Norwegia! Sudah pada tau kan negara Skandinavia yang satu ini. Meskipun tidak setenar negara negara Eropa seperti Belanda, Jerman, Italy, Swiss, Perancis, Austria, atau beberapa negara anggota Schengen lainnya.
Norwegia adalah negara kerajaan yang memiliki tingkat kemakmuran, harapan serta kualitas hidup yang tinggi. Sejak menemukan minyak dan gas alam puluhan tahun silam, Norwegia sontak meroket menjadi negara kaya.
Sebagai negara penghasil minyak dan gas alam terbesar di dunia setelah Timur Tengah, Norwegia selalu masuk dalam peringkat teratas/terbaik berbagai survey kesejahteraan dan kelangsungan hidup sebuah negara. Dengan hasil minyak dan gas alam yang melimpah, didukung tingkat kepadatan penduduk yang relatif rendah, menjadikan Norwegia bertumbuh menjadi sebuah negara yang tidak terlalu sulit mempertahankan income negara dari hasil kekayaan sumber alamnya.
Norwegia tidak begitu jauh dari tempat tinggal gue, jika mengendarai mobil, kurang lebih hanya 3 jam sudah sampai ke perbatasan terdekat. Buat gue, keindahan alam Norwegia luar biasa mempesona. Setidaknya untuk sebuah negara yang sudah pernah gue kunjungi. Tidak hanya indah, tapi juga bersih dan sangat nature. Dua tahun silam, gue dan suami berkunjung ke alam Norwegia yang dasyat itu. Tempat yang menjadi tujuan utama kami adalah Geirangerfjord dan Trollstigen.

Kami tiba di Norwegia melalui perbatasan Riksgräns Norge. Entah mengapa gue suka banget berada di perbatasan seperti ini. Seru! Gimana ga seru, kaki gue menginjak bumi diantara Dua Negara. Dua negara yang hanya dipisahkan sebuah tugu. Begeser sedikit saja, ibarat ngebalikin telapak tangan, huppp….gue nyampe di Norwegia!
Gue tidak menyia-nyiakan kesempatan bernarsis ria di perbatasan ini. Bagi gue berfoto di tempat unik seperti ini tidak boleh dilewatkan. Karena jarang jarang liburan harus melewati perbatasan. Biasanya kalau sudah terlalu jauh, pasti naik pesawat. Ternyata berfoto di tempat yang tidak terlalu biasa itu asik juga.
Setidaknya dibanding menara Eiffel yang sudah kemana mana fotonya. But eitsss tunggu dulu ya, bukan berarti gue ga ngimpi berfoto di menara Eiffel, cuma untuk sekarang belum masuk list liburan gue. Haiyaaaaaa gayakkk! Naik pesawat aja takoottt!

Yang lebih seru lagi, sebagai bukti jika tugu perbatasan sangat nyata berfungsi, hanya dalam hitungan detik ketika mobil meninggalkan perbatasan, gue langsung kehilangan sinyal internet. Baru nyadar beneran, kalau gue sudah berada di bumi Norwegia. Padahal Swedia masih jelas terlihat di belakang gue. Jaraknya cuma hitungan langkah. Ahhh, buat gue itu pengalaman pertama yang seru banget!Sepanjang perjalanan, gue sangat menikmati pemandangan alam Norwegia. Rugi kalau harus menutup mata. Biasanya gue lumayan cepat jenuh jika terlalu lama berada di dalam mobil dan gampang diserang kantuk. Perjalanan kali ini lumayan berbeda, sepanjang jalan gue sangat menikmati pemandangan yang kami lewati. Rumah rumah kayu khas Norwegia diantara lereng bukit yang hijau, air danau, gunung gunung yang masih diselimuti salju sekalipun saat itu sudah memasuki summer, peternakan biri biri lengkap dengan suara lonceng yang diikat di leher, kelompok sapi yang sedang memakan rumput, sempurna layaknya di film film. Damai banget rasanya.



