Bersuamikan yang bukan penggemar konser musik, berujung gue ketinggalan berita tentang Dalhalla. Gue taunya justru dari postingan seorang kenalan di akun medsosnya tentang sebuah konser musik di kota Rättvik Dalarna, sekitar tahun lalu. Awalnya gue tertarik bukan karena penyanyi yang tampil di konser, melainkan lokasi tempat diadakannya konser. Gile, keren banget!
Biasanya konser musik mostly diselenggarakan di pusat kota. Tapi ini lain, malah di tengah hutan. Benar benar ditengah hutan lebat. Ditambah lagi, konser berlangsung di sebuah lubang batu maha besar, yang dulunya bekas pertambangan batu kapur. Coba, gimana ga keren! Idenya gila banget deh.


Ditambah lagi, dari dasar pertambangan ini muncul secara alami air kehijauan, membentuk danau kecil. Ihh, semakin ulalala kerennya. Jika dilihat dari atas, benar benar unik. Penampakan sebuah stadium batu alam yang sangat besar.
Sejak itulah, gue pengen banget menyaksikan euforia konser di Dalhalla. Usut punya usut, ternyata hampir semua tetangga gue sudah pernah menonton konser musik akbar ini. Cuma suami gue yang seumur umur kaga pernah. Hadeh, kemana aja sih bang. Hahaha.

Jadi, Dalhalla merupakan hall alam yang bisa dibilang memiliki multi fungsi.
Selain pertunjukan teather, Dalhalla juga selalu digunakan sebagai tempat penyelenggaraan konser musik tahunan di musim panas.
Tak tanggung tanggung loh, perhelatan konser akbar ini berlangsung mulai bulan Juni hingga akhir Agustus setiap tahunnya.

Dan yang tampil pun bukan penyanyi ecek ecek. Selain berasal dari Swedia seperti Roxette, Veronica Maggio, tapi juga penyanyi kelas dunia. Mulai dari Scorpion, P-Floyd, Pet Shop Boys, Sting dan entah siapa lagi.
Kalau melihat brosurnya, konser diadakan setiap akhir pekan. Tahun ini menampilkan kurang lebih 16 orang penyanyi. Masing masing penyanyi performance di hari yang berbeda. Dan semuanya berasal dari genre musik yang berbeda pula. Pop, rock, klasik, opera, R&B, Jazz, dll.

Jadi tinggal pilih, genre musik apa yang mau ditonton. Makanya jangan heran, untuk satu pertunjukan musik, bisa aja dominan kalangan muda, tua maupun lansia. Konser yang kami tonton misalnya, kebetulan bergenre musik klasik opera. Ya gitu deh, mostly kepala sudah berbalut uban. Haha.
Tiba di kawasan Dalhalla, gue melihat barisan bus berderet rapi. Bus yang sepertinya membawa penonton dari luar Dalarna, bahkan luar Swedia seperti Rusia, Denmark, Finland dan Jerman. Gue bisa tau, karena pas konser dimulai, si penyanyi nanya, dari negara negara yang gue sebut itu, ada yang hadir ga. Dan lumayan banyak yang tunjuk tangan. Surprise juga sih. Ternyata konser Dalhalla pun sampai ke telinga negara tetangga.

Bahkan, banyak mobil karavan yang memenuhi area parkir khusus. Sepertinya mereka juga sengaja bermalam. Atau mungkin sekalian piknik di tengah hutan. Beberapa dari mereka terlihat duduk santai sambil ngemil di atas kursi lipat. Diantara barisan pohon pinus Dalarna yang banyak itu.
Seperti biasa, prosedur standard pemerikasaan pun dilakukan. No termos, no DSLR (kecuali kamera pocket dan handphone), juga no alkohol.


Kalau lapar dan haus, panitia sudah menyediakan beberapa counter makanan minuman. Jadi sebelum konser, penonton bisa makan maupun minum. Ohya, satu catatan penting. Dari awal hingga acara selesai, penampakan halaman Dalhalla tetap sama. Datang bersih, pulang juga tetap bersih. Secuil sampah pun tak ada berserak. Padahal penonton kurang banyak apa coba. Salut bener deh gue.



