Mari Bicara Bayaran Upah di Swedia

Entah mengapa tiba tiba gue pengen menulis tentang pekerja bangunan di Swedia (biar bacanya lebih simple gue sebut “tukang” aja kali ya). Tepatnya lagi tentang upah gajinya. Karena pertama tau gue lumayan kaget juga. Jadi sekitar tiga tahun lalu gue dan suami berencana menambah ruangan kamar di samping living room. Alasannya sih untuk jangka panjang. Kelak jika kami menua dan kaki sudah ga kuat naik turun tangga, kami punya kamar di lantai bawah.

Di awal awal suami uda bilang kalau biaya merenovasi dan ngebangun rumah di Swedia itu mahal. Berhubung menambah ruangan yang luasnya cuma 12 meter, suami pun mengusulkan bagaimana jika dia sendiri yang mengerjakan. Permintaan mana langsung gue tolak seratus persen. Manalah gue tega yaa kan. Udah capek kerja trus lanjut nukang? lah kapan istirahatnya. Akhirnya kami putusin pake jasa tukang.

IMG_5977

Sebenarnya ngebangun rumah di Swedia bukanlah sesuatu yang aneh jika dikerjai sendiri oleh pemiliknya. Contohnya seperti tetangga gue. Merenovasi total bangunan rumahnya dan itu dikerjai sendiri tanpa menggaji tukang. Mau tau berapa lama selesai? Nyaris 3 tahun!

Trus kenapa juga sih dibela-belain harus dikerjai sendiri? jawabannya karena gaji tukang di Swedia itu mahal! Belum lagi harga material. Kena pajak sudah pasti. Merenovasi rumah pun di sini kena pajak. Dan itu tidak murah. Pajaknya gede. Bahkan untuk bangunan kamar yang luasnya cuma 12 meter kami dikenai biaya tukang berikut pajak hingga ratusan juta rupiah. Makanya untuk mengurangi cost yang membengkak tadi tak sedikit yang rela membangun sendiri rumah mereka.

Bahkan hanya untuk mengganti genteng gudang yang cuma seuprit bisa kena 40 juta rupiah biaya tukangnya. Ini masih menggunakan jasa perorangan loh. Tetangga gue yang cuma membangun garasi kecil (itupun bentuk bangunannya biasa banget dan tidak ada pintunya) dikenai 120 juta rupiah untuk upah tukang plus pajak.

IMG_5986
Lihatlah garasi mobil itu. Biasa banget kan. Bangunan kayu merah yang melekat disampingnya tidak termasuk ya. Itu bangunan lama yang sudah ada sebelumnya. Biaya tukang plus pajak untuk garasi kecil itu saja bisa mencapai 120 juta rupiah.

Jasa tukang di Swedia khususnya kota Mora bisa didapat melalui perusahan penyedia jasa bangunan. Harga yang dikenakan perusahaan jelas tidak murah. Rata rata bisa mencapai 500 sek atau setara 842 ribu rupiah perjam (untuk kurs idr saat gue menulis tulisan ini). Termasuk pajak tentunya. Di wilayah Swedia yang lain gue kurang tau pasti. Dalam sehari biasanya mereka bekerja selama 7 jam. Jadi artinya kita harus mengeluarkan kocek hampir 6 juta rupiah per harinya. Hanya untuk membayar jasa tukang loh.

Sebenarnya cost ini bisa dikurangi kalau kita bisa menggunakan jasa tukang yang tidak bernaung di bawah perusahaan jasa bangunan. Jasa perorangan gitulah. Mereka rata rata memasang tarif paling murah sekitar 200 sek atau sekitar 337 ribu rupiah perjamnya. Akan tetapi tenaga tukang seperti ini terkhusus di tempat tinggal gue tidak banyak. Dan cara kerja mereka pun jelas berbeda dengan jasa tukang yang kita sewa dari perusahaan jasa bangunan. Tukang dari jasa bangunan jelas lebih profesional dari segi skill dan waktu. Bangunan juga lebih cepat selesai.

IMG_5983
Ruangan kecil berukuran 12 meter ini mengeluarkan biaya tukang yang tak sedikit berikut pajak plus biaya material.

Menggunakan jasa tukang di Swedia bukan berarti kita bisa sesuka hati main perintah dan main ngomel. Dikit dikit ceriwis dan berdiri layaknya mandor. Di awal cukup kasih tau aja seperti apa bangunan yang kita mau. Bahkan jika menggunakan jasa tukang perorangan, yang namanya bicara harga di awal pun tidak. Karena tukang tidak mau mematok harga sebelum dia menjalankan tugasnya. Kasarnya tidak mau menafsirkan harga sebelum kerja dimulai hingga selesai. Ga ada istilah harga borongan. Cuma biasanya si tukang pun ga asal main libas harga karena setidaknya pengguna jasa sudah tau juga kira kira harga tukang di pasaran berapa. Kalau pun harganya agak meleset dikit ya harus rela. Artinya tidak ada tawar menawar. Tukang/perusahaan yang menentukan.

