Menjelang minggu pertama bulan Maret, kota Mora mendadak berubah. Dari sebuah kota kecil yang sepi sontak menjadi ramai. Tentu saja perubahan ini membawa efek luar biasa terkhusus warga Mora maupun orang orang yang rutin mengunjungi kota Mora setiap minggunya. Termasuk gue.
Perubahan meliputi jalanan yang biasanya lancar menjadi macet, parkiran penuh, hingga cafe restoran ramai pengunjung. Meskipun demikian, tidaklah membuat warga Mora mengeluh. Sebaliknya semangat besar akan adanya perhelatan akbar membuat warga Mora serasa memiliki hiburan massal dadakan. Keramaian yang bisa dibilang heboh dan cuma terjadi sekali dalam setahun. Rasanya hampir bisa dipastikan seluruh pencinta ski di Swedia bahkan manca negara berkumpul di kota ini.
Dan puncaknya adalah di minggu pertama bulan Maret, kota Mora pun menjadi sorotan karena diliput secara langsung oleh stasiun Svt Swedia. Yup, apalagi kalau bukan Vasaloppet.
Vasaloppet merupakan pertandingan Ski Marathon Lintas Alam (Cross Country Ski) tertua dan terpanjang di dunia untuk jarak tempuh 90 kilometer dan diikuti peserta dengan jumlah yang fantastis. Limabelas ribu delapanratus orang. Wow!
Garis start dimulai dari kawasan Sälen dan berakhir di kota Mora. Seminggu sebelum pertandingan puncak Vasaloppet di mulai, beberapa pertandingan jarak pendek sudah dilaksanakan. Termasuk pertandingan khusus wanita.
Vasaloppet menjadi kebanggaan kota Mora, karena segala sesuatu yang berhubungan dengan Vasaloppet berpusat di kota ini. Mulai dari museum Vasaloppet, tugu Gustav Vasa, sampai tugu garis finish Vasaloppet, yang semuanya menjadi landmark kota Mora.


Dua bulan sebelum Vasaloppet, kesibukan dan persiapan menyambut Vasaloppet sudah mulai terlihat. Dari pendirian gedung arena, bangku, tempat liputan jurnalis, tenda tenda, toilet, satu demi satu mulai dipasang. Dan tidak hanya itu berbagai perusahaan ternama berlomba lomba menjadi sponsor dalam acara akbar ini, mulai dari IBM, VOLVO, DHL, ICA, ASICS, dan masih banyak lagi.

Sambutan terhadap Vasaloppet sepertinya didukung penuh warga Mora dan sekitarnya. Stiker bertuliskan “Vasaloppet” menjadi hiasan di pintu pintu toko, bank, perkantoran, hingga toko bakery. Bahkan beberapa bulan sebelum perhelatan ini dimulai, penjualan kartu pos pun lebih mengutamakan gambar gambar berlatar belakang Vasaloppet.

Bagi sebagian kalangan, ajang turnamen Vasaloppet menjadi lahan bisnis musiman yang menguntungkan. Membuka lapak dan menjual berbagai pernak pernik serta makanan. Mulai dari Dalahorse, hingga waffle Belgia yang biasanya sulit ditemukan di hari biasa.

Bahkan tidak sedikit yang terinspirasi dan berpikir smart, dengan membuka bisnis penginapan ala kadarnya di rumah rumah warga. Dan lucunya, para peserta Vasaloppet tidak terlalu mempermasalahkan penginapan yang lokasinya lumayan jauh dari daerah pertandingan. Yang terpenting, masih di wilayah propinsi Dalarna. Wajar saja, kebanyakan peserta berasal dari luar kota Mora bahkan manca negara.
Bahkan gedung sekolah di kota Mora pun dipakai loh sebagai tempat menginap. Karena jumlah penginapan di kota Mora dan Sälen jelas tak mampu menampung belasan ribu peserta dalam waktu yang bersamaan.

