Konser Besar “The Royal Stockholm Philharmonic Orchestra”

Gue suka musik. Dan sampai sekarang pun masih. Hanya tidak semaniak ketika berumur duapuluhan. Dulu, tidak pernah ketinggalan mantengin MTV, dengerin top 40, pokoknya lumayan taulah soal musik dan lagu hits. Kalau sekarang sudah banyak ketinggalan, paling taunya cuma satu dua. Ahhh waktu dan keadaan ternyata mampu merubah hobby gue. Walaupun musik tidaklah sebatas umur, yang jelas gue mulai tua. Selera musiknya mulai kendor.

FullSizeRender (10).jpg

Terkecuali terhadap jenis musik yang satu ini. Musik yang selalu dipasang mendiang bokap dan terbiasa gue dengar sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Yaaaiiiii………. Musik Klasik!

Mungkin bagi sebagian kalangan, musik klasik adalah musik aneh sekaligus membosankan. Atau musik dari planet antah brantah. Ini nyata kok, ketika dulu teman gue terheran heran, di usia terbilang muda, gue sudah memiliki koleksi kaset Wolfgang Amadeus Mozart, Bethoven, Antonio Vivaldi, Johans Strauss, Chopin, Handel, The Mormon Tabernacle. Belum lagi kalau mampir ke toko dan membeli Compact Disc (baca jaman dulu belinya), kadang pegawai toko masih saja memperlihatkan mimik ternganga *Ga sampai ternganga deng, paling keningnya berkerut*. Kenapa ya?

FullSizeRender.jpg

Mungkin di benak mereka, tampang tua, serius, ubanan, berkacamata minus, lebih pantas menjadi penggemar musik yang satu ini. Meskipun di sisi lain, sudah mulai banyak anak jaman sekarang yang diperkenalkan dan berhasil meraih prestasi di bidang musik klasik. Bahkan konon, musik klasik pun disarankan didengar ibu hamil.

Buat gue, musik klasik itu obat, terapi jiwa. Bukan musik disko, namun mampu membuat kepala, tangan dan kaki gue bergoyang. Meskipun tidak semua judul dan nama komponis musik ini gue ingat dengan baik. Buat gue, mendengar dan menikmati saja sudah cukuplah.

fullsizerender-14

Setiap melihat konser musik klasik di tv dan youtube, yang dibawakan group orchestra sekelas Viena Philmarmonic, London Philharmonic, California Philharmonic, The Mormon Taberncale (paduan suara yang tidak ada tandingannya menurut gue) dan masih banyak lagi, rasanya daya hayal gue melambung cepat. Ahhh kapan ya bisa menyaksikan secara langsung konser  Orchestra dan paduan suara sekaliber mereka. Nulisnya sampai merinding. Pengennnn mak!

img_7575
Cakep! Dulu cuma bisa melihat di TV doang.

Hingga pelan pelan, mimpi itu mulai terealisasi. Ketika tahun lalu, salah satu group musik orkestra dari Viena melakukan konser tahun baru di beberapa kota besar di Swedia, gue pun tidak mau ketinggalan. Oh my, itu saja sudah membuat gue terpana, konon pula jika melihat The New Year’s Concert of Viena Philharmonic yang fenomenal itu. Merinding disko bayanginnya. Someday semoga terwujud. Amin.

FullSizeRender (18).jpg

Dan tahun ini pun, gue berkesempatan melihat konser musik klasik dan paduan suara The Royal Stockholm Philharmonic, sebuah group orkestra besar di Swedia.  Mereka mengadakan Konser Natal Besar selama tiga hari berturut turut. Tentu saja kesempatan ini tidak boleh gue sia siakan.

Jauh hari kami sudah memboking tiket agar mendapat posisi bangku yang pas. Walaupun pada akhirnya, harus menelan kenyataan, duduk di balkon yang bukan menjadi keinginan kami. Disebabkan suami yang lupa mengklik bagian payment, alhasil sampai berhari hari, kok rasanya kami tidak menerima email balasan dan tiket pun tidak sampai ke rumah. Pas dicek baru deh ketauan gongnya. Terpaksa booking ulang lagi, dengan konsekwensi bangku yang kami pesan sebelumnya sudah dibooking orang lain.

IMG_7774.JPG

The Royal Stockholm Philharmonic Orchestra atau Kungliga Filharmonikerna, merupakan group  musik orkestra yang dibentuk sejak tahun 1902 dan berbasis di Stockholm, Swedia. Tepatnya di Stockholm Concert Hall ( Stockholms Konserthus).

Di gedung utama inilah The Royal Stockholm Philharmonic Orchestra mengadakan konser konser besar mereka. Bahkan ceremony pemberian Nobel Prize yang terkenal itu, pun dilangsungkan di gedung ini. Tidak terkecuali dengan konser bertajuk Stora Julkonsert (The Big Concert) yang kami hadiri beberapa waktu lalu, juga dilangsungkan di Stockholm Concert Hall.

