Pernah mendengar kata “Tomte”?
Tomte merupakan tokoh dalam cerita legenda masyarakat Swedia. Sosok yang digambarkan sebagai pria bertubuh kerdil, berpenampilan kucel, hidup di hutan dan sangat suka menolong orang. Tomte tidak sungkan memeriksa kandang ternak warga dan memastikan tidak ada rubah yang masuk. Memastikan pintu rumah apakah sudah dikunci atau belum ketika warga tertidur lelap . Akibat kebaikannya ini, warga suka memberi tomte bubur dan meletakkannya di depan rumah.
Gambaran sosok tomte pertama sekali ditulis oleh seorang penyair terkenal Swedia bernama Viktor Rydbergs. Kebetulan suami masih punya bukunya.
Cerita tomte pun akhirnya berkembang dan melekat di ingatan warga Swedia terutama kalangan anak anak. Suami gue sendiri pernah dengan sengaja meletakkan bubur di depan rumah menjelang natal tiba. Betapa senang hatinya ketika keesokan hari melihat bubur habis dan tak bersisa. Dengan yakinnya dia kalau yang makan bubur itu adalah tomte. Padahal suami tidak tau kalau yang mengambil bubur adalah mendiang mama mertua. Cerita masa kecil yang lucu.
Jaman semakin maju, legenda tomte mulai bergeser dan sedikit menyesuaikan diri dengan cerita santa yang mendunia. Tomte pun dianggap sebagai malaikat pemberi kado dan hadiah. Setidaknya itulah gambaran tomte di mata anak anak Swedia jaman sekarang.
Untuk lebih menghidupkan legenda tomte, di tahun 1984 dibangunlah Tomteland. Sebuah theme park natural yang berada di kawasan pegunungan Gesunda Dalarna dan diantara rimbunnya barisan pohon gran pinus. Jauh dari keramaian kota.
Konon tomteland merupakan satu satunya kampung tomte terbesar di Swedia yang berdiri di kawasan mountain dan deep forest, serta menjadi salah satu wisata musim dingin favorite di Dalarna Swedia.
Jangan pernah membayangkan tomteland sebagai sarana wisata yang sarat dengan kemewahan, gemerlap lampu lampu layaknya di kota besar. Tomteland ditata sedemikian dengan kesederhanaan layaknya kehidupan di desa. Sangat apa adanya. Tomteland mengusung konsep klasik alam pedesaan yang setidaknya mampu menggiring khayalan akan cerita klasik natal. Yang meskipun sederhana tapi langsung nancep di hati. Feelnya dapat.
Kebayang ga sih melihat wooden house bergaya skandinavia diantara lebatnya hutan pinus dan pohon gran berselimut salju tebal. Rasanya seperti berada di sebuah kampung beneran. Bukan di sebuah theme park. Belum lagi sajian mistery rumah trolls yang super besar. Mirip bangunan kastil. Batunya gede gede. Pokoknya serasa berada dalam cerita klasik natal. Kalau pernah melihat kalender dengan rumah rumah kayu berlapis salju dan pohon pinus yang nyaris memutih, tomteland bisa dibilang sebagai jawaban nyatanya.

Aktifitas tomteland ditampilkan layaknya negeri dongeng tapi kayak sungguhan. Mulai dari kuda kuda berlapis bulu siap membawa pengunjung mengitari hutan pinus bersalju, pertunjukan theater di alam terbuka, hingga toko souvenir dan cafe/restoran bernuansa wooden house yang sangat autentik.
Memasuki kawasan tomteland yang pertama terlihat adalah rumah kayu kecil berisi patung patung tomte. Tak jauh dari rumah kayu ini berdiri sebuah bangunan dari batu mirip rumah liliput. Sayangnya pengunjung tidak bisa masuk dan hanya boleh mengintip lubang kuncinya. Uniknya begitu melihat dari lubang kunci yang terlihat seperti gambar tiga dimensi. Mirip terowongan bawah tanah.
Konon rumah ini merupakan tempat dimana tomte mendapatkan emas dan besi. Dari sinilah tomte bisa membeli berbagai kebutuhan natal untuk anak anak.


Ada juga rumah kembar berbentuk kerucut. Rumah Trolls!
Dalamnya agak creepy lengkap dengan berbagai simbol laba laba di setiap dindingnya. Warna kayu dan lantainya terlihat kusam. Tangga bangunan jika diinjak mengeluarkan bunyi derik. Peralatan dapurnya super tua. Batu perapiannya besar banget. Dari luar sekilas seperti rumah penyihir.

