Warna Warni Musim Gugur

Ketika gue menulis tulisan ini suhu udara di tempat gue berkisar 4 derajat celcius. Lumayan dingin. Mendung, dan matahari tidak kelihatan. Mengakibatkan rawan malas. Bukan karena dinginnya sih, ini bisa di atasi dengan heaterlah. Tapi memang gue kurang suka suasana mendung. Apalagi nanti menjelang winter sampai real winter, yang gelapnya ampun ampunan. Ngebayangin uda migran mendadak.

IMG_9534.JPG

Meskipun temperature udara sudah mulai dingin, tapi di sisi lain musim gugur lumayan nyenengin. Mungkin karena suhu tidak sedingin atau se-ekstrem musim dingin. Bagi sebagian kalangan termasuk gue, musim gugur adalah saat yang lumayan tepat untuk tampil fashionable. Memakai coat, boots dan syal dengan warna warna khas autum. Modelnya memang terlihat lebih kece dibandingkan pakaian musim dingin. Apalagi bahan bahannya masih terbilang tidak terlalu tebal. Nenteng di badan masih enak. Bahkan berjalan dengan boots bertumit pun, masih lumayan nyaman di musim ini. Sekalipun dipakai berjalan jauh.

img_9481-1
Photography
IMG_9502.JPG
Photography
img_9489
Photography

Tidak sedikit orang yang memakai coat dengan syal tebal, menutupi leher bahkan sampai mendekati dagu meskipun sebenarnya suhu belum dingin dingin amat. Tapi seperti yang gue bilang tadi semua itu adalah bagian dari totalitas mereka untuk mengexplore outfitt agar terlihat modis. Dan memang menyenangkan sih ngelihatnya. Apalagi tau sendiri kan badan bule lumayan proporsional. Jadi meskipun bukan model tetap terlihat menarik. Berjalan (baca jalannya cepat) mengenakan coat, boots dan syal berwarna hitam lengkap dengan aksesoris topi di kepala. Buat gue itu keren. Tapi kalau gue yang pakai, kok terlihat tidak maksimal ya. Mungkin karena gue terlalu smekot (semeter kotor). Ditambah lagi badan gemuk. Sempurnalah kacaunya. Tapi begitu pun masih doyan aja minta difotoin suami. Ya sudahlah. Yang penting eksisnya dulu. Bagus engganya belakangan.

Tidak hanya fashion, musim gugur pun menjadi cantik dengan warna warninya. Mulai dari kuning terang, kuning kecoklatan, merah dan orange. Dan mereka pun terlihat sangat indah ketika berkolaborasi memamerkan warnanya.

img_9514
Taken by me
img_9662
Menguning
IMG_9497.JPG
Kolaborasi warna musim gugur
img_9492
Musim gugur di hutan

Jika menyebut musim gugur yang teringat pasti daun Maple. Daun yang bisa dibilang menjadi simbol autumn. Sampai instagram pun penuh dengan daun ini sebagai props foto. Jika gue bandingkan dengan daun lain, Maple memiliki daun dengan bentuk dan ukuran yang lebih besar. Warnanya juga ngejreng. Jadi wajar terlihat lebih menarik. Apalagi ketika berguguran di atas tanah jelas sekali tumpukan daunnya.

img_9470
Daun Maple
IMG_9506.JPG
Cantik
IMG_9469.JPG
Daun Maple
IMG_9251.JPG
Pohon Maple
IMG_9508.JPG
Pohon Maple dan daunnya yang berguguran
img_9538
Satu helai, tapi cantik

Bagi yang hobby photography termasuk gue, musim gugur adalah waktunya hunting foto. Autumn itu fotogenic banget. Gue bahkan sengaja keliling desa untuk sekedar foto foto. Sekalian cuci mata juga.

img_9494

Ketika daun mulai menguning dan refleksinya terlihat di air danau, itu kece banget. Apalagi sewaktu berguguran (bayangin jatuhnya dengan efek slow motion). Romantis! Langsung pengen ngajak suami fine dining. Hahaha.