Selain sukses merilis album, The Royal Stockholm Philharmonic Orchestra juga dikenal sebagai group orkestra, yang selalu dipercaya mengisi alunan musik acara Nobel Prize dan Polar Prize Music Celebration.

FullSizeRender (16).jpg
Bagian Balkon yang tidak jadi diduduki. Hahaha
fullsizerender-15
Gue foto sebelum konser dimulai
FullSizeRender (13).jpg
Balkon 

Konser dimulai tepat pukul 6 sore. Dibuka dengan penampilan seorang pria bersuara baritone. Disusul lagu Jingle Bells yang dibawakan paduan suara secara kompak dan ceria.

Demikian seterusnya, satu demi satu lagu dan musik dimainkan dengan baik. Konser dimeriahkan oleh dua orang penyanyi opera, dan satu penyanyi bersuara pop. Konser malam itu merupakan perpaduan musik natal klasik dan modern. Dikemas dengan gabungan musik slow dan ceria. Sound systemnya juga bagus. Gue seolah tak henti berdecak kagum. Mungkin karena mendengar dan melihat secara langsung, sensasinya itu sangat sangat jelas berbeda. Terdengar sangat asik. Ahh menyenangkanlah.

FullSizeRender (12).jpg
Gedung Stockholm Cocert Hall (Stockholms Koserthus)

Meskipun ada beberapa bagian musik dan lagu yang kedengarannya kurang menyatu, masing masing pemain musik, paduan suara dan singers saling menonjolkan suaranya agar terdengar lebih kuat, yang akhirnya terdengar kurang kompak. Halah! pengamat abal abal sok tau banget deh. Hahahhaa.

img_7573
Di dalam Stockholm Concert Hall. Bagus ya. Pemberian Nobel Prize juga diadakan di sini

Satu hal  yang membuat konser menjadi sedikit terganggu, terlalu banyak diselipi perfomance hostnya. Hampir sebagian besar setelah lagu dan musik selesai, si bapak host selalu  muncul. Alangkah lebih baik, mendengar konser tanpa ada embel embel seperti ini. Kalau pun harus muncul, ya durasinya jangan terlalu sering. Terlalu banyak bicara di sebuah konser musik rasanya kok ya garing banget. Kan bukan panggung comedy. Buat gue sih kurang asik. Atau mungkin karena gue terlalu bersemangat mendengar alunan musik dan paduan suara berikutnya, sehingga penampilan si host ini menggangu gue banget.

fullsizerender-11
Suka banget dengan pilar pilar tinggi berhiaskan lampu ini. Plus patung dengan beragam ekspresi. Klasik banget

Tapi secara keseluruhan, konser sukses menghibur gue. Kurang lama rasanya. Semoga kelak, jika Tuhan mengijinkan, kami diberi kesempatan melihat paduan suara The Mormon Tabernacle dan Viena Philharmonic Orchestra yang legendaris itu. Sekali lagi Amin!

Berikut di bawah ini adalah link video yang gue unggah di instagram. Untuk lebih jelasnya lagi, performance The Royal Stockholm Philharmonic Orchestra bisa dilihat di youtube

https://instagram.com/p/BOJp1_7FwaQ/

https://instagram.com/p/BOIiAHqFJn8/

https://instagram.com/p/BOIjmK-ls9X/

Oh ya, kalau kalian suka musik klasik ga sih?

Salam dari Mora,

Dalarna, Swedia.

“Semua foto di dalam tulisan ini, merupakan dokumentasi pribadi ajheris.com. Dilarang menggunakan tanpa persetujuan dari yang bersangkutan”

IMG_7600.JPG
Sehabis konser, sepetik di depan Concert Hall 🙂

 

8 Comments

  1. Horas hasian…selamat natal ya…ndak tau mau ngucapinnya dimana, dipostingan ini aja ya 🙂
    Sehat-sehat disana bersama hubby ya..

    Aku belum pernah nonton konser seumur-umur…belum menemukan feelnya, takutnya malah ngantuk pas dengerin alunan musiknya :D..tapi pengen sih satu hari nyobain 🙂

    Like

    1. Horas juga hasian! Selamat Natal buatmu dan suami. Doa yang sama buat kalian ya 😊. Terkait musik betul sekali, harus dapat dolo feelnya. Apalagi musik klasik. Diserang bosan malah. Tp ga ada salahnya dicoba. Mauliate ya

      Like

  2. Gara-gara pas mahasiswa kecemplung di paduan suara,aku jadi suka musik2 yang agak2 jadul aka klasik. Rasanya lebih everlasting tak lekang dimakan jaman 😊

    Like

  3. Gedungnya besar banget ya. Aku suka banget sama musik klasik. Mungkin karena dulu zaman Smp ngikuti extranya musik. Tapi Kalo duduk manis dengerin gitu kayaknya nggak bisa, aku suka ketiduran. #hahaha.. #ngaku2sukaklasik

    Like

    1. Hahaha, tagarnya bikin aku ngakak. Uda pernah nonton konsernya langsung? Beneran ngantuk? Kalau aku memang menikmati sih. Mendengar langsung itu menurutku sensasi sekali

      Like

Leave a comment