Berbicara penginapan di sekitar Mora dan Sälen, sudah barang tentu tidak main main ketika Vasaloppet berlangsung. Dengar dengar untuk bisa mendapatkan satu kamar di dua daerah ini, sudah harus ngeboking dalam hitungan tahun. Jika tidak alamat sulit mendapatkan penginapan. Kebayang kan betapa banyaknya orang. Belasan ribu peserta bukanlah jumlah yang sedikit untuk sekali pertandingan sekaligus. Dan itu diselenggarakan di sebuah desa dan kota kecil pula.
Lantas kenapa harus di desa Sälen dan kota Mora? Berikut ceritanya.
Sejarah Vasaloppet bermula dari sebuah nama yang dikenal yaitu GUSTAV VASA. Sosok yang menjadi inspirasi dibalik terselenggaranya Vasaloppet. Kejadian diawali ketika Gustav Vasa berusaha melarikan diri dari kejaran pasukan raja Christian II (King of Kalmar Union), raja Denmark yang ingin melakukan pembantaian di Stockholm di masa silam. Singkat cerita, pelarian Gustav Vasa sampai ke sekitar Mora. Di kota inilah Gustav Vasa bertemu dan meyakinkan dua orang pria bernama Lars dan Engelbrekt untuk bergabung melawan raja Christian II. Namun sayang, ajakan tersebut berujung penolakan.
Merasa tidak mendapat dukungan, Gustav Vasa kemudian melanjutkan pelarian ke Norwegia. Dalam pelariannya beliau hanya mengandalkan peralatan ski apa adanya.
Setibanya di sebuah daerah yang sekarang dikenal dengan sebutan Sälen, Gustav Vasa dicegat oleh Lars dan Engelbrekt, yang pada akhirnya berubah pikiran dan beralih mendukung rencana Gustav. Dengan bantuan dan dukungan warga Mora, Gustav Vasa akhirnya sukses melawan dan mengusir pasukan Christian II.
Dan puncak dari keberhasilannya itu, pada tanggal 6 Juni 1523 Gustav Vasa akhirnya diangkat dan dinobatkan menjadi Raja Swedia.

Untuk memperingati pelarian dan perjalanan sang raja ini, sejak tahun 1922 lahirlah Vasaloppet yang artinya The Vasa Race (Perlombaan Vasa).
Berkiblat dari cerita sejarah tersebut, akhirnya pertandingan Vasaloppet diadakan dengan menggunakan jalur dan rute jalan yang dulunya memang dilewati sang raja, yaitu wilayah sekitar Mora dan Sälen.
Vasaloppet dimulai dari kota Sälen sekitar pukul 8 pagi. Ontime dan tidak banyak basa basi. Tapi sejak pukul setengah lima pagi area pertandingan sudah mulai didatangi para peserta. Jalanan sudah terlihat macet memanjang. Bahkan pada pukul 7 pagi beberapa ruas jalan sengaja ditutup dan hanya menggunakan satu jalur. Tujuannya bila terjadi emergency, jalur yang satunya bisa digunakan. Salah satunya oleh ambulance.
Vasaloppet memiliki jumlah peserta yang sungguh fantastis. Mencapai limabelas ribu delapan ratus orang peserta. Jumlah maksimum yang ditentukan pihak penyelenggara dalam sekali pertandingan. Masing masing perserta dibagi atas beberapa group. Mulai dari group 1 hingga 10. Biasanya group terdepan adalah barisan profesional atau dikenal dengan sebutan group Elite.
Seluruh peserta Vasaloppet dilengkapi dengan sebuah chip. Jadi sepanjang perlombaan, siapun bisa bisa mengetahui keberadaan mereka melalui pesan sms. Kita tinggal mendaftarkan nomor kode dan dalam rentang waktu akan ada informasi berapa lama lagi peserta akan sampai ke garis finish, berikut posisi terakhir peserta berada dimana. Kebetulan salah satu kerabat kami ikut serta dalam perlombaan ini. Jadi gue tau.




Meskipun bertaraf internasional, uniknya pertandingan Vasaloppet bisa diikuti oleh siapa saja. Baik atlet ski profesional maupun non profesional atau masyarakat biasa (yang bergabung hanya karena kesenangan semata).
Bahkan dua tahun lalu, dari ribuan peserta yang turut terdapat seorang cacat tanpa dua kaki dan hanya menggunakan kursi roda. Luar biasa semangatnya. Karena itu tadi, tujuan utama Vasaloppet bukanlah urusan menang kalah. Melainkan kepuasan dari para peserta bisa bertanding di sebuah event besar.