IMG_9495.JPG
Sebuah desa di musim gugur
img_9541
Refleksi musim gugur
img_9272
Skansen Stockholm
IMG_9504.JPG
Gue moto ini di sore hari, indah sekali

Menjelang pergantian musim biasanya alam di sekitar selalu memberi tanda. Tak terkecuali musim gugur di desa gue. Mulai dari bunga Ljung yang tumbuh liar di tengah hutan. Banyak  dan cantik. Bunga yang bisa dibilang hampir menghiasi rata rata teras rumah warga.

Bahkan sebagian besar toko bunga dan supermarket mulai banyak menjual jenis bunga yang satu ini. Lucunya penduduk desa gue tidak pernah memakai bunga Ljung yang tumbuh liar di hutan sebagai hiasan rumah. Ternyata bule juga memiliki cerita legenda. Apabila memetik dan membawa bunga Ljung pulang ke rumah akan mengalami kejadian sedih (seperti kehilangan keluarga dekat). Jadi lebih baik membeli dari toko saja. Namun terlepas dari cerita legenda tersebut, idealnya memang jangan dipetik ya. Jadi hutannya tetap kelihatan cantik .

img_9476
Bunga Ljung yang gue beli dari toko
IMG_9456.JPG
Bunga Ljung yang tumbuh liar di hutan
img_9455
Bunga Ljung yang tumbuh liar di hutan
IMG_9293.JPG
Bunga Ljung yang dijual di toko bunga. Sedikit berbeda, warna dan bentuknya lebih menarik
img_9487
Mossa (Bryophyte), setiap autum gue pasti memetik tanaman hutan ini. Biasanya gue pakai sebagai penghias keranjang atau pot berisi bunga Ljung.
img_9299
Hasil rangkaian tangan gue. Mossa (Bryophyte) gue selipin diantara bunga Ljung. Not badlah ya.
IMG_9474.JPG
Bunga Ljung
IMG_9475.JPG
Bunga Ljung 

Selain Ljung berbagai jenis jamur pun tak kalah banyak. Tumbuh liar dimana mana. Dengan warna dan bentuk yang lucu. Ukurannya mulai dari yang mungil sampai melebihi telapak tangan. Besar!

IMG_9536.JPG
Amanita Muscaria. Termasuk jenis Toadstool. Ada yang bilang Toadstool itu ya sama dengan Mushrooms, ada juga yang bilang beda jenis. Ga ngerti jugalah. Yang penting gue suka bentuknya. Salah satu jamur tercantik yang pernah gue lihat. Konon jamur ini sangat beracun. Pertama tama bentuknya seperti di gambar ini. Lalu akan melebar seperti gambar di bawah.
IMG_9521.JPG
Toadstool  Amanita Muscaria setelah melebar
IMG_9660.JPEG
Toadstool Amanita Muscaria mulai melengkung dan retak
img_9452
Jenis jamur yang lain
img_9297
Ini juga lucu banget. Numbuh di lapangan rumput yang bersih. Berbaris rapi dan cenderung bertumpuk tumpuk. Jadi gampang banget melihat tumpukannya diantara warna rumput yang hijau 
img_9464
Cakep ya. Kaya jamur di buku cerita

Tanda tanda lain yang lebih berasa adalah temperatur udara perlahan mulai menurun. Kabut tebal mulai sering menghiasi pagi hari. Unggas liar yang biasanya ramai di tepi danau tidak kelihatan lagi. Dan puncaknya daun daun mulai menguning.

IMG_9524.JPG
Di saat kabut tebal 

Ketika musim gugur benar benar tiba, temperatur udara dipastikan di bawah 10 derajat celcius. Daun daun tidak lagi sekedar berwarna kuning tapi sudah berubah kecoklatan dan perlahan lahan gugur meninggalkan rumah sementaranya. Batang dan ranting pohon pun kembali hidup tanpa helai daun.

IMG_9509.JPG
The Birches 
img_9520-2
Freezing
img_9512
Freezing. Kalau keadaan sudah begini, biasanya daun daun uda pada rontok semua. tinggal dikit yang nempel di ranting

Tipikal musim gugur di desa gue lumayan nyentrik. Menjelang malam sampai pagi hari, suhu bisa berada di bawah nol derajat celcius. Mencapai minus 7. Akibatnya rumput di sekitar rumah terlihat putih. Bukan karena salju ya, tapi embun yang membeku. Bahkan sisa tanaman di halaman pun seperti memiliki batu permata putih di permukaannya. Frozen!