Roros adalah kota pertama yang kami singgahi, langsung cari paket internet, gatal rasanya hidup tanpa internet sekalipun holiday. Lumayan ribet proses register kartunya, si pemilik toko pake minta paspor segala, untung gue bawa. Kami memutuskan mengisi perut di sebuah restoran Thailand, dan lanjut jalan kaki melihat kota Roros sebentar. Sekilas kota ini seperti kota mati, sedikit banget orang yang lewat. Memang sih toko toko sudah pada tutup, karena sudah pukul 5 sore waktu itu. Berasa horor karena model bangunan tua di sekitarnya. Tinggal nunggu zombienya keluar.

Dari Roros kami menempuh perjalanan sekitar 4 jam ke kota Trondheim. Sesampainya di Trondheim sekitar pukul setengah sebelas malam. Berhubung memasuki awal summer, jadi pukul segitu pun masih berasa terang. Check in dan untung masih ada kamar kosong.
Paginya after breakfast, kami langsung berkunjung ke Nidaros Cathedral. Terlihat sudah banyak turis yang mengantri.
Nidaros Cathedral merupakan bangunan gereja abad pertengahan yang dibangun sekitar tahun 1066. Harga tiket seharga 79 Nok berdua suami. Taman di sekitar gereja bagus, ditata rapi lengkap dengan hamparan bunga tulip. Bangunan gereja sangat indah, baik di dalam maupun luar, arsitek bangunan gereja penuh dengan relief dan ukiran. Sayang tidak diperbolehkan menggunakan kamera. Walaupun tidak sedikit turis yang mencoba curi curi kesempatan. Setelah cukup puas mengitari gereja, kami menyempatkan melihat kota Trondheim, khususnya rumah panggung warna warni yang menjadi ciri khas kota ini.

Dari Trondheim, lanjut ke kota Molde. Perjalanan kurang lebih 5 jam. Sumpah, gue suka banget kota ini. Bersih banget dan semuanya terlihat so fresh! Baik lingkungan, gedung, rumah dan toko. Uniknya sebagian besar terbuat dari kayu. Ahhh kecelah!

Di kota Molde, kami mencoba penginapan khas Norwegia yang disebut Hytte. Ke Norwegia sayang rasanya jika tidak mencoba penginapan Wooden House yang terkenal ini. Sekilas Hytte kelihatan kecil dari luar, begitu masuk berasa luas. Tipikal bangunan Skandinavialah. Dalamnya lengkap, ada dapur, kamar mandi, teras, ruang tamu, dan kamar tidur. Peralatan memasak seperti piring, gelas, sendok semuanya sudah disediakan. Sebaiknya jangan lupa membawa sprei dan sejenisnya dari rumah. Karena kebanyakan tidak tersedia. Kalau pun ada harus bayar lagi. Sebenarnya kasur bantalnya bersih, cuma ga enak aja tidur tanpa sprei dan sarung bantal.

Jenis Hytte bervariasi, tergantung harga. Mulai dari ukuran kecil hingga lumayan besar. Ukuran kecil biasanya nihil toilet, harus gabung dengan toilet umum. Nah, yang ukuran sedang dan lumayan besar, sudah including toilet di dalam. Berhubung toilet ‘sesuatu’ banget, jadi kami memilih Hytte plus toilet di dalam. Harga permalam sekitar 650 Nok (harga Hytte di setiap daerah tidak selalu sama).