Vasaloppet memiliki jarak tempuh sejauh 90 Kilometer. Sebuah jarak yang tidak dekat. Para peserta berjalan nonstop melewati hutan bersalju, suhu yang dingin bahkan berangin. Paling sesekali mereka berhenti sebentar di titik titik wilayah yang dikenal dengan istilah Kontrol. Di sinilah mereka berhenti mengecek peralatan ski, sepatu atau sekedar minum sirup blueberry. Sampai nantinya berakhir di garis finish kota Mora.
Pemenang Vasaloppet 2016 dan 2017 berturut turut diraih oleh John Kristian Dahl asal Norwegia, dengan catatan waktu kurang lebih 3 jam 57 menit (untuk tahun 2017). Namun bagi peserta biasa atau non profesional, jarak 90 kilometer biasanya baru bisa diselesaikan kurang lebih 10 hingga 12 jam. Gile kuatnya ya. Nonstop loh. Di suhu dingin pula.
Dalam sejarah perlombaan Vasaloppet ada satu pemain legendaris yang berhasil memenangkan pertandingan Vasaloppet hingga 9 kali. Namanya Nils “Mora-Nise” Karlsson, berasal dari kota Mora. Nils meninggal di usia 94 tahun pada tahun 2012.



Menjelang garis finish di kota Mora, suasana menyambut peserta sangatlah meriah. Ucapan “heja, heja, heja” sangat familiar di telinga. Para pedagang musiman tidak sedikit yang menjual krans daun untuk diberikan kepada para peserta. Biasanya krans daun ini diberikan oleh sanak keluarga maupun teman teman yang turut mendukung peserta.
Di ajang pertandingan Vasaloppet sesekali penonton akan sering melihat sosok lelaki tua berpenampilan mirip Gustav Vasa. Berjalan di sekitar arena menggunakan mantel tua berwarna coklat, lengkap dengan topi kulit dan perlengkapan ski kayu. Sangat mirip dengan lambang pria yang terdapat pada souvenir Vasaloppet dan Seri Pin Vasaloppet.
Berbicara pin Vasaloppet, banyak yang menggilai koleksi pin ini. Bahkan sampai sekarang tidak sedikit yang berburu pin Vasaloppet keluaran lama seperti tahun 1924.



Beberapa negara seperti China, Jepang, dan Amerika, kadang suka mengadakan acara perlombaan ski di negara masing masing yang bertajuk Vasaloppet. Mungkin banyak negara yang memiliki perlombaan ski lintas alam. Tapi Vasaloppet unggul di lintas alamnya yang sangat panjang, yang justru memberi kenikmatan tersendiri bagi para pesertanya.
Gue sempat melihat wawancara di layar screen, salah satu peserta tahun 2015 berasal dari India. Sengaja jauh jauh datang khusus mengikuti perhelatan besar ini. Dengan biaya sendiri lagi. Segitunya.








Salam dari Mora,
Dalarna, Swedia
Wah seru banget pasti ya ka,ngomong2 ka helena ikut partisipasi sky gak?hehehe
LikeLike
Galah hahaha. Cuma ngantar teman dari Stockholm ikutan lomba. Sekalian nonton juga. Banyak yang jual makanan yang di hari biasa ga ada dijual
LikeLike
Kirain aku kaka ikutan,klo aku sih gak mana bisa sky bisa merosot pake daun pisang,wkwkwkwk
LikeLike
Sama kok, aku lom bisa main ski. Cukup nonton aja uda serulah haha
LikeLiked by 1 person
gile acaranya super duper ramenya..mulai tua ampe muda pada semangat, padahal di salju gitu, kalau saya mungkin udah kedinginan..
LikeLike
Iya rame banget ya. Semangat mereka memang untuk olahraga gila gilaan. Mungkin karena bergerak terus jadi badan ga berasa terlalu dingin
LikeLike
iya bener, kalau disini dingin malah tarik selimut kan y a:D
LikeLiked by 1 person
Betol..aku sempat berasa kedinginan juga waktu itu, suhu sekitar minus 5, di luar terus jelas berasa mana berangin pulak sedikit. Langsung jalan gerakin kaki. lumayan jadi ga berasa sih
LikeLike
Putiiiih menggelora!
*lalu aku langsung kebayang betapa dinginnya di sana hahaha.
LikeLike
-5 waktu itu dan sedikit berangin. Dinginlah. aku sempat susah gerakin mulut dan bibir kalau ngomong. karena di luar terus
LikeLike
Aaaak. Aku yang masih di atas 0 derajat aja dulu bibirku sampe pecah dan berdarah *padahal udah pake pelembab bibir. Gak kuaaat
LikeLiked by 1 person
sebenarnya faktor kebiasaan aja. cuma kalau di luar terus apalagi ada angin hadehhh menggigit. kalau di dalam ruangan minus 30 juga masih bisa diatasi pake pemanas.
LikeLike