Menjadi bagian dari warga Dalarna, buat gue pribadi lumayan menyenangkan. Apalagi jika berurusan dengan tempat wisata. Meskipun bukan wilayah turis favorite sejagat raya, malah lebih asik menurut gue. Terlalu banyak turis kadang jadi kurang menikmati. Mulai dari tempat makan, parkir, hingga toilet saingannya banyak.
Dalarna memiliki beberapa tempat wisata yang lumayan unik. Salah satunya ada di wilayah Orsa.
Berbicara tentang Orsa, bagi gue tidak ada yang istimewa. Terutama pusat kotanya. Hanyalah kota kecil biasa. Meski begitu, landscape alam yang dimiliki Orsa lumayan menawan. Ada beberapa tempat yang berhasil membawa Orsa menjadi salah satu daerah wisata terkenal Dalarna. Diantaranya adalah Fryksås Fäbod, Grönklitts Toppstuga, serta Orsa Björn Park (Taman Polar Bear).
Kali ini gue akan bercerita tentang salah satu dari tiga tempat yang gue sebut di atas. Namanya Fryksås Fäbod.

Pertama berkunjung ke Fryksås Fäbod sekitar tiga tahun lalu. Tepatnya di saat winter. Ceritanya mau dinner berdua suami. Kesan pertama yang gue ingat adalah, sepi yang luar biasa.
Menelusuri jalanan di sebuah tempat layaknya desa mati. Selama perjalanan, gue dan suami sama sekali tidak pernah berpapasan dengan mobil lain. Hanyalah deretan rumah rumah kayu tua yang tidak berpenghuni. Sampai gue bertanya ke suami, ini ga salah jalannya?
Dengan asumsi, apa iya ada restoran untuk sebuah makan malam di tempat seperti ini? Apalagi jalanan yang kami tuju semakin lama semakin tinggi. Di saat winter, meskipun ada lampu di sepanjang jalan, tetap aja berasa gelap.


Dan tidak menunggu lama, kami pun sampai di sebuah gedung yang lumayan besar. Hal kedua yang gue ingat adalah, gue sedikit kaget. Ternyata benar. Ada restoran di tempat sepi ini. Dan restorannya di sebuah hotel pula. Aha, ada hotel juga? lagi lagi anak katrok bertanya waktu itu.
Beberapa mobil terlihat di halaman parkir. Dan begitu masuk hotel, gue disambut interior yang justru tak mirip hotel. Lebih cocok ruang tamu rumah. Tapi antik banget.

Namanya waktu itu masih hitungan bulan di Swedia, jadi berasa aneh aja dengan semua yang gue lihat. Sepi dan jadul. Sempat mikir, beneran hotel ga sih. Suami pun tak menjelaskan sebelumnya tentang keberadaan tempat ini. Pun gue malas nanya. Tinggal ngikut saja.
Barulah ketika masuk restoran hotel, berasa beda. Lebih menarik. Meja, kursi, piring, gelas serta lampu ruangan tertata sesuai selera gue waktu itu. Ternyata benar. Beneran hotel. Hahahahahha.

Dan semakin ke sininya gue baru ngerti, yang namanya barang antik dan bangunan tua, memiliki nilai plus di Swedia. Punya kelas tersendiri. Semakin tua, antik, sepi dan jauh dari keramaian, semakin memiliki nilai jual. Makin cetar buat mereka.
Semua berawal dari cerita dan catatan sejarah. Budaya warga Dalarna ratusan tahun silam. Zaman dimana era modernisasi belum muncul.
Memelihara hewan ternak, dalam hal ini ternak sapi, adalah salah satu kegiatan rutin sebagian besar masyarakat Dalarna. Biasanya masing masing desa membangun satu pemukiman lain, yang letaknya lumayan jauh dari tempat tinggal mereka. Pemukiman yang khusus dibangun agar dapat dihuni ternak sapi di saat musim panas saja. Kawasan pemukiman sapi di musim panas inilah yang dikenal dengan sebutan Fäbod.
Dan setelah musim panas berakhir, sapi sapi kembali dibawa pulang ke pemukiman warga desa.

