Setelah menulis tentang kebiasaan nge-Wine di Swedia, masih di seputar kebiasaan di acara pesta. Kali ini gue akan menulis tentang sesuatu yang lebih menghempas. Hempaskan badan kakakkkkk! Nyok dansa nyooooook!
Sepengamatan gue warga Dalarna lumayan menggilai pesta dansa. Makanya tak heran jika wilayah yang menjadi salah satu propinsi di Swedia ini dipercaya sebagai tempat ajang diselenggarakannya pesta dansa terbesar di Swedia di kala musim panas. Tepatnya di kota Malung.
Tidak tanggung tanggung acara pesta dansa ini berlangsung seminggu berturut. Sampai sampai kota Malung yang sehari harinya tampak sepi berubah drastis menjadi kota yang seakan tak mampu menampung parkir berbagai kendaraan yang datang dari berbagai penjuru. Bahkan dari Norwegia dan Finlandia. Ramai oleh tamu tamu yang ikutan meramaikan pesta dansa tahunan itu. Halaman rumah dan perkantoran pun dilayakkan sebagai tempat parkir. Semuanya bersukaria.
Tidak hanya itu, di lain waktu pun ada saja beberapa kota atau desa yang menyelenggarakan pesta dansa. Pemberitahuannya melalui majalah atau koran kota. Yang datang boleh siapa saja. Selama bayar.
Pesertanya? muda tua hingga lansia. Wuihhh yang lansia masih jago dan energik loh. Lincah mak. Ga kenal capek. Kadang suka terpana melongo melihatnya.
Cuma yang pengen gue bahas di sini adalah tentang gue. Iya…gue yang lagi lagi belum bisa enjoy dengan pesta dansa. Entah apalah yang salah dengan gue. Dansa bareng suami pun masih suka malu. Apalagi dengan orang lain. Suka gugup duluan dan malu diliatin. Padahal jelas jelas yang lain sibuk dengan gerakan mereka masing masing. Manalah peduli dengan gue ya kan. Akhirnya gue lebih sering memilih duduk bloon di sepanjang acara. Hahaha.
Sejak menikah, gue dan suami belum pernah menghadiri acara pesta “khusus dansa”. Pernah sih memberanikan diri ikutan berdansa di acara pesta tahunan desa. Itupun setelah semua ikutan berdansa dan suami ngajakin. Uhhh tak tenang banget. Rasanya kaki gue ga ngeinjek lantai. Hahaha. Gusar dan malu. Padahal ama suami sendiri dan yang hadir pun cuma warga desa.
Suami beberapa kali pernah ngajakin dan bilang pengen berdansa berdua khusus di acara pesta dansa. Tapi gue selalu menolak. Cuma ketertarikan dia akan pesta dansa bisa dibilang tidak terlalu akut. Bukan fanatik beratlah.
Beda ama tetangga gue. Hampir di setiap acara pesta dansa selalu datang. Mungkin karena masih single. Lebih bersemangat. Karena dengar dengar pesta dansa bisa juga jadi ajang mencari pasangan atau paling ga teman tapi mesralah.
Sampai akhirnya beberapa hari yang lalu, gue dan suami berikut 3 orang teman menghadiri pesta dansa yang diadakan di Älvdalen. Kebetulan kota ini merupakan asal band musik dansa terkenal di Swedia. Dan malam itu mereka performance. Sehingga tak ayal banyak yang datang
Jauh hari sebelum pesta dansa tiba, gue uda bolak balik ingatin suami kalau gue ga mau turun ngelantai. Sangkin gusarnya gue sempat mutusin ga mau ikut dan menyuruh suami pergi bareng teman teman. Tapi malah diketawai ama dia. Punya bini kok malah ga ikut. Lagian salah dia juga main iyain ga nanya gue dolo. Uda tau gue ga gitu interest. Tapi setelah dipikir pikir di rumah juga gue ngapai. Mana uda dibayar pulak. Sayang makan malamnya juga *tepatnya kaga mau rugi*. Hahaha.
Entah mengapa gue kok malu ya ngedansa gitu. Kurang pede aja. Suka malu sendiri. Paling gusarnya takut kalau sampai ada yang ngajakin dansa. Apalagi di acara pesta dansa kayak gini, rata rata selalu ganti ganti pasangan kan. Mental kakak kurang siap mak. Soalnya pada ga kenal. Dansa dengan suami dan teman baik aja kadang gue merasa ga pede, konon pulak orang yang gue ga kenal.
Jadi selama pesta dansa berlangsung gue dan suami hanya duduk doang kayak orang aneh. Cuma liatin orang dansa dan mendengar musik. Mana jenis musiknya gue ga suka pulak. Makin sempurnalah tingkat boring gue malam itu. Mau minta pulang ga enak juga sementara teman teman yang lain sangat menikmati. Di tengah orang bersukaria, kami seperti pasangan idiot yang merasa kesepian di tengah keramaian (tepatnya gue sih) hahaha.
Sampai sampai perempuan di depan meja sesekali melihat ke arah kami. Mungkin heran kok kami ga turun melantai sama sekali. Ke tempat dansa kalau ga dansa ngapai coba. Kalau cuma duduk……lah atuh? Apalagi gue sengaja mepet ke suami karena takut cowo di depan sepertinya ngasih sinyal mau ngajakin dansa (bukan geer).