Paginya kami membuat sarapan sendiri. Gue bawa indomie, telor dan roti. Berada di dalam Hytte menurut gue unik. Serasa berada di rumah mainan. Sepertinya ahli bangunan di negara ini mampu memaksimalkan ruangan dengan luas yang terbatas.
Dari teras Hytte, kami bisa memandang laut yang di kelilingi gunung bersalju. Rasanya baru di Norwegia gue bisa melihat pemandangan seperti ini. Laut diantara gunung bersalju! Seperti iklan coklat (coklat merk apa lupa). Pokoknya cakeplah.
Malam itu sekitar pukul sembilan, dan masih terang. Kami berinisiatif mengelilingi kota Molde. Dan berhenti di sebuah kawasan bernama Aker Stadium. Seperti pelabuhan. Kenapa gue bilang pelabuhan, karena lokasinya seperti berada di tepi laut, dengan sebuah kapal besar yang sedang bergerak meninggalkan dermaga kecil. Tapi yakin ga yakin sih beneran pelabuhan apa ga. Soalnya kalau beneran pelabuhan, gila banget deh. Cantik dan bersih sekali. Apalagi kalau harus ngebandingin dengan pelabuhan Tanjung Priok. Rasanya sirik tra la la. Mungkin tempat ini hanyalah pelabuhan main main saja. Hahahaha!


Dari kota Molde, paginya kami menuju Solsnes. Sebuah kota kecil atau tepatnya bisa dibilang desa. Dari sini kami menyeberang menuju Trollstigen. Dengan menumpang kapal ferry, hanya butuh waktu sekitar 20 menit untuk sampai ke seberang. Dalamnya nyaman dan lengkap, ada resto/cafe. Dan lagi lagi gue sangat terkesima dengan kebersihan kapal penyeberangan ini.

Singkat cerita, kami sampai juga di Trollstigen. Kawasan wisata alam dengan jalanan yang berkelok kelok di tebing gunung. Dari jalanan yang rendah sampai meninggi. Sungguh pemandangan yang menakjubkan. Apalagi ketika berada di ketinggian sambil melihat ke bawah, awesome!
Gunung serasa pas di depan wajah, besar banget mak! Kaya nempel di muka gue. Excited banget. Mungkin berasa besar karena mobil berada langsung melewati tebingnya. Jadi bukan melihat dari kejauhan. Di Puncak Trollstigen sudah tersedia mulai dari halaman parkir yang luas, restoran yang besar dengan arsitek bangunan yang unik, hingga jumlah toilet yang sangat banyak dan bersih. Pokoknya teratur deh.
Dari kawasan puncak Trollstigen, kami bisa menatap view yang super bagus. Apalagi di tempat ini sudah disediakan spot khusus untuk bisa berdiri dan mengambil foto. Tangga tangganya juga kuat. Intinya kami hanya bisa berdiri ditempat yang sudah disediakan. Tulisan tanda peringatan juga jelas, yang artinya untuk area tertentu pengunjung tidak diperbolehkan berdiri.

Jadi ingat deh kalau ke danau Toba, di kota Prapat, Sumatera Utara. Begitu indahnya danau itu, tapi tempat penatapannya ga jelas dimana. Paling harus singgah ke warung kopi di pinggir jalan atau di beberapa titik yang tidak ada pagar pembatasnya. Kalau dipikir pikir rawan kecelakaan. Dan hebatnya, meskipun tanpa pagar pembatas, sampai saat ini masih aman terkendali aja semua. Indonesia gitu. Kangen Danau Toba gue.
Di sekitar halaman Parkir Trollstigen terdapat beberapa toko yang menjual souvenir. Jangan kaget jika hampir semua toko menjual boneka berwajah seram serta hidung mancung menjulur ke bawah. Sepertinya boneka ini menjadi salah satu symbol di kawasan Trollstigen. Boneka Troll, si manusia penyihir yang baik (mitosnya gitu).

Trollstigen juga memiliki restoran besar dengan arsitek yang lumayan menarik dan unik. Berdiri diantara bebatuan dan aliran air yang sangat photogenik. Yang suka photography, gue jamin Trollstigen surganya banget.
Cuma ketika berkunjung ke Trollstigen, gue lebih banyak menggunakan camera handphone. Karena waktu itu, gue belum terkena arus tegangan tinggi hobby photography. Kamera beneran malah banyakan mengantung di tangan suami. Malas diutak atik. Kalau sekarang jangan ditanya, cepat banget korslet. Iler pun bisa gue foto 🙂
Makan siang di restoran ini untuk satu porsi menu salmon dan satu porsi menu bubur dikenakan 380 Nok.