Jadi dulu, ketika musim panas tiba, peternak sapi lebih banyak menghabiskan waktunya di sekitar Fäbod dibanding rumah tinggal mereka.
Pertanyaannya adalah “Mengapa harus membawa sapi dan membangun pemukiman baru di tempat lain? Dan mengapa harus di saat musim panas?
Tak lain tak bukan, karena di saat musim panas, sebagian besar lahan di desa digunakan untuk pertumbuhan rumput. Yang mana rumput ini sengaja dibiarkan dan tidak diberikan kepada sapi, agar nantinya para petani memiliki stok rumput untuk bisa diberikan ke ternak sapi ketika musim dingin tiba.
Sehingga di saat musim panas, sapi sapi dibawa ke tempat lain. Biasanya mereka memilih lokasi yang sangat dekat dengan hutan.

Tak terkecuali dengan Fryksås, kawasan ini pun awalnya merupakan Fäbod, yang diperuntukkan sebagai hunian musim panas bagi warga sekaligus ternak sapi mereka. Berdasarkan catatan sejarah, sejak tahun 1540, ada sekitar 40 keluarga yang membangun Fäbod di Fryksås. Terdiri dari bangunan rumah warga yang sangat apa adanya, gudang gandum dan rumah sapi.

Berbeda dengan Fäbod di desa lain kala itu, keindahan alam di sekitar Fryksås justru membawa cerita lain. Sekitar tahun 1800, kawasan ini menarik perhatian para turis. Dari waktu ke waktu, Fryksås Fäbod mulai dikenal. Kunjungan para turis terus berlanjut tanpa menghentikan kegiatan ternak sapi di Fryksås Fäbod.


Hingga pada akhirnya di tahun 1964, Fäbod di Fryksås resmi ditutup dan tidak beraktivitas lagi. Hanya meninggalkan bangunan bangunan kayu tua.
Seiring waktu, Fryksås Fäbod mengalami pergeseran nilai. Mulai dari pengalihan lahan maupun pergantian pemilik. Dan juga pembangunan bangunan baru berupa summer house, cafe, toko souvenir, hingga cottage maupun hotel besar.


Dan uniknya, bangunan kayu yang dulunya merupakan kandang sapi, direnovasi menjadi hunian rumah musim panas. Oleh pemilik biasanya digunakan sebagai tempat menginap di kala summer, bahkan tak sedikit yang disewakan kepada turis.
Rumah, gudang dan kandang sapi yang dulunya memang dibangun saling berdekatan, oleh pemiliknya dibobol, lalu dijadikan satu. Menjadi cottage atau summer house yang lumayan luas. Lucu juga sih, ngebayangin nginap atau tinggal di bekas hunian sapi. Ada ada saja idenya.

