Jag Går i Skolan Igen.

Jalan empat tahun di Swedia, kemampuan berbahasa Svenska gue bisa dibilang masih jauh dari kata “bagus”. Kenapa? Karena gue malas ngelanjutin sekolah. Hahaha.

Sejujurnya malasnya gue itu BUKAN TANPA ALASAN (sengaja pake huruf besar). Gue pernah curcol di blog ini, marah terhadap seseorang yang sok tau tentang hidup gue. Menggurui dan menghakimi pula. Kampret.

Setelah tiga bulan menetap di Swedia, tepatnya di tahun 2014, gue langsung mendaftar ke SFI (Svenska för Invandrare atau Swedish for Immigrants)Di SFI inilah gue mulai sekolah dan belajar dasar dasar bahasa Svenska (bahasa resmi di Swedia).

Berhubung waktu itu masih newbie banget, manusiawi sekali jika gue terkena culture shock.  Gue susah beradaptasi di kelas. Apalagi para murid yang mengikuti SFI berasal dari berbagai negara. Semuanya serba asing. Tak terkecuali dengan sistem belajar mengajarnya. Under pressure. 

Sekilas sih terlihat santai, guru gurunya juga tidak galak. Tapi waktu belajarnya benar benar menuntut gue harus bisa. Dalam artian,  setiap jam berlalu dan seketika itu pula materi berubah. Sekilat itu juga vocabulary bertambah. Yang satu belum nancap di kepala, vocabulary lain sudah ngantri panjang. Dan semua itu harus gue tancepin di otak dalam waktu singkat. Jika tidak, alamat selamat datang bengong. 

IMG_7195

Bahasa Svenska itu bagi gue (dan sepertinya bagi sebagian orang yang pernah mempelajarinya) bukanlah bahasa yang gampang dikuasai dalam waktu singkat. Karena banyak sekali kata yang penulisan dan pengucapannya berbeda. Gramatiknya pun sedikit berbeda dengan bahasa Inggris. Bahkan huruf vokalnya saja terdiri dari dua jenis, ada Hard Vocal seperti Aa Oo Uu Åa  dan Soft Vocal seperti Ee Ii Ää Öö Yy, yang kalau diucapkan kadang kadang bikin mulut keplintir. Rempong mak!

Sebagai contoh, hurup O diucapkan menjadi U. Sedangkan huruf U pengucapannya tetap U. Yang membedakannya adalah intonasi serta penggunaan bibir, lidah dan gigi. Dan di lain cerita, ada juga huruf O yang pengucapannya terdengar seperti O bukan U. Itu harus diingat kan.

Selain itu harus tau kapan mengucapkan sebuah kata dengan intonasi dan penekanan, karena kalau terdengar tidak pas, bisa diartikan berbeda. Belum lagi nih, ketika huruf K ketemu huruf Y, contohnya seperti kata “Kyrka”, maka huruf K pengucapannya seperti huruf C  berdesis versi Inggris, atau dalam bahasa Indonesia sekilas mirip huruf S yang diseret. Diseret loh mak! Hahaha.

Yang lebih horor lagi, kalau huruf SK saling bertemu. Pengucapannya mirip Hu. Contohnya seperti kata “Skinka”, kurang lebih pengucapannya jadi Huingka. Coba, mampus ga sih.

Bahkan untuk menulis cara pengucapannya saja pun kadang susah karena ga bisa beneran sama. Dikarenakan adanya penekanan dan intonasi pada lidah, gigi dan bibir tadi. Jadi semisal gue tulis cara ngebacanya menjadi Huingka, kurang lebih mendekati seperti itu. Aslinya sih menurut gue diantara Hu dan Ing pengucapannya lebih mendesis. *Ular kali mendesis. Hahahaa. Ahhh…susah ngejelasinnya.

Terus terang bagi gue yang pertama membaca, menulis dan mengucapkan, bukanlah sesuatu yang mudah waktu itu. Apalagi ketika belajar mengajar dimulai, gurunya langsung gaspol menjelaskan dengan bahasa Svenska. Selingan bahasa Inggris sangat irit.

Setiap hari yang namanya dialog dan diskusi berbahasa Sevenska pasti ada. Diawali dengan membaca artikel hingga tanya jawab.  Ngerti atau tidak ngerti harus melek. Tujuannya agar murid lebih terbiasa mendengar, menulis dan merasakan bagaimana kelezatan kata perkata di mulut. Perkara salah apa ga emang sih nomor sekian. Gurunya ga bakal marah.

Cuma kan tetap aja merasa gimana gitu. Kalau ga ngerti kok ya malu. Kalau ditanya, mau jawab apa juga ga tau. Karena pas gurunya nanya, emang belum ngerti kan apa yang ditanya. Trus kalau sekiranya tau, mulut malah terasa terkunci dan ga percaya diri menjawab. Takut salah. Takut diliatin. Pokoknya pikiran jelek dan negatif langganan bangetlah di otak. Padahal yang lain pun sama aja, bingung bingung juga. Sementara di lain sisi, gue pengen dong ada ilmu yang bisa gue bawa pulang. Akhirnya jadi tertekan batin sendiri.

