanyakan orang yang menginap di Tällberg hanya bersantai di penginapan atau berjalan kaki di sekitar resort dan melihat museum maupun toko kerajinan tangan. Ibarat di puncaklah ya.



Mengapa Tällberg sarat dengan penginapan? ceritanya berawal sekitar tahun 1900. Beberapa petani yang berasal dari Tällberg berkeinginan agar desa mereka mendapat kunjungan wisatawan. Demikianlah sampai akhirnya sebagian besar warga Tällberg membangun penginapan kayu bahkan berkembang menjadi hotel. Hingga akhirnya perlahan Tällberg dikenal bukan lagi sebagai desa kecil saja tetapi juga menjadi salah satu resort terbaik di Swedia.
Hotel di Tällberg terdiri dari hotel biasa sampai hotel berbintang. Dengan pembayaran permalam yang bisa dibilang tidaklah murah. Bahkan biaya menginap permalam di hotel besar Tällberg mampu menyaingi harga hotel di kota besar Swedia.
Rata rata hotel besar di Tällberg memasang tarif sekitar 1250 hingga 3000 sek permalam (setara dua hingga lima juta rupiah permalam). Tergantung seasons juga. Hotel hotel ini biasanya juga menyediakan paket penginapan including makan malam maupun spa. Harganya berkisar 4500 hingga 5000 sek (setara 7,5 sampai 8 juta permalam).
Padahal jika dilihat bangunan hotel sangat biasa dan jauh dari kesan mewah. Tapi inilah yang menjadi daya tarik Tällberg. Desa ini memiliki karakter yang sangat kuat. Jika menyebut kata Tällberg yang pertama terlintas di kepala adalah bangunan bangunan kayu tradisional. Bangunan kayu tua menjurus horor. Sampai pagar hotel pun terbuat dari kayu. Terkesan tidak fresh dan dibiarkan seperti aslinya. Rustic banget. Lantai kayu hotelnya sampai mengeluarkan suara denyit ketika diinjak….ngikk! Hahaha.
Berikut di bawah ini beberapa bangunan hotel di Tällberg :







Bagi yang tidak paham atau bukanlah golongan penggemar bangunan antik, mungkin rasanya rugi harus mengeluarkan kocek yang tidak sedikit hanya untuk menginap di sebuah penginapan kayu. Namun berbeda dengan kebanyakan warga lokal di Swedia, nuansa super vintage justru memiliki sensasi tersendiri. Ibarat kata serasa menggiring mereka ke ratusan tahun silam. Suami gue salah satunya. Sangat menyukai penginapan bergaya old style. Dan semakin ke sini, gue pun ikutan terbawa arus. Cinta suasana vintage dan antik.



Nuansa inilah yang ditawarkan Tällberg kepada tamu tamunya. Bangunan boleh terlihat tua dan sederhana dari luar tapi mereka mampu mengemas interior di dalam menjadi elegan, romantis bahkan berkelas. Layaknya di kota besar, hotel besar di Tällberg memiliki fasilitas lengkap seperti spa, pool, fine dining, hingga conference room. Tak jarang forum berskala besar diselenggarakan di desa ini. Foto di bawah salah satu contoh ruangan lobby, kamar dan restoran yang ditata manis diantara balutan kayu tua.

Tällberg adalah resort yang selalu bangga dan percaya diri menjadikan bangunan bangunan tua sebagai pelengkap keindahan halaman halaman di penginapannya. Mulai dari kabin kecil dan gudang tua yang memang sengaja di tempatkan di beberapa titik lokasi di kawasan Tällberg. Mirip open air museum.
Bayangkan bangunan gudang tua loh. Bahkan kandang kuda pun mereka jadikan hiasan di halaman penginapan. Mereka tidak malu dan malah bangga. Tujuannya secara tidak langsung hendak memperlihatkan ke pengunjung bagaimana kehidupan warga Dalarna dulunya.
Salah satu contoh bangunannya bisa melihat foto di bawah ini.

Tak hanya penginapan, cafe dan berbagai museum antik pun cukup lengkap menghiasi desa Tällberg. Di saat summer, duduk santai di kursi dan meja kayu sambil menikmati sepotong roti dan segelas kopi/teh sambil melihat keindahan alam pedesaan dan aliran air danau Siljan yang membentang luas. Layaknya sebuah lukisan alam. Sangat tenang.
Foto di bawah ini adalah salah satu contoh kafe bernuansa vintage di Tällberg.
Tällberg boleh dibilang tidak hanya mahal di urusan penginapan. Masuk ke toko souvenirnya pun mampu membuat sakit kepala. Bagaimana tidak, harga souvenir yang dijual untuk ukuran buah tangan atau oleh oleh tidak tanggung tanggung. Ribuan Swedish Kronor alias jutaan rupiah.
Hal ini dikarenakan sebagian besar souvenir merupakan hasil kerajinan tangan warga lokal (handmade). Kalau pun ada yang lebih murah, jatuhnya bukan handmade lagi. Toko souvenir terbesar di Tällberg adalah Kaffestuga Hemsljöd. Berada di dalam toko yang mirip museum kecil ini cuma bisa bengong. Muahal!
Kaffestuga Hemsljöd tidak semata mata menjual barang souvenir saja tapi secara tidak langsung seperti memperkenalkan kultur budaya Swedia kepada pengunjung yang masuk ke toko ini. Pelayan tokonya ramah. Dan enaknya lagi bisa puas melihat barang barang tanpa terbebani harus membeli. Pegawai toko tidak ngintilan kita. Kalau diikuti rasanya gimana ya. Berasa ditodong harus beli. Cerita lengkap tentang toko handmade ini bisa baca di SINI