Meskipun direnovasi, tapi keaslian bangunan tetap dipertahankan. Paling atap, genteng dan bagian dalam ruangan saja yang dirubah. Selain itu, tak sedikit juga yang mendirikan bangunan baru tanpa mengutak atik bangunan lama. Dengan kata lain, kandang sapi cs tetap dibiarkan sebagai pajangan antik di halaman.
Kalangan pebisnis pun tak mau ketinggalan. Mulai melirik Fryksås dengan membangun penginapan baru di sekitar Fäbod ini. Mulai dari cottage kecil hingga hotel besar. Semua berdiri diantara banyaknya bangunan kayu tua yang dulunya merupakan hunian ternak sapi.
Di saat winter pun, ada saja yang mengunjungi Fryksås Fäbod. Berkunjung ke Fryksås jangan membayangkan suasana yang hiruk pikuk. Karena kebanyakan turis yang datang ke Fryksås adalah orang orang yang menyukai ketenangan. Suasana yang sepi. Berjalan kaki di sekitar Fäbod, tanpa banyak orang yang lalu lalang. Karena di saat winter, view di sekitar memberi sajian yang tak kalah menarik. Ibarat negeri dongeng. Berbalut salju putih.
Meskipun terlihat sederhana dan terkesan menyendiri, hotel Fryksås dikenal memiliki kredibilitas dan pelayanan baik. Bahkan untuk sebuah Wedding Party dan Fine dining sekalipun. Ketika gue dan suami berkunjung ke hotel Fryksås, kebetulan ada pasangan yang sedang merayakan acara wedding.
Untuk makanan? Gue bilang sih enak. Ada menu daging bison dan reindeer (sejenis rusa kutub).
Beberapa kali ke restoran hotel ini, gue lumayan suka dengan citra rasa menunya. Belum lagi view di restoran lumayan asoy. Perpaduan landscape danau, bukit kecil dan kandang sapi. Hahaha.
Soal harga, relatif ya. Menurut gue sih lumayan. Lumayan apa? Mihil! Hahaha
Untuk sebuah menu Fika, semacam ngopi cantik ala orang Swedia, harganya kurang lebih 300 Sek atau mendekati 500 ribu rupiah. Terdiri dari secangkir kopi dan satu porsi ice cream berikut waffel. Untuk dinner, kurang lebih sekitar 1500 Sek atau setara 2,3 juta rupiah untuk dua orang. Tapi semua tergantung selera sih.

Mengelilingi Fryksås Fäbod, pengunjung harus berjalan kaki. Tidak diperbolehkan mengendarai mobil. Karena kawasan ini memang dikenal sebagai kawasan yang tidak memberikan acces kendaraan untuk publik.
Dikarenakan semua penghuni baik privat maupun turis memilih Fryksås untuk ketenangan semata. Jadi mobil harus diparkir di tempat yang sudah tersedia.

Pengunjung hanya boleh melihat semua kawasan dari luar halaman bangunan dan tidak diperbolehkan masuk ke dalam. Kecuali ada rencana menikmati menu di restoran hotel, itu lain cerita lagi.
Salam dari
Swedia
Itu rumah kayunya gak dimakanin rayap ya ka,dan pasti nyaman banget deh gak ada kendaraan lewat cocok banget buat istirahat..tapi utk harga dinner nya itu loh mahal banget ya sampe 2.3jt,hehehehe
LikeLike
Memang kawasan buay istirahat Fa. Tenang bgt. Mana bangunan dan landscapenya bagus. Ahhh sebenarnya bukan hanya di sini, rata rata kalau makan malam cantik di Swedia emang bikin grrrr harganya😬😬
LikeLike
Wahhh iya ya ka klo dinner cantiknya sering hisa bikin tekor deh,hehehe
LikeLike
iyalahhhh hahaha
LikeLike
Waduh…menu Fikanya smpe mndkati harga Rp 500rb? Mahal bingit!
Tp aplah itu, bgi mreka yg mnyukai piknik unik nan tnang ditambah lg histori di baliknya, shrga itu no problem.
Unik jg Frykdas Fabod ini ya..Ajheris beruntung bnget bs nglmi hal2 unik di Swedia
LikeLike
Ya gt deh. Negaranya memang agak mahal untuk urusan bayar bayar. Sesuai dengan income perkapita rata rata dan pajaknya yang memang tinggi banget kan.
Di Dalarna lumayan bnyk wisata uniknya. Salah satunya Fäbod ini. Mereka apa aja dilestarikan dan bisa dijadikan tujuan wisata.
LikeLiked by 1 person
Cakep banget, damai banget kayaknya, ya mba Helen
LikeLike
iya Gus. cantik dan bikin relax
LikeLike
Gudang dan kandang hidup rukun dengan hotel? Tentram sekali, seperti kampung di negeri dongeng.. 🙂
LikeLike
Iya begitulah, Akur mereka haha
LikeLike