Mau protes? kesiapa? ke guru? ke pihak sekolah? lah gue ada dimana? suka ga suka, gue harus mengikuti sistem mereka kan. Ga mungkin sistem sekolah yang mengikuti apa maunya gue.  Pernah sih di awal awal gue sekolah, gue merasa dissapointed banget. Gue merasa ga berhasil mengikuti dengan baik materi pelajaran. Apalagi jika harus mengingat bangun pagi, melewati gelapnya hari, dan suhu dingin sudah pasti. Menunggu bus rasanya lonly sangat. 

Dan puncaknya gue pernah menangis di bus. Nangis karena marah dan kesal. Sudah bangun pagi, gelap, perjalanan lumayan jauh, tapi rasa rasanya ga membawa hasil yang maksimal. Gue bukan menyalahkan sistem belajar mengajarnya. Gue cuma marah pada diri gue. Pada waktu yang gue lalui. Waktu yang rasanya gue jalani percuma. Juga pada otak gue yang mungkin uda ga kuat menerima pelajaran dengan sistem kilat.

IMG_7193

Hingga akhirnya setelah diskusi dengan suami, gue memutuskan cuti dari sekolah. Prinsip gue, ga ada kata terlambat untuk menimba ilmu. Gue akan sekolah lagi di waktu yang tepat. Gue harus memutar strategi.

Mendekati empat tahun di Swedia, sehari hari telinga gue mulai terbiasa mendengar suami, tetangga dan kerabat berbicara dalam bahasa Svenska. Setidaknya kalimat kalimat yang gue dengar mulai beradaptasi di telinga. Dan gue pun memutuskan untuk mendaftar SFI lagi. Sepertinya batin gue sudah lebih siap. Apalagi empat tahun lumayan memberi gue waktu mengenal alam negara Viking ini.

Dan puji Tuhan, proses belajar mengajar kali ini bisa gue ikuti lebih rilex. Berbeda jauh dengan tiga tahun yang lalu. Gue lebih mudah mengerti dengan apa yang guru ucapkan. Kata perkata lebih gampang terekam di otak gue. Bibit percaya diri gue juga mulai tumbuh. Gue sudah berani berdialog dalam bahasa Svenska. Meskipun masih kaku. Kali ini gue bertekat harus bisa.

IMG_7197

Di kelas yang baru sekarang, ada beberapa murid yang sepertinya mengalami hal yang sama dengan apa yang gue rasakan tiga tahun yang lalu. Wajah mereka mewakili dan mengingatkan akan kebingungan gue di masa pertama masuk SFI. Gue sangat bisa mengerti. Tapi setiap manusia punya cara masing masing untuk mau bertahan atau ga. Selagi kuat, ya jalani. Kalau kira kira sangat menyiksa, take a break. Kita yang lebih tau prioritas hidup kita sendiri.

Meskipun berat dan tidak mudah, kali ini gue lebih spirit menjalani proses belajar mengajar di sekolah. Gue bilang berat dan tidak mudah, karena gue tinggal di desa kecil. Yang mengharuskan gue bangun pagi lebih awal terkait jadwal bus yang tidak setiap jam ada. 

Apalagi mendekati musim dingin seperti sekarang ini, gue harus melawan rasa malas ketika bangun pagi. Gue harus melawan rasa takut akan gelapnya waktu. Gue harus bisa membagi waktu antara belajar, menjalankan hobby ngebaking, photography dan menulis di blog abal abal ini.

Sejauh ini tidak ada masalah yang berarti. Gue sih ga mau terlalu fokus hanya ke satu hal. Bagi gue semua bisa dijalani asal dimanage dengan baik. Kebahagian batin jelas penting. Gue ga mau stress. Gembirakanlah hatimu, karena hati yang gembira adalah obat. 

Dan…………..akhirnya gue sekolah lagi. Jag Går i Skolan Igen! Huraaaaa. 

IMG_7194

5 Comments

  1. Semoga sukses ya yang kali ini!! Kali ini karena sudah lebih beradaptasi sehingga prosesnya bisa terasa lebih lancar ya. Ketika dulu ya namanya masih baru pindah, culture shock-nya pasti terasa banget!!

    Liked by 1 person

  2. Semangaaaattt Helena. Wah baca tulisanmu nampaknya susah ya tulisannya. Kalo gini bersyukur banget bahasa Belanda antara tulisan dan bacaan ga terlalu banyak bedanya. Berarti kamu memang orang terpilih Helena 😁 mungkin klo aku yg dapat suami orang Swedia, stress nya bisa berlipat2 haha. Tapi di sana wajib ujian ga kayak aku di sini wajib lulus dalam 3 tahun?

    Like

    1. Makasih Den😁Faktor alam juga berpengaruh bgt nih. Setiap berangkat sekolah masih gelap. Dinginnya aja kayak sekarang uda -4C. Belum tar winter. Tapi kalau semangat kita sudah lebih menang daripada tekanan batinnya, mudah mudahan bisa dilewati Den. Di Swedia kayaknya untuk ujian aku belum tau pasti. Kayaknya ga wajib deh. Tapi tar aku mau pastikan lagi

      Like

Leave a comment