IMG_9519.JPG
Freezing. Dan uap air di atas danau pun muncul ketika matahari mulai bersinar cerah. 
IMG_9323.JPG
Mawar di halaman gue. Membeku
img_9533
We’re freezing!!

IMG_9661.JPG

Biasanya kalau sudah begini kabut tebal akan menghiasi permukaan danau di sebelah rumah. Dan menjelang pukul 10 pagi berujung pada munculnya matahari dengan sinar yang sangat  cerah. Dan suhu pun kembali naik berkisar 5 sampai 7 derajat celcius. Terus terang gue lebih suka keadaan yang begini. Ngedropnya itu pas gue lagi tidur. Besoknya cuaca sudah cerah kembali.  Tapi kejadian seperti ini tidak terus menerus sih. 

IMG_9482.JPG
Matahari  akan terbit sangat cerah apabila di waktu  malam  sampai pagi subuh, temperatur udara  mencapai minus derajat celcius
img_9465
Desa gue di musim gugur

Semua musim cantik. Buat gue….merasakan hidup di negara empat musim berasa tidak monoton. Ada perubahan yang suka atau tidak harus dijalani. Bahkan malah ditunggu.

Dan lagi hobby photography sangat membantu mengusir kejenuhan. Semua terlihat menjadi menarik jika harus dihubungkan dengan hobby yang satu ini. Pun ketika menuangkannya dalam bentuk ocehan di blog yang sederhana ini. Semoga kalian suka membacanya.

Berikut beberapa foto musim gugur :

IMG_9751.JPG
Just taken by me
IMG_9507.JPG
Taken by me
img_9310
Landscape sebuah desa tidak jauh dari tempat tinggal gue
IMG_9309.JPG
Landscape musim gugur dari sebuah capel di atas bukit.
IMG_9343.JPG
Foto ini gue ambil menjelang musim gugur. Lagi olahraga sore. Kaya lukisan ya
IMG_9342.JPG
Masih dari tempat yang sama. Kece maksimal ya. Suka banget lihat ketenangan airnya. Warna autumnnya belum terlalu kelihatan. Karena selain berkabut, daun daun juga belum total berubah warna

img_9480

Note: Semua foto di dalam tulisan ini adalah dokumentasi pribadi ajheris.com. 

Salam dari Mora,

Dalarna, Swedia

See you in my next story

 

20 Comments

  1. Helene!!! Wah Baca Blog mu seru dan bisa sambil cuci mata ya! Iya memang sejak Aku Hoby motret jadi ngga bete kalau Musim berganti malah secara diam-diam ikke menunggu Musim Gugur yg memang fotogenic! Anyway di AUSTRIA Daun2 Blm begitu berwarna-warni spt ditempatmu tapi biasanya cepet sih kalau Temperatur ngedrop dimalam Hari beberapa Hari saja semua akan so colorfull – i wish US happy hunting yoooo ✌️️✌️️✌️️

    Like

    1. Makasih mba. Iya tempat aku memang agak horor. Malah sudah banyak yang gundul daunnya. Iyes mba, foto foto itu nyenengin. Apalagi aku kan di desa kecil. Lumayan membuang rasa jenuh

      Like

  2. Helena, tempat tinggalmu ini bener2 desa ya. Kerasa suasanya desanya. Ditambah lagi dengan warna warni daun, makin indah aja. Suka lihat hasil foto2mu yg kereenn. Kamu pakai kamera apa ini Helena kalau boleh tau?

    Like

    1. Iya Den. Desa abis dan sepiiiii. Cuma dibawa enak ajalah. Sejauh ini aku enjoy sih. Aku pake Canon EOS 70 D. Lensa Canon 24-105 canon juga. Belum yang full frame sih hahahha.

      Like

  3. Keren banget, gemezz banget liatnya mbak.. Kl dibilang cantik mah gak , tp ini sangat amat cantik banget mbak.. 😂😂 liatnya aja seneng apalg kyk mbak helena yg ngrasain pasti lebih seneng ya tinggal dsna… Beruntungnya diriu mbak.. 😂😂

    Like

  4. Hai mba helena, salam kenal…saya baru follow blog mba, dan semua postingannya sudah saya baca,,, sampe dari rumah yang dulu… (masih wordpress).
    Postingannya bagus dan foto2nya top banget.. 🙂

    Like

Leave a comment