Tukang di Swedia harus punya standard. Malah setau gue ada pelatihan khusus untuk pemula. Jadi ga bisa asal bilang “ehh ada proyek tuh, mau ikut ga bantu ngocokin semen? Yang gue lihat kerja mereka rapi banget. Sekalipun cuma tukang perorangan yang tidak bernaung di bawah perusahaan, mereka sudah punya peralatan mesin sendiri.

IMG_5978

Di Swedia upah gaji dan membayar jasa orang lain memang relatif tinggi. Tapi hal ini dikarenakan harga kebutuhan dan biaya hidup di Swedia juga sangat tinggi. Jadi sekalipun bayarannya mahal, bukan berarti mereka jadi kaya raya berkelimpahan uang. Karena pengeluaran mereka juga besar.

Cuma sepengamatan gue, semua jenis pekerjaan dianggap sama di Swedia. Tidak ada istilah pekerjaan ini lebih bergengsi dan pekerjaan yang itu dianggap sebelah mata. Lihat saja bayaran tukang mereka itu, malah gaji mereka bisa dibilang sangat lumayan. Tak hanya tukang, pekerja yang memasang wallpaper seluas 12 meter aja bayarannya mencapai 14 juta rupiah. Motong rambut paling murah 850 ribu rupiah, mijet badan satu jam bisa mencapai 1 juta rupiah. Semua tenaga kerja dihargai mahal. Tak pandang bulu.

Sebenarnya tidak adil jika gue harus membandingkan dengan bayaran tukang atau jasa di tanah air. Income perkapitanya pun sudah jauh berbeda. Perbedaan gaji yang mencolok akhirnya membuat kesenjangan sosial yang pada akhirnya menimbulkan pemikiran dan pandangan bahwa pekerjaan seperti tukang bangunan, pembantu rumah tangga, tukang pijet, pelayan restoran, pelayan toko, cleaning service suka dianggap sebelah mata di tanah air. Sedangkan pekerjaan di ruang kantor ber ac, meja dilengkapi layar komputer dan telepon, duduk manis di bangku empuk, dianggap lebih elite.

Di Swedia yang namanya perbedaan gaji setiap pekerja sudah pasti ada. Tapi mencolok banget sih ga. Gue bicara gaji pekerja kebanyakan ya. Makanya tak heran warga lokal di sini tidak sungkan menjadi pelayan restoran bahkan cleaning service sekalipun. Ga ada istilah malu. Karena apa? ya karena gaji mereka pun dianggap layak sama halnya dengan pekerjaan yang lain. Di Swedia jangan heran jika pekerja seperti tukang, pemasang lampu, tukang pijet, celaning service tetap punya rumah dan mobil sekelas volvo dan volkswagen. Dan bukan berarti yang bekerja di perusahaan besar lantas mobilnya lebih mewah.

IMG_5979

Makanya kalau ada kalimat yang bilang “ya elah jauh jauh ke luar negeri cuma bersih bersih toilet, nyapu nyapu!” loh kalau gajinya memadai kenapa ga? Ingat loh hidup mereka layak. Gue bukan bicara kaya ya.

Makanya di Swedia bukan hanya imigran yang kerjanya jadi cleaning service dan pelayan restoran, warga lokal pun ga pilih pilih kerja kok. Karena bagi mereka yang penting gajinya sesuai. Mereka ga peduli dengan iming iming kerja kantoran lebih elite. Di belakang meja lebih okeh, ada komputer, ada telepon. Bahkan untuk mendapatkan kesempatan kerja menjadi seorang cleaning service pun ga mudah kok. Buktinya ga semua warga Swedia punya pekerjaan.

Di Swedia ketika ada seorang pegawai kantoran meminta berhenti dari pekerjaannya dan ingin beralih menjadi supir bus bukanlah sesuatu yang aneh. Teman suami ada yang seperti itu. Dia bosan belasan tahun duduk di kursi, di depan komputer dan di dalam ruangan yang itu itu aja. Begitu beralih menjadi supir bus dia ceria banget sekarang. Karena gaji yang dia dapat di perusahan sebelumnya tidak jauh berbeda dengan dia menjadi supir bus.

Jadi intinya, pekerjaan apapun di Swedia itu tetap dihargai. Ga dipandang sebagai pekerjaan elite atau non elite. Perbedaan gaji setiap pekerja sudah jelas ada. Tapi secara keseluruhan rata rata gaji warganya tidak terlalu mencolok perbedannya. Kecuali pekerjaan jenis tertentu yang memerlukan skil luar biasa mungkin gajinya jauh lebih tinggi. Seperti perdana menteri, politikus, tenaga ahli di bidang tertentu.