Sesuai yang tertera di tiket, konser dimulai pukul 8 malam. Sangat on time. Tak ada basa basi dan tetek bengek lainnya. Penyanyi langsung tancap gas performance.
Sejujurnya, sekalipun terkenal, gue tidak begitu tau penyanyi asal Swedia. Sudah ga update lagi urusan musik. Seperti Veronica Maggio itu katanya terkenal. Gue malah ga tau dia itu siapa. Hahaha.
Dan penyanyi yang gue lihat, Malena Ernman, katanya juga penyanyi opera terkenal asal Swedia. Makanya yang nonton banyak banget. Sebegitu famousnya, itupun gue ga tau loh. Tapi emang bagus suaranya. Gilanya lagi, selain opera, dia juga talent di genre jazz. Dua aliran musik yang bertolak belakang kan ya. Tapi Malena mampu menyelesaikan tugasnya nyaris sempurna. Mana sense of humor yang dia miliki lumayan tinggi. Makin membuat penonton tidak boring.
Ada sedikit sensasi berbeda ketika menyaksikan penyanyi opera tampil di hall bernuansa alam seperti Dalhalla. Karena aliran musik seperti ini mostly diadakan di gedung tertutup. Elegan menjurus formil. Tapi ini dikemas sesantai mungkin.
Tak bisa dipungkiri, Dalhalla digilai karena konsep konsernya yang tidak biasa. Ide yang lumayan briliant menurut gue.
Mengusung banyak aliran musik dan singers, berlangsung hampir dua bulan berturut turut, sampai lokasi yang eksotik. Bekas tambang.
Wajar saja, penonton yang datang selalu menyempatkan mengabadikan keunikan Dalhalla melalui handphone mereka. Ibarat berenang, dua tiga pulau terlampaui. Mononton konser musik sekalian berwisata.
Berjalan melewati dinding kapur, sambil membaca catatan sejarah tentang Dalhalla yang sengaja dipasang di beberapa ruas jalan.
Dan yang membuat gue kaget, katanya ratusan juta tahun silam, Swedia termasuk wilayah yang tertutup lautan tropis. Loh, jadi dulunya bersuhu tropis toh. Hahaha.
Kalau dipikir ngeri juga ya, bisa berubah menjadi wilayah bersalju. Dan katanya nih, akibat perubahan iklim yang terus menerus, semua mahluk hidup mengalami fase membatu kala itu.
Sehingga tak ayal, ditemukan fosil binatang yang melekat dengan batu kapur di kawasan Dalhalla ini. Baca aja deh di postingan gambarnya. Gue takut salah menyimpulkan. Kira kira gitu kali ya. Gue paling lelet kalau bicara Geologi. Hahaha


Kalau begitu, milyaran tahun berikutnya, negara tropis bisa mengalami kejadian yang sama dong, dan kemudian mengalami iklim es. *Mulai imajinasi.
Tapi apapun itu, Dalhalla emang keren!
Lebih jelasnya, keunikan Dalhalla sudah tayang di “Net tv program net 10″ beberapa waktu yang lalu.
BISA KLIK LINK di BAWAH!
http://netcj.co.id/moment/video/192689/ini-dia-konser-musik-terunik-di-swedia-dalhala
Semua photo merupakan dokumentasi ajheris.com. Kecuali ada keterangan tertentu seperti dua gambar paling atas.
Ka itu keren banget dan gak ngeri ya karena batu2nya takut ambruk gitu ka,hehehe…soalnya kan disini klo yg bangunan tua itu identik seram dan rawan..tapi emang keren banget dan teratur gak ada sampah beda bgt sama disini tiap konser apapun pasti sampah berserakannnn dimana-mana.
LikeLike
Yang aku tau di sini ada cek berkala untuk semua hal yang berhubungan dengan keselamatan. Biasanya kalau tak layak lagi pasti ditutup. Sampah memang peer bgt buat orang kita ya. Kalau ada acara besar biasanya selalu numpuk sampah ya
LikeLike
Iya ka bener bgt,bete bgt klo liat sampah berserakan dijalan atau tempat wisata ya.
LikeLike
Bingung juga sih ya padahal pekerjaan mudah bgt tinggal buang ke tong sampah
LikeLiked by 1 person
Abis nonton bs nyebur ya haha
LikeLike
Penyanyinya ada loh yang nyebur ke situ haha
LikeLike
Itu fotonya keren keren banget ?
Lha kalau nggak boleh bawa DSLR kedalem, foto foto diatas apa cuma pakai hape?
Bener bener briliant emang, di Indonesia juga ad bekas pertambangan yang bagus jadi hits pula. Tapi nggak ada yang kepikiran buat di jadiin tempat konser kayak yang ada di swedia sana hahaha
LikeLike
Cuma pake hp mba aku motonya. hehe
Bener loh, di Indonesia juga buanyak bgt bisa dijadikan spot unik. Asal jangan uda dibuat malah kotor ya mba haha
LikeLike