Tujuan berikutnya adalah Geirangerfjord. Selain Amerika Utara seperti Kanada dan Alaska, Norwegia juga memiliki Fjord yang besar dan terkenal indah. Katakanlah seperti Sognefjord sebagai Fjord terpanjang kedua di dunia. Ke Norwegia kurang sah rasanya jika tidak melihat keindahan fjordnya. Wisata alam Norwegia berarti identik dengan Fjord. Walaupun belum bisa berkunjung ke Sognefjord (terlalu jauh), tapi kami masih bisa berkesempatan melihat Geirangerfjord. Sekilas Geirangerfjord terlihat biasa saja. Seperti sebuah danau kecil yang dikelilingi tebing bukit. Lantas apanya yang menarik? Dan mengapa Fjord menjadi “sesuatu” yang harus dilihat ketika berwisata ke Norwegia?


Dari info yang gue baca, kira kira gue menyimpulkan seperti ini. Mudah mudahan tidak salah. Jadi sebenarnya, Fjord bukanlah danau, bukan teluk dan bukan pula bay. Fjord ada karena sebuah kejadian alam. Kejadian alam yang bukan cuma setahun atau belasan tahun, melainkan sudah jutaan tahun silam.
Fjord terbentuk akibat erosi Gletser yang super tebal, yang membentuk landscape dari beberapa jaman es, yang mampu menampung aliran air laut yang super dalam. Untuk sebagian kasus, ciri khas Fjord bisa dilihat dari sangat dekatnya pertemuan antara tebing yang satu dengan tebing yang lain. Nyaris seperti bertemu. Salah satunya seperti Geirangerfjord ini.

Uniknya, akibat hentakan gletser yang super dasyat itu, kedalaman air Fjord mampu menyerupai kedalaman air laut. Bahkan bisa lebih dalam. Hal inilah yang mengakibatkan kapal kapal besar mampu melewati fjord yang tidak terlau luas.Fjord hanya ada di negara bersalju. Jadi negara yang tidak mengalami musim dingin, dipastikan tidak memiliki Fjord. Akan tetapi, tidak semua negara bersalju atau yang mengalami musim dingin memiliki Fjord. Hanya ada beberapa negara di dunia, salah satunya adalah Norwegia. Kejadian alam yang unik inilah, yang banyak menarik perhatian turis mengunjungi Fjord. Kurang lebih begitu yang bisa gue jelaskan.



Geirangerfjord terletak di sebuah tempat bernama Geiranger, kawasan wisata yang tidak terlalu luas, hanya terdiri dari restoran, toko souvenir dan hotel. Berkunjung ke Norwegia harus siap dengan bayar membayar yang relatif mahal.
Well, Skandinavia emang lumayan terkenal mahal disegala penjurunya, cuma pengalaman gue ketika jalan jalan di sekitar Swedia dan Denmark, tidak ada perbedaan harga yang terlalu signifikan diantara kedua negara. Berbeda dengan Norwegia, perbedaan harganya lumayan berasa. Terutama di tempat wisata seperti Geiranger Fjord. Makan berdua dengan menu dan rasa yang standard, seperti daging dan sepiring piza, dihargai sekitar 450 Nok.


Setelah puas berada di Geirangerfjord, kami menuju kota Lom. Kota yang sangat unik. Gue bilang unik, karena sebagian besar hanya terdiri dari Hytte. Sepertinya kota Lom memang strategis sebagai tempat perhentian para wisatawan yang ingin bermalam dan beristirahat. Letak Hytte berada di kawasan berbukit. Sehingga bila dilihat dari jauh, seperti sebuah pemukiman dengan bentuk dan warna rumah yang seragam. The Brown Wooden House!
Landscape di sekitarnya juga sadis. Gunung dan dataran yang dipenuhi bangunan Hytte. Kece topan bukan badai lagi. Ukuran hytte juga lumayan besar. Harganya sekitar 900 Nok/malam.
Sejauh yang gue lihat, lokasi wisata alam Norwegia sebagian besar lebih menyediakan penginapan jenis Hytte daripada hotel. Sehingga tidaklah heran, jika sangat mudah melihat dan menemukan penginapan sejenis ini. Di Swedia pun sebenarnya ada, cuma ga sewowww di Norwegia.

