Ketika Rendang, Soto dan Semur Disantap Bule di Acara “Sommar Fest”

Setiap tahun, desa tempat gue tinggal selalu mengadakan Sommar Fest atau Summer Party. Sebenarnya tidak ada acara yang sangat spesial. Hanya makan bersama. Meskipun tidak harus, tapi sebagian besar desa desa kecil di Dalarna selalu solit menyelenggarakan acara makan bersama seperti ini. Ya namanya juga summer, sepenglihatan gue sih, orang orang di sini lumayan antusias setiap ada kegiatan bersama di saat summer. Apalagi kalau urusannya dengan makanan, karena pastinya berujung nge-bir dan nge-wine. Skål!

Tahun ini, Sommar Fest di tempat gue berlangsung pada tanggal 22 Juni 2017. Dan sedikit agak berbeda karena gue dipercaya menjadi salah satu penyedia cateringnya. 

Artinya makanan yang disajikan bukan melulu Swedish Dish, melainkan menu yang berasal dari negara Portugal, Filipina dan Indonesia.  Kok bisa?
IMG_2792.jpg

Jadi ceritanya, berawal dari lumayan seringnya gue dulu menjamu tetangga, kerabat, teman suami di rumah. Menu yang gue sajikan mostly Indonesia punya. Yang paling sering adalah Semur, Ayam Goreng Bumbu Kuning atau Bumbu Lengkuas, Sop ayam, hingga Lumpia. Intinya yang aman di lidah merekalah. Kagak pedes kan.

IMG_2773.jpg
Pion Flower. Modal metik dari halaman

Sejak itu, mulailah ada yang pesen Lumpia isi sayur dan udang. Mereka crazy banget dengan lumpia/spring rolls isian kayak gini. Dari situ permintaan catering kecil kecilan pun datang. Tepatnya dari kelompok “Elk Hunter”.

Karena setiap tahun sebelum berburu Elk, mereka selalu melakukan tradisi makan bersama. Ga banyak sih, cuma 10 sampai 12 orang.

IMG_2776.jpg
Soto

Hingga akhirnya, di tahun lalu, tepatnya di acara Sommar Fest, para Elk Hunter ini secara tak sengaja mengeluarkan ide. Bagaimana jika netx time Sommar Fest menyajikan menu Asia. Karena selama puluhan tahun, kagak pernah mereka menampilkan menu dari negara lain. Selalu Swedish Dish. Padahal ada warga asal Filipina dan Portugal juga yang sudah tinggal belasan tahun di desa gue.

IMG_2766
Sangria, sebagai welcome drink di Sommar Fest. Terbuat dari red wine dicampur buah orange, apel. Dibuat si warga Portugal.

Akhirnya ide itu pun direalisasikan tahun ini. Dengan menyajikan menu asal Indonesia, Filipina dan Portugal!

Satu desa, tapi gue tidak begitu dekat dengan warga Filipina dan Portugal ini. Jarang ketemu. Meskipun cuma desa kecil yang jumlah penduduknya tak sampai 30 orang, tapi gue jarang bersosialisasi. Paling gue sering ketemu tetangga yang juga teman bermain suami sejak kecil. Dan tentunya juga para Elk Hunter tadi.

IMG_2788.jpg
Daun seledri, saksi bisu kerepotan di dapur waktu itu. Hahaha

Singkat cerita, gue melakukan meeting point dua minggu sebelum hari H dengan si A dan B (sebut saja nama warga Filipina dan Portugal itu demikian). Bagi bagi tugas. Menu apa saja yang akan kami sajikan. Siapa yang nyiapin ini dan itu. Semua tugas dibagi rata.

Undangan pun disebar. Undangan terbuat dari kertas simple modal ngeprint doang. Di undangan sengaja kami jelaskan, menu makanan apa saja yang akan disajikan dari masing masing negara. Dan sesuai prediksi, peminatnya banyak. Hahaha.

IMG_2774.jpg

Biasanya, Sommar Fest setiap tahunnya hanya dihadiri 25 hingga 30 orang. Tahun ini sedikit berbeda. Meningkat menjadi 42 orang. Ada dari desa sebelah, bahkan dari luar kota seperti Stockholm dan Gothenburg sampai ikutan bergabung. Biasanya mereka ini merupakan anak, cucu atau mertua dari warga yang tinggal di desa gue.

Warga Swedia (terutama yang gue kenal nih), biasanya sangat antusias terhadap hal hal yang berhubungan dengan budaya dan kebiasaan negara lain. Termasuk makanannya.

