Menjelang Hari Lucia atau Lucia Day, toko bakery maupun supermarket di Swedia mulai banyak menjajakan satu jenis roti, yang bisa dibilang tidak setiap saat bisa ditemukan. Roti musiman ini hanya muncul di sekitar bulan November sampai hari Lucia Day tiba di bulan Desember. Roti yang dikenal dengan sebutan Lusekatt (Lucia Cat) atau Lussebulle. Kenapa sampai diberi nama Lussekat (Lucia Cat), gue juga ga ngerti. Apa hubungannya dengan kucing. Mungkin ada cerita dibalik nama tersebut? Entahlah, sampai sekarang gue belum menemukan jawabannya.

Lussekat memiliki bentuk dan warna yang lumayan unik. Menyerupai hutuf S atau angka 8, dengan warna kuning keemasan. Tidak hanya toko bakery, kalangan keluarga pun lumayan suka membuat sendiri roti ini di rumah.
Karena mengandung bahan rempah yang berasal dari Saffran atau saffron, membuat rasa dan aroma roti ini menjadi khas banget. Saffron merupakan jenis rempah berwarna merah, yang berasal dari putik bunga Crocus Sativus. Konon saffron di klaim sebagai rempah termahal di dunia menurut versi negara Barat. Bisa jadi bener, karena berat setengah gram bubuk saffron bisa dihargai 20 Sek atau sekitar 30 ribu rupiah. Kebayang kan, jika sekilonya bisa mencapai belasan atau puluhan juta rupiah. Untuk gambar saffron bisa cek di Google ya.
Saffron akan berubah warna menjadi kuning ketika dicampur dengan bahan makanan lain. Hal ini disebabkan karena rempah ini mengandung zat pewarna alami yang disebut Crocin, yang membuat makanan menjadi kuning keemasan. Seperti Roti di bawah ini contohnya, warna kuningnya berasal dari saffron. Konon, aroma dan warna safron yang mahal inilah, yang membuat roti Lucia menjadi terkenal.


Bagaimana dengan rasanya? kalau pertanyaan ini ditujukan ke gue, pasti gue jawab kurang enak! Menurut gue, rasa dan aromanya sedikit aneh. Bau obat. Hahahha. Tapi jika ditanya ke sebagian besar warga Swedia (terutama warga lokalnya), Lussekat bisa menjadi salah satu roti yang lezat dan harum. Beda selera.
Roti sobek sepertinya lebih bersahabat di lidah gue. Tapi gue punya cara sendiri untuk bisa menikmati Lussekat. Makannya gue campur ice cream. Dan lumayan cocok. Jadi aroma saffronnya tidak begitu tajam. Seperti makan es krim kampung jaman doloe. Pakai roti. Hahahahha.
Wokehhhh…see you in my next story
Salam dari Mora,
Dalarna, Swedia.
“Semua foto di dalam tulisan ini merupakan dokumentasi pribadi ajheris.com. Dilarang menggunakan tanpa seijin yang bersangkutan”
Karbohidrat..kenyang…hehehe
LikeLike
Hahaha…apalagi pake ice cream ya makannya
LikeLike
Setahu aku, salah satu legenda dibalik nama Lussekatt adalah Lucifer’s cat.
LikeLike
Oh ya.. aku baru tau nih. Tar cb cari tau lagi kisahnya. Thank you mba infonya 😊
LikeLike
Pernah liat waktu mamanya rick bikin itu roti ka 🙂🙂 tapi emang kayanya lbh milih roti sobek ka banyak rasanya,hehehehe
LikeLike
Iya enakan roti sobek hahahaha. Iya mendiang mertua dolo suka juga buat ini. Suami malah ngajakin buat roti ini. Tapi kok malas gue 😬
LikeLike
Wah klo aku sih pasti suka bgt deh bereksperimen bikin dan coba” ka, tapi bahan kue disana mahal apa murah ya?
LikeLike
kak pas di hari lucia harus pake baju putih gk sih?
btw sepintas rotinya mirip kayak roti di Indonesia kak yang kismis
LikeLike
Ga kok, cuma kalau pas konser Lucia semua peserta paduan suara wajib pakai baju putih. Iya kaya roti kismis ya hahaha
LikeLike
iya kak familiar hehhe tp kayaknya beda rasa kali ya kak
LikeLike
Menurut aku beda bgt. Karena Lussekat ini ada campuran saffron itu. Jadi aromanya khas bagt. Beda ama roti pandanlah hahaha
LikeLike
kayak nya aku pernah liat yang beginian, btw lidah nya masih roti sobek banget yaaa hahaha
LikeLike
Bentuknya memang kaya roti biasa dan kismisnya itu memgingatkan pada roti kismis 😂😂😂
LikeLike