Kenapa Hytte sangat digemari di Norwegia, alasannya sih sederhana. Ketika Spend Time Arround Nature, menginap di Hytte sangatlah tepat. Lebih sensasional ketiban di hotel. Karena selain lebih bebas, juga lebih efisien. Bisa masak sendiri, bisa kumpul satu rumah dengan anggota keluarga, bisa keluar masuk ruangan dengan cepat tanpa harus naik turun tangga atau keluar masuk lift hotel, bisa duduk santai di terasnya sambil memandang alam sekitar. Namanya juga liburan di dekat alam, pastinya pengen dong menikmati lingkungan sekitar lebih leluasa.

Esoknya kami menyempatkan melihat gereja tua berumur sekitar seribu tahun, bernama Lom Church. Gereja yang sangat identik dengan budaya Viking. Gereja yang unik. Tidak seperti gereja gereja kebanyakan di Eropa. Sekilas bangunannya seperti rumah adat. Gue belum pernah melihat bangunan gereja seperti ini di Swedia. Norwegia memang terkenal dengan Stave Church, gereja yang dibangun dengan bahan dasar kayu.

Begitu masuk, aroma tajam kayu lapuk sangat jelas tercium. Dinding dan bangku kayu gereja juga sudah buram, tapi masih terurus. Kelihatan umurnya yang mendekati seribu tahun itu.
Sehingga tidak heran beberapa kali gereja ini mengalami maintenance bangunan. Tidak sedikit penduduk kota Lom yang merantau di Amerika, menggalang dana untuk kelestarian dan ketahanan bangunan Lom Church.
Selain itu, sisa sisa keindahan lukisan di atap gereja masih bisa dilihat meskipun sudah mulai memudar. Jika kamu memperhatikan foto di atas, akan terlihat beberapa kepala naga menghiasi bagian atap gereja. Simbol yang sangat identik dengan peradaban bangsa Viking di jamannya.
Dari kota Lom kami menuju perjalanan pulang. Selama perjalanan kami melewati bongkahan salju di kiri kanan jalan. Melebihi tinggi badan gue. Semuanya serba putih. Kami serasa berada sebuah negeri langit tanpa nama. Sudah tinggi banget. Gunung rasanya sudah sejajar dengan kami. Sepi, tidak ada rumah dan bangunan lain. Sesekali kami hanya melihat rumah kayu kecil menyendiri. Ahhh seperti berada di acara liputan National Geographic. Pengalaman yang sangat mengesankan. Pengen gue ulang.