Bagi mereka, urusan makanan yang asalnya dari negara lain selalu eksotik. Makanya sampai diinfoin ke anak, cucu bahkan mertua mereka yang tinggal di luar kota.

IMG_2800.jpg

Seandainya gedung pertemuan di desa gue mampu menampung lebih banyak orang, mungkin warga dari desa sebelah pada ikutan nimbrung. Karena sampai mendekati hari H, masih ada aja orang yang pengen bergabung walaupun tidak diundang. Modal dengar dari mulut ke mulut. Namanya juga desa kecil. Kegiatan apa aja cepat menyebar. Dan sayangnya kami tidak bisa comfirm lagi, dikarenakan keterbatasan ruangan.
IMG_2814.jpg

Sehari sebelum pesta, kami sengaja menghias ruangan pertemuan dengan sentuhan berbeda. Apalagi gue lumayan doyan bagian menata meja. Kami bertiga memang niat sih kasih yang terbaik. Artinya gini loh, keuntungan catering nomor sekianlah. Kami mengenyampingkan prinsip “Tenaga Manusia Dibayar Mahal di Swedia”. 

Kalaupun harus ngeluarin cost lebih dan akhirnya mengurangi benefit, kami sudah siap.
IMG_2770.jpg

Yang agak keteter paling mikiran pengaturan meja. Karena undangan mencapai 42 orang. Mepet banget ruangannya. Jadi kami harus muter otak menyusun meja dan kursi agar bisa maksimal digunain.

Enaknya kalau pesta kayak gini, terutama di desa gue, ga merasa terbeban. Artinya kita bebas berkreasi tanpa ada perasaan bakal diomongin kurang cocoklah, jeleklah, atau apalah itu. Mereka tetap appreciate. Taplak meja cukup pakai kertas. Peralatan makan minum dari bahan plastik juga okeh. Selesai dipakai langsung buang. Ga repot nyuci. Praktis.

Bunga? cukup metik rumput liar. Hahaha.

Paling untuk membuat penampilan makin cihuy, kami tambahkan bunga PionKebetulan bunga ini memang lagi musim musimnya. Tinggal metik di halaman masing masing. Beri sentuhan sedikit daun. Jadi deh, layaknya bunga di meja wedding party. Dan jangan lupa kasih candle. Perfect!
IMG_2801.jpg

IMG_2768.jpg

Sekarang tinggal bicara menu catering. Kami bertiga siapin menu di rumah masing masing. Jadi ga ribet. Fokus dengan masakannya sendiri. Gue kebagian tugas nyiapin cake, watermelon, soto, semur daging dan…………rendang!

Sayang dong ya, the one of the famous food in the world ga ditampilin. Paling rempahnya sedikit gue sesuaikan dengan lidah mereka. Jangan pedes banget. Tar malah joget dower ha ha hu hu lidahnya.

IMG_2790
Rendang!

Untuk baking, gue siapin sehari sebelumnya di pagi hari. Ada 4 cake. Dua Banana Cake, satu Marble Cake dan satunya lagi Coffee Chocalate Cake. Done dengan sukses. Entah mengapa, hasil bakingnya memuaskan. Ga pake drama. Mulussssssssssss mengembang sempurna. Dan moistnya sesuai harapan gue. Bikinnya gampang ga pake ribet. Memang sengaja gue pilih yang ga ribet. Hahaha. Resep di tulisan terpisah yak!

IMG_2767.jpg
Springrolls buatan warga Filipina. Gue ga banyak waktu motoin semua. Sorry.

Sedangkan menu utamanya, gue mulai memasak di waktu pagi hari H. Menu daging dagingan. Butuh waktu juga urusan masak daging ini. Apalagi rendang. Lumayan lama kan. Kali ini rendangnya gue bikin agak basah. Sisa Kalionya masih kelihatan. Jadi juicy bangetlah rasa coconut dan bumbunya. Warnanya pun masih kelihatan coklat muda. Daging juga berasa jauh lebih empuk.

IMG_2791.jpg
Coffee Chocolate Cake ini delisss banget. Gampang ngebuatnya. Ga pake mixer. Cukup diaduk manual pakai whisk.

Sedangkan untuk Soto Bening, gue masak paling akhir. Isian gue susun di cup plastik. Jadi kuah tinggal dituang pas mau disantap. Beres deh. Senang bisa gue manage tanpa harus keteter sana sini. Malah gue masih punya waktu istirahat sebentar sambil pake kutex. Hahaha.