Untuk toko dan museum di Tällberg kebanyakan dibuka di saat summer. Dan lagi lagi harga barangnya pun bisa gue bilang gila gilaan. Masih terang banget di ingatan gue (efek belum bisa menerima tepatnya), saat perayaan midsummer beberapa tahun lalu. Ceritanya waktu itu suami berkeinginan membeli boneka kecil dari salah satu toko handmade di Tällberg.
Sebenarnya gue tidak terlalu suka sih. Tapi dibilang ga mau ya ga juga. Cuma waktu itu gue tidak kalau harga boneka mencapai 500 Sek. Tepatnya lagi gue belum paham banget waktu itu kalau barang handmade di Swedia dihargai relatif tinggi. Berhubung ga doyan doyan banget, gue sibuk melihat printilan yang lain. Dengan pemikiran kalau suami mau beli ya sudahlah. Namanya juga dibeliin. Dan suami pun memang niat kan.
Barulah setelah keluar toko, gue iseng melihat si boneka tadi. Dan ternyata harganya membuat gue bete. Suami pun menjelaskan kalau harga boneka worth it dengan kualitasnya. Belum lagi ngebuatnya ga mudah. Tangannya capek kata suami. Tapi semakin dilihat emang lucu sih bonekanya. Bulunya kriwil kriwil gitu. Haha.

Tapi lagi lagi memang begitulah harga di Tällberg. Sebagian besar bisa dibilang mahal untuk ukuran wisata di desa kecil. Mungkin bagi penduduk lokal negeri ini, mahalnya harga di Tällberg sepadan dengan apa yang sudah ditawarkan desa ini. Sebagaimana legowonya suami gue bisa memaklumi harga boneka tadi.


Di saat summer dipastikan Tallberg lebih kebanjiran tamu. Apalagi desa ini selalu mengadakan perayaan Midsummer, sebuah tradisi besar di Swedia yang dikenal dengan pesta menari di hari yang paling terang dalam setahun.

Di mata gue Tällberg itu ibarat desa metropolitan. Bagaimana tidak, untuk ukuran desa kecil banyak banget plang kayu layaknya informasi lalu lintas di setiap ruas jalanan desanya. Ngalahin kota besar. Contohnya seperti foto di bawah ini.
Hal ini dikarenakan banyaknya penginapan, museum, dan cafe di Tällberg. Belum lagi di saat winter Tällberg menjadi desa yang sarat dengan cahaya lampu lampu hotel. Cakep.
Tällberg selalu cantik di setiap musim yang berbeda. Cantik buat foto narsis juga. Tinggal pilih mau berdiri di mana. Wooden house dan alamnya siap menjadi backround gratis.
Saat winter Tällberg ibarat negeri dongeng. Tumpukan salju ada di mana mana. Sebaliknya di saat summer desa ini terlihat segar dengan permadani alam yang hijau, bunga dan rumput liar dimana mana, bahkan sampai barisan pohon apel dengan buah ranumnya yang menggemaskan. Pengen metik masukin karung trus jadikan props foto. Hahaha.
Berkunjung ke Tällberg mengingatkan gue akan bangunan asli sopo di kampung gue tanah batak sana. Meskipun tidak semua ya, tapi masih ada beberapa desa terpencil yang memiliki rumah sopo tapi seperti diterlantarkan. Sayang banget. Kalau di sini bangunan bersejarah seperti itu sudah dilirik dan dijadikan objek wisata.
Apalagi semakin ke sini, gue melihat banyak sekali obejek wisata baru di tanah air yang malah berlomba lomba membuka wisata bertema eropa. Bingung juga sih. Tapi ironisnya memang wisata seperti ini mendapat apresiasi yang besar dari masyarakat kita. Lumayan menghibur mereka. Hitung hitung lebih hemat daripada terbang langsung ke eropa.
Tulisan ini gue post ulang dengan beberapa revisi. Salam dari Swedia.


Keindahan desa Tällberg ini sudah pernah tayang di NET TV. Kalian bisa menontonnya dengan klik link di bawah.
http://netcj.co.id/unique/video/225224/tallberg-desa-kecil-dengan-beragam-fasilitas-kece
aaahhh.. cantik banget desa nyaa… tenang dan teduh kayaknya ya..
LikeLike
Iya betul. Natural banget. Dan bangunan2 kayunya antik dan unik
LikeLike
Rumah2nyq bikin gemes bgt ya
LikeLike
Iya Non. Suka bgt lihatnya ya 😁
LikeLike
mbak ini bener2 lukisan alam ya. Bersih dan ngademin mata banget ngeliat foto2 dalam postingan ini. Beruntungnya kamu bisa berkunjung ke sini mbak 🙂
LikeLiked by 1 person
Hai mba… makasih kalau foto fotonya bisa menghibur. Bener alamnya masih bersih dan tenang banget. Kebetulan ga begitu jauh dari rumah mba hehe
LikeLiked by 2 people
Tks ya eda atas cerita ttg desa tallberg, bagus sekali pemandangannya, masyarakat di tallberg benar2 pintar mengelola n memelihara ciptaan Tuhan, luar biasa sy tdk bosan2nya melihat foto2 ini berkali2, tks eda, see you di tallberg😇🤗
LikeLike
sama sama edaaaa
LikeLike