Sampai akhirnya kami tiba di sebuah kota kecil Lillehammer. Cuci mata sejenak, keluar masuk toko mana tau ada yang murah. Ternyata nyari yang murah dan cocok itu pun susah. Hahaha.
Di Lillehammer kami sangat susah menemukan restoran yang menyajikan menu lengkap. Kebanyakan kebab, burger, pizza. Apa mungkin karena kami tidak memiliki waktu yang cukup, untuk bisa lebih lama mencari restoran yang lain. Tapi perasaan uda dikelilingi deh, sampai sempat menggerutu karena lapar.Menurut keterangan suami dan beberapa tetangga yang sudah pernah berlibur ke Norwegia, untuk beberapa tempat di wilayah negara ini, memang lumayan susah menemukan jenis restoran dengan menu makanan yang lengkap. Artinya menu dengan beberapa pilihan. Seperti steak daging atau steak ikan. Bukan jenis makanan siap saji seperti kebab, burger dan pizza. Ada benernya sih, kalau gue bandingkan dengan restoran di kota Mora, Swedia. Cuma kota kecil, tapi restorannya lumayan banyak. Tapi ini masih menurut guelah, jangan di generalisasi. Bisa saja secara kebetulan memang kami susah menemukan restorannya.
Dari Lillehammer kami singgah ke rumah lilin bernama Loiten Lys. Ya ampun gue kalap di sini sodara sodara. Gedungnya sangat besar sampai tiga lantai. Dan isinya lilin semua! Gue nyaris kehilangan keseimbangan, untungnya cepat nyadar.
Baik bentuk maupun warna lilin semuanya menarik. Pun setiap ruangan temanya berbeda. Ada wedding party, dinner, segala bentuk cake, jenis jenis buah, shabby style, dan masih banyak lagi. Dan ditambah pula, setiap tema dilengkapi props seperti gelas kristal, bunga dan tissue bermotif. Pokoknya yang suka lilin rekomen banget deh.
Dan satu lagi, Loiten Lys pun memiliki satu ruangan khusus bertema horor. Dengan ruangan yang sengaja dibuat gelap layaknya sebuah gua, dilengkapi pernak pernik lilin berbentuk tengkorak dan props horor lainnya. Ihhh..niat banget pokoknya. Keren!
Akhirnya wisata ke Norwegia pun berakhir. Negara yang sangat meninggalkan kesan. Pemandangan alam negeri ini sungguh luar biasa. Bersih, nyaman dan sangat natural.
Suatu saat, gue pengen kembali ke bumi Norwegia. Masih banyak tempat indah yang belum gue lihat di sini. Mengunjungi tempat yang tidak ‘biasa’ itu sensansinya menjadi ‘luar biasa’.
Dan sampai waktunya kami pulang, menyadari jika kami sudah tiba di hutan Swedia. Terbukti dari jejeran pinus di sepanjang jalan. Welcome Home !!! See you in my next story.