IMG_2778.jpg

Acara dimulai pukul 6 sore. Pukul 5 kami sudah ngatur ngatur makanan. Sangkin banyaknya menu, makanannya ga bisa disajikan secara bersamaan. Jadi pertama kami menyajikan menu Appetizer. Seperti soto, springrolls buatan teman gue warga Filipina, dan sajian melon plus slice daging/sosis buatan warga Portugal.  Buah sengaja kami sajikan di awal. Karena warga Swedia umumnya sehabis menyantap main food, ditutup dengan segelas kopi bareng dessert seperti cake, pudding dan tiramisu.

IMG_2785.jpg
Banana cake ini juga moist banget. Lembut. Gue bikin di loyang ukuran sedang aja.

Menu utama dari Portugal ada Bacalhau Com Natas, campuran kentang, ikan, milk lalu dipanggang gitu. Ih enak banget loh. Gue suka. Sedangkan dari Filipina ada menu Chicken Adobo. Mirip semur kering sih kata gue. Tapi bumbunya lebih oriental. Itu juga gue suka. Gue ga sempat fotoin semua satu persatu. Lebih fokus ke acara. 

Intinya, semua tamu sangat terkesima dengan berbagai jenis menu yang kami sajikan. Apalagi dengan penataan ruangan yang niat banget dibuat bagus. Sampai pake bunga Pion segala. Fantastis kata mereka.

Enaknya sehabis makan, mereka buang sendiri peralatan makannya ke plastik sampah yang sudah kami sediakan. Jadi kami ga perlu rempong beberes benda di atas meja. Trus kalau ada yang mau ngebir atau ngewine, mereka uda bawa masing masing. Jadi bukan kami yang sediakan. Simple kan.

Setiap makanan yang mereka coba, mereka interest buat bertanya. Soto seterkenal apa di Indonesia, apa aja bumbunya. Gue semangat juga jelasinnya. Terutama rendang, gue bilang merupakan salah satu makanan terlezat di dunia versi CNN. 
IMG_2812

Apalagi pas gue jelasin, kalau rendang itu aslinya dibuat pedes. Cabenya banyak. Tapi sengaja gue bikin ga pedes biar mereka bisa makan. Ehhhh mereka malah ketawa ngakak. Kegirangan mungkin ya. Hahaha.

Fantastis, Jätte Got, adalah kata yang lumayan sering terucap dari mulut mereka sebagai bentuk pujian akan pesta semalam. Mulai dari makanan hingga interior ruangan. Ga segan segan mereka khusus datang menghampiri kami hanya mau bilang fantastis. Yang jelas mimik mukanya sih ga fakeEmang beneran mereka suka. 

Bahkan menjelang pesta usai, satu satu dari mereka memeluk kami bertiga sebagai ungkapan terimakasih.

Bahkan lagi nih, seorang warga mewakili desa maju ke depan dan mengucapkan terimakasih kepada kami akan suksesnya Sommar Fest yang kami adakan. Gue bangga sih. Makanan kita itu bisa diterima baik oleh mereka. Percaya atau tidak, terharu juga. Capek di badan terbayar sudah. Apalagi setelah dihitung, untung yang kami peroleh juga lumayan. Lumayan buat jajan di liburan nanti. Hahaha.

Sampai keesokan hari setelah pesta selesai, pas kita lagi beberes gedung, ada aja warga yang masih belum bisa move on. Masuk ke gedung dan masih bilang kalau pesta semalam fantastis. Hahaha. Melekat sangat di diri mereka.

Berawal dari dapur kecil di rumah, makanan tanah air gue kenalin ke warga sekitar gue tinggal. Mudah mudahan bisa makin melebar ya. Makin banyak yang tau kalau makanan kita itu emang beneran fantastis kok. Dan satu lagi, rejeki gue juga semoga makin terbuka. Makin banyak yang order catering. Doain dong. Hahaha. Aminnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn!
IMG_2802

https://www.instagram.com/p/BW1q22Wgcg-MRe2iEaeA4YD1QExXhuXSI7KwX80/?taken-by=my_name_helena

https://www.instagram.com/p/BW1q22Wgcg-MRe2iEaeA4YD1QExXhuXSI7KwX80/?taken-by=my_name_helena

Dalarna, 23 Juli 2017.

22 Comments

  1. Ikut bahagia denger suksesnya persiapan mbak dan tim. Seneng makanan Indonesia bersinar di sommarfesten! Rasanya disana kulturnya apresiatif ya, menyampaikannya aja personal dan spesial gitu.