IMG_5980
Foto mawar tak ada hubungannya dengan topik tulisan. Hanya sebagai penghias tulisan semata. Hahaha

16 Comments

    1. Setiap warga dan penduduk di Swedia wajib punya personnumber semacam kode nomor kependudukan. Jadi bisa buka rek bank ya wajib ada person number ini biar bisa bikin kartu identitas (semacam ktp) sebagai syarat buka rek. Person number conecting ke semua lembaga pemerintah, swasta bahkan toko toko. Setiap transaksi uang pasti ditanya dolo person numbernya. Kalau tetap melakukan hal ilegal ujung2nya klasik sih. Kalau ketauan kena denda pajak yang tidak murah. Dan di Swedia ada jaminan pensiun sehingga penduduknya memang sadar kalau mereka ga perlu main kucing2an dengan pemerintah. Sebab pensiun mereka besar kecilnya ditentukan seberapa besar dia membayar pajak dari hasil kerjanya. Biasanya yang main kucing2an itu berhubungan dengan para imigran yang tidak mendapat permit.

      Like

  1. Adik iparku arsitek eda..dia bangun sendiri rumahnya..total ngerjainnya 10 tahun sampe rumah itu bisa dia huni. Tahun lalu aku kerumahnya masih ada bagian yang mesti dia beresin katanya, tapi bisalah pas summer dia cicil.. 98 % dia ngerjain sendiri tanpa dibantu orang lain kecuali setting listrik yang policy nya harus ahli listrik yang masang. Dapur juga dia set up sendiri. Beli 1 set kitchen set dari Ikea 50.000 dkk habis itu dia pasang, kalau orang Ikea yang masak upang pasangnya 50.000 dkk juga…ha ha ha…lumayan bisa menghemat banyak ya…

    Like

    1. Betul kalilah itu. Semua mahal. Contoh kecil aja kalau kita beli bunga mawar pertangkai katakanlah 40 sek sekitar 67 ribu rupiah pertangkai. Begitu dirangkai jd buket dengan isian mawar 5 biji plus ranting pita langsung melonjak 600 sek😅 bahkan lebih. Kreativitas dan tenaga manusianya lgsg dikali kalikan.

      Liked by 1 person

  2. Waw, mhal bnget biayanya segitu ya.. sy kaget utk yg potong rambut itu ampe skitar 850rb, pijet 1 juta😇. Tp wajar aja sih ya semuanya bila melihat alasan2 yg mbak Ajheris tulis di atas. Biaya renovasi mhal krn gaji kita krja jg besar (semua pekerjaan dihargai itu).

    Like

    1. Iya mahal. Apalagi bayar mijet dan potong rambut itu. Awal awal syok bayarnya hahaha . Tapi lagi lagi potongan pajak pun tinggi di sini paling sedikit bisa 33 persen dari penghasilan

      Like

  3. Ongkos tenaga kerja di Eropa memang mahal ya 🙂 . Ah, kalau di Belanda sih at least untuk potong rambut masih bisa cari yang lebih bersahabat dengan kantong lah. Beberapa salon ada yang mematok harga di kisaran belasan euro (tapi ya jangan berharap salonnya wah dan kece gitu sih, hahaha 😀 ). Tapi ongkos tukang juga mahal! Tahun lalu aku mesti mengganti sedikit (nggak sampai seperempat) keramik di apartemen aja juga habisnya, kalau dirupiahin, hampir 15 juta, hahaha.

    Like

    1. Iya betul. Mahal. Padahal kalau ingat upah tukang di tanah air masih byk yang rendah ya. Motong rambut di tempatku tak ada pilihan. Rata rata segitu. Tempat juga standard kok. Orang sini jauh rasanya bikin imterior ruangan yang wah😁 cuma ya nyamanlah. Pasti pusing ya Ko kalau lagi bangun renovasi gt. Sekarang uda kelar kan?

      Like

  4. Halo kak, kebetulan aku pekerja kreatif dan mendapatkan tawaran kerja remote dr orang swedia sebagai graphic designer. Kerjaanya aku gak begitu banyak hanya sekitar 2-4 jam kerja dr rumah dengan fee 5jt sebulan. Apakah bayaran segitu sudah menjadi standar gaji di Swedia selama 2-4jam kerja? Mohon pencerahanya kak. Terimakasih 🙂

    Like

    1. Hai masalah gaji bisa saja tergantung kebijakan kedua pihak. Perserikatan kerja bisa punya aturan upah minimum berapa. Tapi kalau kamu setuju saja dengan bayaran mereka ya itu kesepakatan kedua pihak. Kamu digaji segitu karena hitungannya kamu ga kerja di Swedia kan. Mereka sesuaikan dengan di Indonesia. Makanya digaji segitu. Kalau kamu tinggal di Swedia jelas ga mungkin segitu karena sudah tak sesuai kebutuhan hidup di sini. Kalau u ukuran Indonesia dengan jam kerja cuma segitu ya jelas itu sudah relatif banyak

      Like

Leave a reply to ajheris Cancel reply