“Tulisan ini merupakan revisi dari tulisan sebelumnya. Segala penampakan wajah gue, mohon diabaikan. Dan semua photo hanya menggunakan camera Handphone”
Salam dari Mora,
Dalarna, Swedia
“Semua foto di dalam tulisan ini merupakan dokumentasi pribadi ajheris.com”
Norway, we will come to visit you for sure, someday soon!! Just wait for us yaaa *katanya niat adalah sebagian dari doa kan yaaa haha. Jadi niat ditulisin dulu, sapa tau semesta mendukung 😅 foto dari Hp bagus2 banget Helena hasilnya. Cerah dan jernih.
LikeLiked by 1 person
Wajib Den. Aku doain someday semoga terkabul ya. Dirimu pasti suka. Aku aja liat photo2 itu kangen bgt suasananya.
LikeLike
Paling suka sama foto terakhir yg belakanganya gunung salju itu ka,bagus bgt..oh iya sptnya org tuanya rick berencana mau move ke norwegia ka,klo sdh pensiun katanya cocok utk tmp istirahat masa tua ya ka,hehehehe…
LikeLike
Iya banyak yang gt Ulfa, desa tempatku pun menjadi pilihan warga Stockholm yang sudah pensiun. Intinya menghabiskan masa tua di dekat alam.
LikeLiked by 1 person
Enak ya klo disana pensiun biar bukan PNS tetep dpt uang pensiun,klo disini harus PNS dulu baru bisa tenang dimasa tua atau klo waktu muda kita nabung buat bekal tua nanti, hehehe…
LikeLike
Iya betul. Suami aku suka nanya ttg jaminan hari tua dan kesehatan. Kalau rumah dia ga pernah nanya harus milik sendiri atau nyewa, at least ada tempat tinggal. Tp memang potongan pajak mereka juga gila gilaan tingginya. Cuma jelas alokasinya buat pelayanan publik seperti sistim dan infrastruktur tang berjalan dengan baik
LikeLike
Ya setidaknya kan kembali kekita mbak pajaknya juga gak kaya disini dihabisin sama koruptor2 itu, makanya disini yg kaya makin kaya yg miskin makin miskin.. Hehehehehe
LikeLike
Dan lagi – lagi terpesona ama foto – fotonya mba Helen.
Apalagi foto yg kiri kanan jalan dinding salju tinggi itu, emang kece topan bukan badai lagi 😀
LikeLike
Makasih Gus. Iya dinding salju itu memang takjub liatnya. Berasa di negeri tak bertuan dan tak bernama
LikeLike
iya ih mba, kece banget
LikeLike
Yaaa allah keren banget yaaa, itu kapal pesiar bisa masuk ke teluk macam itu yaaa. Aku pernah nonton film yang kayak tsunami tapi lupa nama nya
LikeLike
Iya emang wisata alamnya keren menurut aku. Mungkin di belahan bumi lain juga banyak yang indah ya, tapi sejauh yang aku pernah kunjungi, Norway bukan cuma indah, memang masih fresh banget. Ga crowded. Kapal pesiar bisa masuk karena Fjord memiliki kedalaman air seperti air laut. Jd meskipun ga luas, kapal ini bisa melewati permukaan Fjord. Makanya unik mas
LikeLike
One day I Will Go There Only God Knows The Time….
Thanks Mbak atas tulisannya tentang negara skandinavia ini… Ingin sekali kelak bisa tinggal di sana….
GOD BLESS WITH FAMILLY
LikeLike
Hi Shally, makasih ya. Semoga someday dirimu bisa ke Norway dan daratan Skandinavia yang indah. Semua berawal dan niat kan dan diamini saja ya😊😊 God bless you also
LikeLike
kok jadi ngiler sama norwegia ini kak
LikeLike
Iya Win, aku aja pengen ke Norway lagi. Wisata alamnya kecehhh menurut aku.
LikeLike
Sadiiis keceeeeh badai, ampun berasa aku ikut jalan jalan juga kesana, sepi, bersih, sejuk ahh idaman. foto dari HP aja dah keceeeeh apalagi pakai kamera.
Trus bangun bangun kayu itu perawatan nya wow banget kurasa sudah tua namun tetap terjaga.
LikeLike
Iya Ria, sadis emang. Enaknya ga crowded bgt liburan ke sini. Masih enak. Ke Norway ga perlu bawa kamera mahal alamnya uda kece hahaha.. ehhh td buka linknya lemot ga ?
LikeLiked by 1 person
Ngak tu…
Pas aku bilang meluncuuuur dari IG langsung ke blog say.
Itu lilin lilin keren itu emang sofenir nya sana ya..?keluapan mau tanya
LikeLike
Ga harus souvenir sih.. tapi memang itu seperti rumah lilin. Dijual untuk dipakai atau hanya untuk hiasan. Soalnya bentuk dan warnanya bagus2 bgt. Baguslah ga lemot buka linknya ya
LikeLiked by 1 person
Ohh walah ok ok…
Iya lancaaaar kok hehe
LikeLiked by 1 person
wuiiiih *masukinwishlist
Semoga segera bisa kesanaaa aamiiiin…
Duuuh ini fotonya keceeeeh bangeeet ❤ ❤ ❤
LikeLike
Amin semoga someday bisa melihat keindahan alam Norway ya Mel. Emang kecehhhh Mel aku aja pengen ke sana lagi
LikeLike
pemandangan’a baguuuuusssss banget mba.. serasa potongan fil harry potter sama the hobbit.. ajegile norwegia, swedeppp..
LikeLike
Iyessss mba Ratna. Aji gile emang bagus bangettt alamnya 😉😉
LikeLike
Nice post
LikeLike
Thank you 🙂
LikeLike
Indahnya tak terperi! persis gambar kartu pos yang aku dapatkan huhuhuhu MUPENG!
LikeLike
Iya Omdut, sungguh tak terperi memang 😂😂😂 cakep topan bukan badai lagi
LikeLiked by 1 person