Parahnya lagi ada perempuan nanya ke suami apakah kami baru jadian dan sedang kasmaran? gue tau sih dia nanya itu sudah dibawah pengaruh alkohol. Lucu juga.
Sejujurnya gue merasa ga enak ke suami dan nanya apakah merasa ga nyaman dengan keadaan dimana gue ga mau dansa sama sekali. Untungnya suami gue bisa ngerti. Dan yang bikin gue lega dia bilang lakukan apa yang gue nyaman aja. Dont care about people (dia pura pura atau beneran ikhlas ga tau juga hahaha).
Alhasil gue pun secara ga langsung jadi memperhatikan orang orang yang berdansa malam itu. Yang awalnya gue merasa risih tapi lama lama merasa kocak dan lucu. Jadi yang hadir malam itu kalau gue tidak salah tebak rata rata sudah berumur 40 tahun ke atas. Ada sih sekitar 25 tahunan tapi ga begitu banyak. Bahkan yang berumur 70 tahun pun tak sedikit loh.
Gila bener deh mereka masih lincah dan energik. Nah yang bikin gue agak risih yang dansa romantic itu loh. Mereka saling berpelukan mesra layaknya pasangan beneran. Padahal saling ga kenal. Jadi pasangan kita dansa ama yang lain dan kitanya dansa ama yang lain juga. Dansanya beneran diresapi banget. Beneran kayak pasangan. Hahaha.
Lama lama gue jadi salut sendiri dengan ketidaksungkanan mereka satu sama lain. Tadinya gue bilang ke suami kalau mau dansa ama yang lain silahkan aja. Tapi mungkin dia tau apa yang ada di pikiran gue. Sejujurnya kalau melihat suami dansa dengan wanita lain pasti gue risih. Bukan cemburu ya (beneran). Cuma risih aja. Ngerti kan maksud gue? Kalau ga juga ga apa. Hahaha.
Kocaknya lagi nih, teman kami lagi mesra mesraan dengan pacarnya tiba tiba ada yang ngajakin dansa. Langsung diokein. Sang pacar pun very welcome aja. Yang dasyatnya lagi yang ngajakin dansa itu seorang wanita lansia. Sekitar 70 tahunlah. Dan tiba tiba langsung meluk si teman dan berdansalah mereka.
Si nenek berdansa layaknya remaja aja gitu. Mesra. Gue terkesima aja. Mereka rilex banget satu sama lain. Dan yang gue salut mereka ga pilih pilih loh. Mau tua muda atau kakek nenek yang ngajakin, mereka sangat menikmati dansa malam itu. Yang penting dansaaaaaaaaa mak!
Trus yang bikin gue ketawa nih, kan keliatan ya kalau pengaruh alkohol mulai bekerja. Biasanya tingkat kegemberiaan mimik wajah itu lebih kentara, tertawa ga jelas, bicara terus menerus dan semakin aktif.
Jadi ada nih cowo yang baru selesai dansa trus jalan ke arah mejanya (mungkin). Tiba tiba papasanlah dengan cewe. Bisa loh langsung lanjut ngedansa lagi mereka berdua. Padahal si cowo tadi baru selesai dansa. Hahaha. Asli gue ketawa liatnya. Apalagi kalau musiknya lumayan rock n roll. Semakin takjub aja liat kelincahan mereka.
Teman kami juga lucu. Pacarnya lagi dansa dengan wanita lain. Begitu ganti musik tiba tiba dia langsung berdiri. Mau tau apa yang terjadi? dengan entengnya si teman kami nyamperin cowo yang lagi berdiri ngantri menunggu kopi. Tanpa membuang waktu si cowo langsung melupakan kopinya. Dansa dooong aahh.
Intinya siapa yang terlihat mata langsung tarik mang! Hahaha.
Gue pernah melihat acara dansa di salah satu tv swasta di Indonesia. Tapi beda banget rasanya jika melihat langsung. Meskipun risih lama lama terlihat kocak.
Nah, kalian sama ga sih dengan gue? Suka ga pede kalau diajak dansa? Atau malah suka dansa?

Aku sama sekali gak bs nari hahaa. Kakuuuuuuu
LikeLike
Samalah kita Non🤣
LikeLike
Huhu….itulah klau kita bda culture, ya gitu… di Barat sih gitu ya. Tp sy sih pham dg yg dirasain oleh Mbak Ajheris, mklumlah pngruh org Timur, ya kan? Coba klau Anda lahir dan bsar disana, mungkin bs beda juga..
Saya sendiri emang gak suka dansa, jd sy pun mungkin susah nimbrung di acara bgtuan. Tp yg jlasnya krn sy emang gak pham teknik dansa, jd malu aja klau slah, haha…
LikeLike
Iya betul. Mungkin karena tidak terbiasa aja. Apalagi sistem dansanya kayak gini. Main ganti pasangan dansa. Huhuhu malu aku😁
LikeLike
Ga tertarik nari..selalu menghindari jebakan batman disuruh nari..😅 pernah ditarik nari ala org barat terus diputer2 spt gasing…dan tetap bingung apa asyiknya #puyeng…
LikeLike
Hihi paslah itu. Ga ngerti juga apa asiknya. Tapi buat mereka asik banget kayaknya. Energik dan ga capek2
LikeLike