Tak jauh dari rumah trolls terdapat bangunan yang sekilas mirip rumah suku Minangkabau. Rumah Tomte! Sebagian besar pengunjung yang masuk ke rumah tomte terkhusus anak anak menulis wish list. Anak anak juga bisa berfoto dengan tomte. Dan orang tua pun sabar ngantreeee menemani anak anaknya.
Sebelum berfoto terlebih dahulu tomte membaca nama dan alamat si anak yang tertera di kartu wish list. Seru sih melihat anak anak ini sangat antusias. Terlihat dari tatapan penuh harap agar wish list mereka dikabulkan. Bahkan tidak hanya anak anak saja, terlihat sekelompok ibu ibu hebring dari negara “manalah itu” yang hebohnya melebihi anak anak. Dimaklumi karena mereka juga manusia yang kadang rindu dengan nostalgia dimasa kecil.

Keseruan yang lain di rumah tomte adalah ruangan berisi hiasan pohon natal dan tumpukan kado dalam jumlah yang banyak. Ceritanya Tomte bekerja sampai larut malam menyiapkan kado kado ini untuk dibagi bagikan kepada anak anak ketika natal tiba. Rasanya jiwa anak anak gue kembali muncul melihat susunan kado ini. Seru!

Di ruangan ini juga tersedia sebuah buku besar dan tebal yang menyimpan daftar nama nama anak yang baik. Rata rata anak kecil yang berkunjung ke tomteland dengan senang hati mengisi daftar buku. Mereka percaya kalau anak baik akan mendapat hadiah natal dari tomte.
Gue aja yang sudah nyaris ubanan gini masih terbawa perasaan bagaimana enaknya di posisi mereka dengan segala khayalan akan menerima kado dari seorang tomte. Pastilah menyenangkan. Wong bentuk kado kado diruangan ini memang lumayan menggoda. Jadi wajar jika anak anak ini begitu antusias menulis buku besar itu.
Gue sangat suka melihat tingkah laku mereka. Masa kanak kanak memang masa yang paling menyenangkan. Buku tamu yang sebagian besar ditulis oleh anak anak ini sejak tomteland berdiri masih tersimpan rapi di rumah tomte.
Dari sini kita lanjut ke sebuah bangunan paling besar dikawasan tomteland. Sebuah bangunan rumah kayu yang di dalamnya terdapat restoran dan toko souvenir. Konsep dekorasi natalnya gue suka. Bernuansa dominan kayu. Pernak pernik tomtenya banyak banget. Mayoritas berwarna merah. Mulai dari tomte kecil hingga besar. Tersedia juga berbagai jenis permen natal atau jenis permen lain. Konsep toko ini juga dibuat layaknya toko tradisional dengan pelayan berpakaian ala liliput.

Jika pengen duduk santai atau ngopi, tomteland juga memiliki sebuah cafe kozy. Lokasi cafe berada agak diketinggian (ga tinggi banget juga sih). Dari sini kita bisa melihat keindahan landscape Tomteland yang dikelilingi hutan pinus dan view danau di dekat cafe.

Harga tiket per orang dikenakan 220 Sek atau sekitar 362 ribu rupiah untuk kurs rupiah saat ini. Tidak termasuk naik kereta kuda, ada extra bayaran sebesar 50 Sek. Tomteland buka mulai November hingga Januari setiap tahunnya. Khusus di akhir pekan saja. Mulai Jumat sampai Minggu dari pukul 10 pagi hingga 4 sore.

Saran gue jika berkunjung ke tomteland harus bener bener memperhatikan perlengkapan di badan. Karena suhu di tempat ini lumayan dingin. Tapi dont worry, selama pakaian winter kamu nyaman ga masalah kok. Apalagi di beberapa titik kawasan ini disediakan api unggun. Jadi sekali kali bisa hangatin tangan kamu dekat api.

Hii kaka baru buka2 lagi neh,btw itu si tomte spt ceritanya santa claus ya?? Lucu ya dan kawasannya juga dekat daerah tempat kaka tinggal,dalarna banyak kawasan wisatanya ya ka?
LikeLike
Santa versi Swedialah ceritanya. Dari tempat aku sekitar 45 menit berkendera Fa. Di Dalarna lumayan ada beberapa kawan wisata Fa. Theme park besar dibuat di sini karena kebetulan hutan di Dalarna banyak
LikeLiked by 1 person
Hbat ya, saking dicintai, Tomte sampe dijadikan tempat utk org2 berwisata, menarik skli ulasannya mbak Ajheris.
LikeLike
Makasih mas Des😊
LikeLike