    Sukses terus mba Ajheris sama usahanya ^^

    Like

  2. Ya ampun ka aku sampe terharu bacanya,itu rendangnya keliatan mengoda bgt dan senang bgt ya makanan dari negeri sendiri bisa disukai sama orang disana dan kaka sukses berat,aku doain semoga orderan cateringnya tambah banyak dan aku lagi nunggu resep coffee chocolate cake nya neh ka,hehehehe

    Like

  3. Waahhh keren Helena. Masak segitu banyak masih sempet foto2 yg bagus pula. Kalau aku dah ga sempat foto2 bagus karena pegel2 badan hahaha. Semogaaa kateringnya makin meluas ya pangsa pasarnya. Katering desa tapi konsumennya dari kota.

    Like

    1. Alo bumil. Ihhh aku pengen peluk peyut kamu ih sangkin surprise aku. Hahaha. Foto foto tetep. sebelum acara dimulai. Pas acara uda ga sempat. Mkanya foto kurang lengkap. Hahhaa

      Like

  4. Wohoo…acaranya sukses, mantap mba Helen.. ampe susah move on bule – bule swedia 😀
    Seru bacanya detail…, semoga bisa punya resto indonesia disana ya mba Helen..aamiiin

    Like

    1. Makasih mba😉 seru emang nih. Tadi aja mintol tetangga antar kita ke stasiun bus di kota mau liburan, ehhh masih ngomongin soal makanan di pesta itu lagi hahahha. Makanan kita emang enak sih ya asal tau aja nakar bumbu jgn setronggg bgt di lidah mereka😁

      Like

      1. Wah mantap, ini sih bakalan jadi omongan lama deh.. apalagi kalau tahun depan pas mau adain acara yang sama lagi.. Pasti lsg dibanding2in hihi

        Iya setuju soal takaran.. aku suka makan pedas tapi pacarku gak bisa, jadi kalau masak yang pedas, biasanya aku pisahin dulu yang belum kukasih cabe, baru deh punyaku kasih cabe, hehe.. Cuma aku lagi belajar masak rendang juga ni.

        Like

      2. Haha iya biasanya jadi suka bandingin ya.

        Aku juga suka tuh kalau pengen pedes beneran masaknya terpisah. Sejujurnya malas ya harus masak terpisah dengan menu yang sama😁

        Masaklah rendang. Aku biasanya bikin agak kering ampe kehitaman gitu. Harumnya khas banget. 1 kg daging santannya dari 2-3 buah kelapa. Hasilnya 1000 ml kental dan 300 ml cair . sekedar sharing aja

        Like

  5. Hahaha mbak keren sekali, jadi “Duta Kuliner Indonesia” di Swedia, walaupun saya masih susah ngebayangin gimana rasanya makan-makanan yang nggak ada pedas-pedasnya sama sekali.

    Like

  6. Waw, bnar2 fantastis, mbak Ajheris. Kyaknya kalau kerjasama dg Anda urusan kuliner bgnian pas bnget, memuaskan pelanggan. Saya bacanya aja seru walau ulsannya lmyan pnjng, hee…

    Dan terasa banget bahwa Anda kalau menyajikan sstu itu harus all out. Itu mental yg bagus skli. Salut sya.

    Tp sy msh pnsran gmna reaksi mereka saat mencicipi semur, semur jengkol kan maksudnya?

    Sip, mbak Ajheris, usaha Anda dlm mng-endorsed kuliner Indonesia kpd org2 dsna sukses abiz, smoga orderan catering Anda jg laris manis.

    Ternyata Anda pas bnget jd cocok koki. Atau, Mbak Ajheris memang chef? *kepo..

    Like

  7. Mantap kak, lanjutkan dan semoga sukses cateringnya. Aku mau kak jadi relawan bantuin kakak kl ada acar begitu lagi, cukup di kasi cipratan rendang aja kak hihi krn d sana susah cari makanan indonesia 😊😊

    Like

  8. Wah pujian yang membuat aku makin semangat meng endorse catering lagi. Hahaha. Makasih mas Des.
    Semur yang aku masak semur daging bukan jengkol😂 mereka suka karena ada manis manisnya.

    Aku bukan chef kok, cuma hobby masak aja. Dari SMP uda terbiasa masak apalah itu. Kalau masak memang aku kebanyakan harus total urusan bumbu dsb. Hehehe

    Like

Leave a comment